Astronomi Kemajuan Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

5. Al-Battani Albatenius, bapak Ilmu Astronomi, menemukan bahwa garis bujur terjauh matahari mengalami peningkatan sebesar 16,47 derajat sejak perhitungan yang dilakukan oleh Ptolemy. Ini membuahkan penemuan yang penting mengenai gerak lengkung matahari. Al-Battani juga menentukan secara akurat kemiringan ekliptik, panjangnya musim, dan orbit matahari, Iapun berhasil menemukan orbit bulan dan planet dan menetapkan teori baru untuk menentukan sebuah kondisi kemungkinan terlihatnya bulan baru. Ini terkait dengan pergantian dari satu bulan ke bulan lainnya. Hasil penelitiannya, Kitab al-Zij diterjemahkan oleh Plato dari Tivoli ke dalam bahasa Latin pada abad ke-12 dengan judul De Scienta Stellerum De Numeris Stellerum et Motibus. Terjemahan tertua itu masih ada di Vatikan. Terjemahan bukunya keluar tahun 1116, sedangkan edisi cetaknya beredar tahun 1537 dan tahun 1645. 6. Al-Biruni menulis karya besar bidang Astronomi, Masudic Canon yang didedikasikan kepada putra Mahmud, yaitu Ma’sud. Al-Biruni juga banyak menulis buku astrologi, yaitu The Elements of Astrology. Pada tahun 1031, dia merampungkan ensiklopedia astronomi yang sangat panjang, Al- Qanun Al-Mas’udi. Al-Biruni berpendapat bahwa galaksi Bima Sakti adalah kumpulan sejumlah bintang. Dia merupakan ilmuwan yang pertama kali membedakan istilah astronomi dengan astrologi. 7. Nasiruddin At-Thusi, 1201 – 1274 M , berhasil membuat table pergerakan planet yang akurat. Kontribusi lainnya yang amat penting bagi perkembangan astronomi adalah kitab Zij-Ilkhani yang ditulis dalam bahasa Persia dan diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Kitab itu disusun stelah 12 tahun memimpin observatorium Maragha. Selain itu Nasiruddin juga berhasil menulis kitab terkemuka lainnya yang berjudul At-Tadhkira fi’ilm Al-hay’a Memoar Astronomi. Nasiruddin mampu memodifikasi model semesta apisiklus Ptolomeus dengan prinsip-prinsip mekanika untuk menjaga keseragaman rotasi benda-benda langit. Nasiruddin meningal dunia pada tahun 672 H 1274 M di kota Baghdad, yang pada saat itu di bawah pemrintahan Abaqa Pengganti Hulagu. Pada masa Dinasti Abbasiyah, kajian sejarah masih terfokus pada tokoh atau peristiwa tertentu misalnya, sejarah hidup Nabi Muhammad SAW. Minat terhadap kajian sejarah sangat besar dan mendapat dukungan dari khalifah. Ilmuwan dalam bidang sejarah pada masa Abbasiyah diantaranya adalah Muhammad bin Ishaq bin Yasar, lebih dikenal sebagai Ibnu Ishaq, sejarawan muslim pertama, lahir pada tahun 85H 704 M dan meninggal pada tahun 151 H 768 M. Dialah yang pertama kali menulis Sirah al- Nabawiyah lil Ibn Ishaq yang merupakan biografi Rasulullah pertama yang paling komprehensif. Kemudian disunting oleh muridnya Ibn Hisyam w.230 H845 M menjadi Sirah al-Nabawiyah lil Hisyam. Muhammad Ibnu Saad , w.230 H845 M yang menulis karya al-Thabaqat al-Kubra 8 jilid berkata tentang Ibnu Ishaq, Ia merupakan yang pertama mengumpulkan sejumlah ekspedisi dari Utusan Allah Muhammad dan mencatatnya. 95

5. Sejarah

Al-Biruni juga disebut sejarawan masa Abbasiyah, dia telah menulis buku sejarah yang berjudul Chronology. 96