Rencana Aksiku LEBIH DEKAT DENGAN ULAMA DINASTI ABBASIYAH

martabat bangsa 6 Untuk Agama Ilmu menambah ketaqwaan dan menegakkan kebesaran agama Banyak berbuat kebaikan dan bermanfaat 7 Dst… Tugas Kelompok 1. Buatlah pohon Ilmuwan Bani Abbasiyah di karton dan tempel di mading kelas 2. Buatlah Pohon Ulama Bani Abbasiyah di Karton dan temple di mading kelas Bani Abbasiyah adalah kekhalifahan kedua Islam yang berkuasa di Baghdad. Kekhalifahan ini berkembang pesat dan menjadikan dunia Islam sebagai pusat pengetahuan dengan menerjemahkan dan melanjutkan tradisi 76 Ibrah Adapun Ibrah yang dapat kita ambil dari Mengenal Lebih Dekat Ilmuwan dan Ulama Masa Abbasiyah adalah:  Aku bersyukur menjadi bagian dari umat muslim  Aku Bangga dunia muslim sejak zaman dahulu telah memilki ilmuwan dan ulama genius.  Aku kagum mengetahui denngan jelas bahwa ilmuwan dan ulama muslim telah memberikan kontribusi yang luar biasa bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan khazanah keagamaan sejak zaman dahulu sampai sekarang.  Aku sadar bahwa kesungguhan, keuletan, kegigihan dalam belajar akan menjadikan kita orang berilmu dan bermanfaat  Memberikan inspirasi bahwa riset-riset yang melahirkan penemuan- penemuan baru dalam berbagai bidang illmu akan merubah dan membawa suatu bangsa menuju zaman keemasan.  Aku bangga memiliki tokoh identifikasi ilmuwan dan ulama muslim yang sangat cemerlang.  Aku bangga memilki role model ilmuwan-ilmuwan dan ulama-ulama muslim yang genius. Mutiara Hukmah Niscaya Allah akan meninggikan beberapa derajat orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat QS. Al-Mujadalah :11 Rangkuma n keilmuan Yunani dan Persia. Periode Abbasiyah adalah era baru dengan simbol kemajuan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan dengan berbagai bidangnya, termasuk science, tingginya peradaban, dan kultur pada zaman ini bukan hanya identik dengan ke-emasan Islam saja melainkan era ini mengukur dengan gemilang kemajuan peradaban dunia. Kemajuan ilmu pengetahuan diawali dengan penerjemahan naskah- naskah asing terutama yang berbahasa Yunani kedalam bahasa Arab, pendirian pusat pengembangan ilmu dan perpustakaan Bait al-Hikmah, dan terbentuknya mazhab-mazhab ilmu pengetahuan dan keagamaan sebagai buah dari kebebasan berpikir Bait al-Hikmah menjelma sebagai pusat kegiatan intelektual yang tidak tertandingi dimana penelitian ilmu-ilmu sosial maupun sains, meliputi metematika, astronomi, kedokteran, kimia, zoologi, geografi dan lain-lain dilakukan. Melalui lembaga ini pula berbagai buku penting ummahat al-kutub warisan peradaban pra-Islam Persia, India dan Yunani diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, seperti buku-buku Pythagoras , Plato , Aristoteles, Hippocrates , Euclid , Plotinus , Galen , Sushruta , Charaka , Aryabhata maupun Brahmagupta. Tidak heran Philip K. Hitti, ahli sejarah Arab menyatakan bahwa Bait al-Hikmah merupakan lembaga keilmuan paling penting yang pernah dibangun peradaban manusia setelah Perpustakaan Alexandria yang didirikan sekitar paruh pertama abad ketiga sebelum Masehi. Dengan gerakan penerjemahan ini Baghdad menjadi sebuah kota yang mengoleksi berbagai karya keilmuan yang sangat agung. Dinasti Bani Abasyiah, yang berkuasa lebih dari lima abad, sejak 132- 656 H750-1258 M, merupakan dinasti Islam yang memberikan sumbangan besar bagi kegemilangan peradaban Islam khususnya dan peradaban dunia umumnya. Dengan dukungan para khalifah yang memiliki kecintaan dan perhatian besar bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan peradaban, melahirkan banyak ilmuan dan para ulama cemerlang yang karya-karyanya abadi sepanjang sejarah sekaligus membuktikan bahwa peradaban dan kebudayaan Islam memberi sumbangan besar bagi peradaban dunia. Diantara para ilmuwan, antara lain, Jabir bin Hayyan, Al-Khawarizmi, Ibnu Sina, dan, Ibnu Miskawaih. Sedangkan para ulama yang pandangan-pandangan keagamaannya menjadi rujukan umat muslimin di seluruh dunia antara lain ulama kutubussittah, empat imam Madzhab dan mufassirin sekaligus sejarawan seperti At-Tabari dan Ibnu Katsir. 77 Al-Khazin : Bendaharawan Al-Muwatta : Kitab Hadist karangan Imam Malik yang membahas tentang hukum-hukum Islam Al-Qanun Fi Al- Tibb : Karya monumental Ibnu Sina dalam bidang kedokteran yang menjadi rujukan ilmu kedokteran dunia, termasuk Barat. Diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris berjudul Materia Medic. Al –Umm : Karangan Imam Syafei’i tentang Fiqh Ar- Risalah : Karangan Imam Syafi’i tentang ushul fiqh Matan : Isikalimat dari Hadist sabda Nabi Muhammad Fuad Abdul Baqi : penulis Mu’jam Al-Mufahras li Alfaz Alquran Indeks Alquran. Philip K. Hitti, : Ahli sejarah Arab Rawi : Orang yang meriwayatkan Hadist-hadist Rasul Sanad : Orang yang menerimamendengar Hadist dari Nabi dan menceritakannya kepada orang lain Thabaqaat asy- Syafi’iyyah : Biografi Imam asy-Syafi’i, karangan Ibnu Katsir Tarikh ar-Rusul wa al-Muluk : Karangan Ibnu Jarir At-Tabari berisi sejarah Para Rasul dan Raja , dikenal sebagai Tarikh at-Tabari Urf : Adat kebiasaan orang muslim dalam suatu masalah tertentu yang tidak ada nashnya dalam Al Quran, Sunnah dan belum ada prakteknya pada masa sahabat. