Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali Al-Tusi Al-Syafi’i

termasyhur dan banyak menjadi rujukan di lembaga-lemba pendidikan di Indonesia adalah: a Ihya Ulum Ad-Din, yang membahas ilmu-ilmu agama. b Tahafut al-Falasifah, menerangkan pendapat para filsuf ditinjau dari segi agama. c Al-Munqidz min adh-Dhalal, menjelaskan tujuan dan rahasia-rahasia ilmu. d Al-Iqtashad fi Al-‘Itiqad inti ilmu ahli kalam, e Jawahir Al-Qur’an rahasia-rahasia yang terkandung dalam al-Qur’an f Mizan Al-‘Amal tentang falsafah keagamaan g Al-Maqasshid Al-Asna fi Ma’ani Asma’illah Al-Husna tentang arti nama- nama Tuhan. h Al-Basith fiqh. i Al-Mustasfa ushul fiqh, dan lain-lain. A-Ghazali wafat di Tusia, sebuah kota tempat kelahirannya pada tahun 505 H 1111 M dalam usianya yang ke 55 tahun. Nama lengkapnya, Ahmad Ibnu Muhammad Ibnu Yaqub Ibnu Miskawaih, lebih dikenal Ibnu Miskawaih atau Maskawaih. Nama itu diambil dari nama kakeknya yang semula beragama Majusi Persia, kemudian masuk Islam. Julukannya adalah Abu ’Ali, yang yang merujuk kepada sahabat ’Ali Ibnu Abi Tholib, di samping juga bergelar al-Khazin yang berarti bendaharawan, karena jabatannya sebagai bendaharawan menteri keuangan pada masa kekuasaan ’Adlud al- Dawlah dari Bani Buwaih al-dawlah al-buwaihiyyah. Ibnu Miskawaih dilahirkan di Ray Teheran Iran, sekarang. Para penulis sejarah berselisih pendapat tentang tanggal kelahirannya. Namun pendapat yang lebih kuat mengatakan Miskawaih lahir pada tahun 330 H942 M, dan meninggal dunia pada tanggal 9 Shafar 421H16 Pebruari 1030 M. Tidak banyak informasi yang menjelaskan riwayat pendidikannya. Sejarawan Ahmad Amin menjelaskan bahwa pendidikan anak-anak pada zaman Abbasiyah adalah bahwa pada umumnya anak-anak memulai menuntut ilmu pengetahuan dengan belajar membaca, menulis, mempelajari al-Qur’an dan dasar dari bahasa Arab nahwu serta membuat syair-syair. Dilanjutkan dengan mempelajari ilmu Fiqhi, sejarah, matematika dan ilmu- ilmu peraktis seperti ilmu musik, catur dan kemiliteran. Ada keterangan 53

F. Ahmad Ibnu Muhammad Ibnu Ya’qub Ibnu Miskawaih 320-412H

932-1030M Ilustrasi Ibnu Miskawaih Sumber: sejarahparatokoh.blogspot.com keterangan Ibnu Miskawaih belajar sejarah dari Abu Bakr Ahmad Ibnu Kamil Al-Qadi, mempelajari filsafat dari Ibnu Al-Akhmar, dan mempelajari kimia dari Abu Thayyib. Ia juga berkawan dengan para ilmuwan diantaranya Ibnu Sina. Ibnu Miskawaih dikenal sebagai sejarawan besar yang kemasyhurannya melebihi pendahulunya, At-Thabari. Ia juga seorang dokter, penyair, dan ahli bahasa serta seorang filosof muslim yang mampu memadukan tradisi pemikiran Yunani dan Islam, di samping juga ahli dalam filsafat Romawi, India, Arab, dan Persia. Selanjunya yang menjadi perhatian terbesarnya adalah filsafat etika Islam, hal ini terlihat pada banyak buku-buku karyaya, diantaranya: Risalah fi al-Lazzat wa al-Alam, Risalah fi at-Thabiat, Risalah fi Jaubar an-Nafs, Maqalat an-Nafs wa al-Aql, Fi Isbat as-Shuwar al- Ruhaniyat allati la Yabula Lama, min Kitab al-Aql wa al-Maqul, Tarif li Miskawaih Yumayyizu bihi bain ad-Dahr wa az-Zaman, Tahzib al-Akhlaq wa Tathhir al-Araq dan Risalah fi Jawab fi Suali li Ali Ibnu Miskawaih Ila Abi Hayyan as-Shauli fi Haqiqat al-Adl. Oleh sebab itu, Ibnu Miskawaih menjadi ilmuwan muslim pertama di bidang filsafat akhlak. Orang Barat mengenalnya dengan sebutan ‘Geber’. Abu Musa Jabir bin Hayyan lahir di Kufah pada tahun 750 M. Sumbangan terbesar Jabir dalam dunia ilmu pengetahuan adalah dalam bidang kimia. Keahliannya itu didapatnya dari seorang guru bernama Barmaki Vizier pada era pemerintahan Harun Ar- Rasyid di Baghdad. Ia mengembangkan teknik eksperimentasi sistematis di dalam penelitian kimia, sehingga setiap eksperimen dapat direproduksi kembali. Jabir menekankan bahwa kuantitas zat berhubungan dengan reaksi kimia yang terjadi. Jabir dapat dipandang telah merintis ditemukannya hukum perbandingan tetap. Sumbangan lainnya yang penting antara lain dalam penyempurnaan proses kristalisasi, distilasi, kalsinasi, sublimasi, dan penguapan serta pengembangan instrumen untuk melakukan proses-proses tersebut. Jabir menulis kitab-kitab penting bagi pengembangan ilmu kimia, antara lain; Kitab Al-Kimya, Kitab Al-Sab’een, Kitab Al Rahmah, Al Tajmi, Al Zilaq al Sharqi, Book of The Kingdom, Book of Eastern Mercury, dan Book of Balance. 54 G . Abu Musa Jabir Ibnu Hayyan 750-803M Jabir Ibnu Hayyan, Bapak Kimia Modern Sumber: www.chem-is-try.org