28
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia Kelompok Kompetensi Profesional F
Salemba adalah nama tempat atau markas besar mahasiswa UI dalam satu wadah organisasi. Kata kakak dalam puisi ini menggambarkan seseorang
secara batiniah yang berhubungan dengan hati nurani rakyat yang tercabik- cabik dalam Tritura. Dengan demikian setelah kita menapak tilas sejarah
penulisan puisi ini kita akan beranjak pada manganalisis puisi ini.
4. Manfaat Apresiasi Sastra
Dalam sebuah pertemuan sastra, seorang yang biasa bergelut di bidang eksak menyatakan bahwa orang yang membaca karya prosa
sedang melakukan pekerjaan yang sia-sia dan tak ada artinya karena
menghabiskan waktu
hanya untuk
membaca khayalan. Benar, karya
berupa prosa-fiksi
memang merupakan cerita rekaan, khayalan.
Tentu saja pendapat ini tidak benar sebab jika mau disadari, kehidupan dunia berkembang karena imajinasi orang-orang jenius.
Sebagai contoh teori gravitasi bumi yang ditemukan ilmuwan Issac Newton dikarenakan imajinasinya setelah melihat buah apel jatuh
dari pohon. Penemuan-penemuan di bidang teknologi pun pada awalnya terjadi karena imajinasi. Dari mulai penemuan kapal
terbang hingga pesawat ulang alik, dari televisi hingga program- program komputer paling canggih saat ini, pada awalnya terjadi
karena imajinasi. Imajinasi sangat bermanfaat dalam kehidupan, termasuk imajinasi yang ada dalam cerita rekaan karya fiksi. Cerita
rekaan, karena mengandung imajinasi, dapatmemperkaya imajinasi pembacanya. Kekayaan imajinasi ini akan membantu manusia lebih
cerdas dan kreatif dalam membangun kehidupan. Secara tidak langsung memang sastra memiliki manfaat dalam hal imajinasi.
Berikut beberapa manfaat yang bisa didapatkan dari apresiasi prosa fiksi. Dulce et utile. Istilah tersebut diistilahkan oleh seorang filsuf Yunani bernama
Horatio. Manfaat sastra disini sebagai hiburan. Hal itu terjadi karena dari cerita rekaanprosa-fiksi orang mendapat hiburan.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia Kelompok Kompetensi Profesional F 29
a. Membantu pembaca untuk lebih memahami kehidupan dan memperkaya pandangan-pandangan
kehidupan. Dalam karya
prosa, sesungguhnya
pengarang menyuguhkan
kembali hasil
pengamatan dan pengalamannya kepada pembaca. Pengalaman yang disuguhkannya itu adalah pengalaman yang sudah melalui
proses perenungan dan pemahaman yang lebih tajam dan dalam. Dengan demikian, tatkala pembaca membaca karya prosanya, i a
mendapatkan suatu pandangan baru tentang kehidupan yang memperkaya amatannya terhadap kehidupan yang ia kenal
sehari-hari. Dalam kaitan ini, karya prosa sesungguhnya membantu pembaca untuk lebih memahami kehidupan dan
memperkaya pandangan-pandangan tentang kehidupan. b. Memperkaya dan mempertajam kepekaan sosial, budaya, religi, dan
batin. Intensitas dalam membaca karya prosa, pada gilirannya akan mempertajam kepekaan siswa; kepekaan sosial, kepekaan
religi, kepekaan budaya, dan lain-lain. Kepekaan ini dapat diaplikasikan dalam kehidupan
c. Mengasah kepribadian dan memperhalus budi pekerti. Adanya kaitan moral dengan karya sastra turut menyumbangkan manfaat
dalam berapresiasi.Dalam karya sastra terkandung nilai -nilai moral. Nilai-nilai moral tersebut merupakan cerminan kehidupan
sehari-hari. d. Memperkaya kemampuan berbahasa. Media pengungkapan karya
prosa adalah bahasa. Dalam menyajikan cerita dalam karyanya, pengarang berupaya menyuguhkannya dalam bahasa yang dapat
menyentuh jiwa pembacanya. Untuk mencapai hal i tu, para pengarang berupaya mengolah bahasa dengan sabaik -baiknya
dan sedalam-dalamnya agar apa yang disampaikannya kuat mengena di hati pembaca. Mereka mencari kosakata -kosakata
yang tepat yang dapat mewakili apa yang mereka inginkan, menciptakan ungkapan-ungkapan baru, menvariasikan struktur
kalimat, memberi penggambaran- penggambaran yang hidup dengan bahasa, dan seterusnya. Dengan membaca karya yang
30
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia Kelompok Kompetensi Profesional F
telah mengandung bahasa yang terolah tersebut, pembaca diperkaya bahasanya,diperkaya rasa bahasanya, dan sebagainya
Langkah-langkah sebagai berikut untuk mengapresiasi puisi, terutama pada puisi yang tergolong ‘sulit’ yaitu:
1. Membaca puisi berulang kali
2. Melakukan pemenggalan dengan membubuhkan a garis miring tunggal jika di tempat tersebut diperlukan tanda baca koma; b
dua garis miring mewakili tanda baca titik, yaitu jika makna atau pengertian kalimat sudah tercapai.