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas 1. Setujukah kalian bahwa ilmuwan memiliki peranan besar dalam kemajuan Dinasti Abbasiyah? ………………………………………………………………………………… 2. Bandingkan peran ilmuwan dan ulama dalam membangun kejayaan Dinasti Abbasiyah dengan ilmuwan dan ulama masa sekarang ………………………………………………………………………………… 3. Simpulkan peranan ilmuwan dan ulama dalam membangun kejayaan Dinasti Bani Abbasiyah ………………………………………………………………………………… 4. Terangkan biografi salah seorang ilmuwan yang kalian kagumi masa Dinasti Abbasiyah ………………………………………………………………………………… 5. Berikan interpretasimu tentang Al-Ghazali 78 GLOSARIUM Uji Kompetensi ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, 79 BAB 3 PERADABAN EMAS DINASTI ABBASIYAH Kompetensi Inti KI : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya K2 : Meghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli toleransi, gotong royong, santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya K3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata K4 : Mengolah, menyaji dan menalar dalam ranah konkret menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi dan membuat dan ranah abstrak menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang semua dalam sudut pandangteori Kompetensi Dasar 2.2 Menghargai nilai-nilai ajaran dari perkembangan kebudayaanperadaban Islam pada masa Dinasti Abbasiyah untuk masa kini dan yang akan datang. 3.2 Memahami perkembangan kebudayaan peradaban Islam pada masa Dinasti Abbasiyah. 4.3 Menunjukkan contoh keindahan kota Baghdad sebagai wujud kemajuan budaya di masa Dinasti Abbasiyah. Tujuan Pembelajaran Setelah proses mengamati, menanya, mengeksplorasi dan mengkomunikasikan, peserta didik mampu: 1. Menghargai nilai-nilai ajaran dari perkembangan kebudayaan peradaban Islam pada masa Dinasti Abbasiyah untuk masa kini dan yang akan datang. 2. Memahami perkembangan kebudayaan peradaban Islam pada masaDinasti Abbasiyah. 3. Menunjukkan contoh keindahan kota Baghdad sebagai wujud kemajuan budaya di masa Dinasti Abbasiyah. 80 PETA KONSEP P E R A D A B A N E M A S D IN A S T I A B B A S IY A H Kemajuan Administrasi Pemerintahan, Militer dan Kebijakan Politik Kemajuan Ekonomi, Sosial dan Budaya Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kemajuan Ilmu-Ilmu Agama Kemajuan Seni Kesusateraan dan Arsitektur Kemajuan Pendidikan dan Perpustakaan PROSES PEMBELAJARAN Amati gambar, bangun imajinasi dan berikan tanggapanmu Bayt Hikmah modern di Baghdad Sumber:www.republika.co.id Masjid Ibnu Thulun, di Mesir id.wikipedia.org 81 Secara umum pembelajaran pada kegiatan inti dilakukan dengan pendekatan saintifik mengamati, menanya, mencobamenggali data, menalar, mengkomunikasikan, hubungan antar fenomena, refleksi dan rencana aksi. Kota Baghdad Masa Abbasiah Sumber gambar: www.republika.co.id Masjid Jami’ di Isfahan masa Dinasti Abbasiyah http:belajardesaindanarsitektur.blogspot.com Bagunan Kota Samara Sumber: www. Republika.co.id Peradaban Emas Dinasti Abbasiyah 1. Pengamatanku Setelah kalian mengamati gambar-gambar, muncul imajinasi berbagai peristiwa. Pertanyaan apa yang muncul dari pikiran kalian tentang gambar- gambar tersebut? Ada beberapa pertanyaan yang perlu kalian renungkan sebagai berikut. Daftarlah sejumlah pertanyaan dengan menggunakan apa, mengapa, bagaimana, dan bagaimana jika. No . Tentang Pertanyaan 1 Mengapa Mengapa kita perlu mempelajari perkembangan kebudayaanperadaban Dinasti Abbasiyah? 2 Apa Apa tujuan mempelajari perkembangan kebudayaanperadaban Dinasti Abbasiyah? 3 Apa Meliputi bidang apa saja perkembangan kebudayaanperadaban Dinasti Abbasiyah? 4 Apa Apa manfaat mempelajari bidang-bidang perkembangan kebudayaanperadaban untuk masa lalu untuk kehidupan sekarang? 4 Apakah Apakah kita perlu menjaga peninggalan kebudayaanperadaban masa Abbasiyah? 5 Perkembangan kebudayaanperadaban pada masa Dinasti Abbasiyah mengalami masa keemasan dan dikenang sebagai masa golden age atau peradaban emas kebudayaan dan peradaban Islam. Diantara kemajuan- kemajuan- tersebut meliputi berbagai bidang, meliputi hampir seluruh aspek kehidupan mulai dari kemajuan di bidang politik dan pemerintahan, kemajuan di bidang sosial budaya, kemajuan ekonomi dan pertanian, kemajuan pengetahun dan teknologi dan kemajuan ilmu-ilmu keagamaan. Kemajuan-kemajuan 82

