Ilmu Tasawuf Kemajuan Bidang Ilmu-ilmu Agama
3. Ma’rifat, adalah pengalaman ketuhanan. Pada ucapan Zun Nun Al-Misri dan Junaid Al-Baghdadi. Zun Nun Al–Misri lahir di Akhmim pada tahun 155-
245 H 772-860 M. 4. Fana dan baqa, adalah suatu keadaan dimana seorang sufi belum dapat
menyatukan dirinya dengan Tuhan sebelum menghancurkan dirinya. Tokoh pertama kali adalah Abu Yazid al-Bustami w.874 M.
5. Ittihad dan hulul, adalah fase dimana seorang sufi telah merasakan dirinya bersatu dengan Tuhan. Tokohnya adalah Abu Yazid al-Bustami
Tokoh-tokoh sufi terkenal lainnya, yang memberikan sumbangan besar dalam karya tasawuf adalah: Al-Ghazali diantara karyanya dalam ilmu tasawuf
adalah Ihya ulum al-din lmu Tasawuf, al Bashut, al Wajiz; Al Qusyairy wafat 465 H, karyanya: Ar Risalatul Qusyairiyah; Syahabuddin wafat 632 H,
karangannya, Awariful Ma’arif.
Pada masa Bani Umayyah hanya mengenal dunia syair sebagai titik puncak ekspresi seni, dikarenakan Bani Umayyah sangat resisten terhadap
pengaruh selain Arab. Berbeda dengan zaman Abbasiyah interaksi peradaban dan budaya dengan bangsa non Arab, dimana heterogintas etnis, suku bangsa,
dan bahasa yang ada dilindungi, membawa pada heterogonitas bahasa dan bentuk sastra. Heterogenitas ini membawa pada kekayaan khazanah Islam pada
masa Abbasiyah. Bahasa Arab sebagai bahasa resmi negara semakin menyebar, dan mendapatkan penyeimbang dari bahasa-bahasa lainnya, seperti bahasa
Persia, Turki, dan India. Kemajemukan bahasa membuka ruang bagi tumbuh suburnya karya-karya kesusastraan. Bermunculanlah para sastrawan yang ahli
di bidang seni bahasa ini baik puisi maupun prosa. Wilayah kajian sastra tidak hanya puisi dan prosa tetapi sudah meluas dalam bidang karya tulis lainnya.
Sastrawan pada masa ini dianggap sebagai gudangnya ilmu pengetahuan.
Masa golden age Abbasiah pada berbagai bidang membawa kemajuan pesat dalam bidang sastra. Masa Abbasiyah dapat dikatakan sebagai masa
keemasan kesusastraan Muslim masa klasik. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadi perkembangan
dunia sastra pada masa dinasti Abbasiyah, yakni 1 stabilitas politik, 2 kemajuan sektor ekonomi kesejahteraan masyarakat, 3 Berkembangnya
sistem pendidikan dan meningkatnya semangat pengembangan ilmu pengetahuan, 4 interaksi antar budaya dan peradaban yang semakin
meningkat, dan 5 Popularitas para sastrawan, 6 kualitas karya sastra semakin meningkat, dan 7 perkembangan variasi genre sastra, 8 apresiasi masyarakat
dan pemerintah yang tinggi terhadap karya sastra.
101
E.
Kemajuan Bidang Seni Sastra dan Arsitektur
Secara garis besar sastra arab dibagi atas dua bagian yaitu prosa dan syair. Prosa terdiri atas beberapa bagian, yaitu:
1. Kisah Qisshah, adalah cerita tentang berbagai hal, baik yang bersifat realistis maupun fiktif, disusun menurut urutan penyajian yang logis dan
menarik. Kisah meliputi Hikayat, Qissah Qasirah dan Uqushah. Kisah yang berkembang pada masa abbasiyah tidak hanya terbatas pada cerita
keagamaan, tetapi sudah berkaitan dengan hal lain yang lebih luas, seperti kisah filsafat.
2. Amsal peribahasa dan Kata mutiara al-hikam adalah ungkapan singkat yang bertujuan memberikan pengarahan dan bimbingan untuk pembinaan
kepribadian dan akhlak. Amsal dan kata mutiara pada masa Abbasiyah dan sesudahnya lebih menggambarkan pada hal yang berhubungan dengan
filsafat, sosial, dan politik. Tokoh terkenal pada masa ini adalah Ibnu Al- Muqoffal.
3. Sejarah tarikh,atau riwayat sirah. Sejarah atau riwayat mencakup sejarah beberapa negeri dan kisah perjalanan yang dilakukan para tokoh
terkenal. Karya sastra yang terkenal dalam bidang ini antara lain: adalah mu’jam al Buldan ensiklopedi kota dan negara oleh Yaqut Al-Rumi 1179-
1229. Tarikh Al-Hindi sejarah India oleh Al- Biruni w.448 H 1048 M. Karya Ilmiah Abhas ‘Ilmiyyah mencakup berbagai bidang ilmu,
diantaranya yang terkenal berkenaan dengan hal ini adalah kitab al Hawayan buku tentang hewan.
Pada masa pemerintahan Dinasti Bani Abbasiyah telah terjadi perkembangan yang sangat menarik dalam bidang prosa. Banyak buku sastra
novel, riwayat, kumpulan nasihat, dan uraian-uraian sastra yang dikarang atau disalin dari bahasa asing. Muncul sastrawan-sastrawan dengan berbagai
karyanya: 1. Abdullah bin Muqaffa wafat tahun 143 H buku prosa yang dirintisnya
diantaranya Kalilab wa Dimnab, terjemahan dari bahasa Sansekerta, karya seorang filosof India bernama Baidaba, yang kemudian disalinnya
dalambahasa Arab.
2. Abdul Hamid Al-Katib, sebagai pelopor seni mengarang surat. 3. Al-Jabidb wafat 255H, karyanya memiliki nilai sastra tinggi, sehingga
menjadi bahasa rujukan dan bahan bacaan bagi para sastrawan kemudian. 4. Ibnu Qutaibab wafat 276 H. dikenal sebagai ilmuwan dan sastrawan yang
sangat cerdas dan memiliki pengetahuan yang sangat luas tentang bahasa kesusastraan.
5. Ibnu Abdi Rabbib wafat 328 H, seorang penyair yang berbakat memiliki kecendrungan ke sajak drama. Sesuatu yang sangat langka dalam tradisi
sastra Arab. Karya terkenalnya adalah Al-Aqdul Farid, semacam ensiklopedia Islam yang memuat banyak Ilmu pengetahuan Islam.
6. Salah satu prosa terkenal dari masa ini ialah ‘Kisah Seribu Satu Malam’.
102