3. Melakukan parafrase dengan menyisipkan atau menambahkan kata- kata yang dapat memerjelas maksud kalimat dalam puisi.
4. Menentukan makna katakalimat yang konotatif jika ada. 5. Menceritakan kembali isi puisi dengan kata-kata sendiri dalam bentuk
prosa. Berbekal hasil kerja tahapan-tahapan di atas, unsur intrinsik puisi seperti
tema, amanat pesan, feeling, dan tone dapat digali dengan lebih mudah. Berikut ini diberikan sebuah contoh langkah-langkah menganalisis puisi.
Mata Pisau
Sapardi Djoko Damono Mata pisau itu tak berkejap menatapmu;
kau yang baru saja mengasahnya berpikir : ia tajam untuk mengiris apel
yang tersedia di atas meja sehabis makan malam
ia berkilat ketika terbayang olehnya urat lehermu Tahap I : membaca puisi di atas berulang kali
Tahap II : membaca puisi di atas berulang kali
Mata Pisau
Sapardi Djoko Damono Mata pisau itu tak berkejap menatapmu;
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia Kelompok Kompetensi Profesional F 31
kau yang baru saja mengasahnya berpikir : ia tajam untuk mengiris apel
yang tersedia di atas meja sehabis makan malam
ia berkilat ketika terbayang olehnya urat lehermu Tahapan III
: Melalkukan parafrase
Mata Pisau
Sapardi Djoko Damono Mata pisau itu tak berkejap menatapmu;
sehingga kau yang baru saja mengasahnya berpikir : bahwa ia pisau itu tajam untuk mengiris apel
yang sudah tersedia di atas meja Hal itu akan kau lakukan sehabis makan malam
ia pisau itu berkilat ketika terbayang olehnya urat lehermu Tahap IV : Menentukan makna komotatif katakalimat
Pisau adalah sesuatu yang memiliki dua sisi, bisa dimanfaatkan untuk hal- hal yang positif, bisa pula disalahgunakan sehingga menghasilkan
sesuatu yang buruk, jahat, dan mengerikan. Apel adalah sejenis buah yang rasanya enak atau sesuatu yang baik
dan bermanfaat. Terbayang olehnya urat lehermu adalah sesuatu yang mengerikan.
Tahap IV : Menentukan makna komotatif katakalimat Berdasarkan hasil analisis tahap I
– IV di atas, maka isi puisi dapat disimpulkan sebagai berikut :
Seseorang terobsesi oleh kilauan mata pisau. Ia bermaksud akan menggunakannya nanti malam untuk mengiris apel. Sayang, sebelum hal itu
terlaksana, tiba-tiba terlintas bayangan yang mengerikan. Dalam hati ia bertanya-tanya, apa jadinya jika mata pisau itu dipakai untuk mengiris urat
leher Dari pemahaman terhadap isi puisi tersebut, pembaca disadarkan bahwa
tajamnya pisau memang dapat digunakan untuk sesuatu yang positif contohnya mengiris apel, namun dapat juga dimanfaatkan untuk hal yang
negatif dan mengerikan digambarkan mengiris urat leher.