2. Bertanya

3. Wawasanku Tentu kalian ingin lebih jelas dan detil memahami bagaimana perkembangan kebudayaan. peradaban Dinasti Bani Abbasiyah dan meliputi kemajuan dibidang apa saja.. Untuk memahaminya dengan lebih jelas dan detil baca dan pahami uraian berikut: tersebut melahirkan berbagai bentuk-bentuk wujud kebudayaan yang kemudian menjadi bukti pencapaian kemajuan kebudayaanperadaban Islam. Untuk lebih jelas, berikut uraiannya. Agar semua kebijakan pemerintahan berjalan dengan baik dan lancar, kekhalifahan Dinasti Abbasiyah memperbaharui administrasi pemerintahan, sistem politik dan tatanan kemiliteran. Kalifah Al- Mansur, melakukan perbaikan administrasi pemerintahan guna meningkatkan pelayanan publik melalui sistem koordinasi dan kerja sama lintas sektoral, misalnya kerjasama antara Qadhi dengan polisi rahasia, dewan pajak dan kepala jawatan pos. Khalifah Al-Mahdi, membuat dewan korespondensikearsipan dewan at-tawqi yang menangani surat menyurat dan ketetapan khalifah, dewan pengawas dewan az-zimani, dewan penyelidik kekuasaan, depertemen kepolisian dan pos, dan pengadilan tingkat tinggi. Khalifah Harun Ar-Rasyid melengkapi dengan melakukan perbaikan pengelolaan Baitul Maal untuk kepentingan masyarakat yang membutuhkan. Pada masanya juga membentuk departemen pertahanan dan keamanan, disebut diwanul jundi untuk mengatur organisasi militer dan berbagai hal yang berkaitan dengan kemiliteran dan pertahanan keamanan. Organisasi militer terdiri dari pengawal khalifah haras, pasukan tetap jund, pasukan sukarela thawwi’ah, dan pasukan reguler yang terdiri dari pasukan infanteri harbiyyah, pasukan pemanah ramiyah, dan pasukan kavaleri fursan. Semua pasukan ini didominasi oleh orang-orang Persia, bukan bangsa Arab. Ada juga dari para relawan yang direkrut dari orang Badui, para petani, dan orang kota melalui disiplin tinggi dan pelatihan militer. Karenanya pada masa Ar-Rasyid kekuatan militernya sangat dikagumi dan disegani, menjadikan wilayah kekuasaan Dinasti Abbasiyah membentang dari Afrika Utara sampai Hindukush, India. Afrika disebelah barat gurun Libya bersama dengan Sisilia, Mesir, Suriah, palestina, Hijaz dan Yamamah, Yaman dan Arab Selatan, Bahrain dan Oman, Sawat atau Irak. Adapun secara keseluruhan wilayah kekuasaan Bani Abbasiyah masa kekhalifahan Baghdad meliputi Saudi Arabia, Yaman, Oman, Uni Emirat Arab, Quait, Iraq, Iran, Yordania, Palestina, Libanon, Mesir, Libia, Turki, Armenia, Tunisia, Al-Zajair, Maroko, Spanyol, Afganistan, Pakistan dan sekitar daerah laut Kospra. Namun seluruh daerah kekuasaan di atas tidak seluruhnya di bawah kekuasaan Abbasiyah, seperti Andalusia Spanyol, Afrika Utara, Syam, dan India, dan lainnya. Hal ini dikarenakan dinasti 83

A. Kemajuan Administrasi Pemerintahan, Militer dan

Kebijakan Politik. 1.Administrasi Pemerintahan dan Militer