Unsur ekstrinsik prosa Apresiasi Prosa

Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia Kelompok Kompetensi Profesional F 53 2 Upaya menjadikan sastra media komunikasi antara pengarang dan peminta sastra. 3 Upaya menjadikan sastra sebagai alat penghibur dalam arti merupakan alat pemuas hati peminat sastra. 4 Upaya menjadikan isi sastra merupakan sau bentuk expresi yang mendalam dari pengarang terhadap unsur-unsur kehidupan Langkah-langkah mengapresiasi sastra secara umum yaitu: 1 menginterprestasi atau melakukan penafsiran terhadap kerya sastra berdasarkan sifat-sifat karya tersebut. 2 Menganalisi atau mengurangi unsur-unsur karya sastra tersebut, baik unsur intrinsik maupun ekstrinsik. 3 Menikmati atau merasakan karya satra berdasarkat pemahaman untuk mendapatkan pernyataan. 4 Mengevaluasi atau menila karya satra dalam rangka mengukur kualiatas karya tersebut. 5 Memberikan penghargaan kepada karya satra berdasarkan tingkat kualitas. Contoh apresiasi prosa BUNDA sinopsis Gio tinggal bersama ayah dan tante Marcia yang tidak disukainya. Gio tidak pernah menganggap tante Marcia itu ada, dan selama setahun lebih tinggal bersama Gio tidak pernah memanggil tante Marcia dengan sebutan “Ibu atau Bunda”. Padahal tante Marcia sangat sayang, sabar, lemah lembut, dan selalu bersikap baik kepada Gio dan ayahnya. Tante Marcia tidak pernah membalas perilaku Gio tersebut, malah selalu memberikan senyuman manis untuk Gio. Sampai pada akhirnya Gio kecelakaan dan pingsan akibat tidak berhati-hati dalam mengendarai sepeda motor. Tante Marcia dan Desty yang setia menunggui Gio. Setelah Gio siuman, Desty mencoba untuk menasehati dan memberi pengertian kepada Gio agar Gio segera sadar atas sikapnya 54 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia Kelompok Kompetensi Profesional F selama ini terhadap tante Marcia dan bersedia meminta maaf. Setelah Desty mencoba berulang kali untuk meyakinkan Gio, akhirnya Gio sadar menyadari sikap buruknya selama ini, dan bersedia meminta maaf, serta bersedia memanggil tante Marcia denga sebutan “Bunda”. 1 TEMA Merupakan sikap atau pSaudarangan terhadap masalah. Pengarang yang sedang menulis cerita pasti akan menuangkan gagasannya. Tanpa gagasan pasti dia tidak bisa menulis cerita. Gagasan yang mendasari cerita yang dibuatnya itulah yang disebut tema dan berupa pokok pembahasan. Tema terdiri dari dua macam, yaitu tema mayor dan tema minor. Tema mayor adalah tema yang dominan dalam cerita, sedangkan tema minor adalah tema tambahan untuk melukiskan tema mayor. Tema mayor melekat pada tokoh utama, sedangkan tema minor melekat pada tokoh tambahan. Menurut Mursal Esten 1984:92 dalam melukiskan tema mayor suatu cerita ada beberapa cara yaitu melihat persoalan yang paling banyak membutuhkan waktu penceritaan, melihat persoalan yang paling banyak menimbulkan konflik.

a. Tema Mayor

pada cerpen “Bunda”, yaitu: kesabaran seorang ibu tiri untuk menghadapi sikap buruk anak tirinya. Hal ini dapatdilihat pada cuplikan cerpen berikut: Tante Marcia yang berada disamping ayah terlihat cemas, seakan- akan beliau tidak ingin terjadi pertengkaran antar aku dan ayah hanya karena sikapku terhadapnya Kemudian pada cuplikan lain ditegaskan kembali, yaitu: Selama ini pintu hatiku tak pernah terbuka untuk tante Marcia, orang yang selalu berusaha memperhatikanku walaupun aku tak pernah menghiraukannya. Sampai-sampai tak pernah kurasakan kebaikan darinya, padahal di setiap waktu beliau selalu mempersembahkan semua kebaikan tulusnya kepadaku. Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia Kelompok Kompetensi Profesional F 55 Persoalannya terletak pada tante Marcia ibu tiri yang dinikahi oleh duda beranak satu, anaknya tersebut bernama Gio, setahun yang lalu Gio ditinggal wafat oleh ibu kandungnya, Gio merasa kehilangan dan sedih, dia tidak suka dengan tante Marcia, padahal tante Marcia adalah sosok wanita yang baik dan penyayang, tidak tahu mengapa Gio sangat membencinya. Terlihat pada penyataan Gio berikut: Sebenarnya tante Marcia sangat baik kepadaku dan ayahku. Tapi tidak tahu setan apa yang merasuki hatiku sehingga aku begitu membencinya. Maka dari itu Gio selalu bersikap buruk kepada tante Marcia, berkata kasar, tidak memperhatikan pada saat diajak berbicara, tetapi tante Marcia tetap bersabar dan memberikan senyum khasnya kepada Gio. Terlihat pada dialog yang dilakukan oleh Gio dan tante Marcia berikut: Tante Marcia tersenyum manis. “Buku kamu sudah tante letakkan di rak bukumu,” ujarnya lirih “Kalau pulang jangan larut malam,” tutur tante Marcia “Suka-suka aku mau pulang kapan.”

b. Tema minor

pada cerpen “Bunda”, yaitu: keegoisan. Terlihat pada sikap-sikap Gio terhadap tante Marcia, salah satunya sebagai berikut: Setahun setelah ibuku meninggal, ayah menikah untuk yang kedua kalinya, yaitu dengan tante Marcia. Dan selama lebih dari dua belas bulan ini aku tinggal bersama ibu tiri yang tidak aku suka. Aku tidak pernah memanggilnya dengan sebutan ibu, padahal ayah sudah melatihku untuk memanggil tante Marcia dengan panggilan yang indah itu. Gio yang tidak suka dengan tante Marcia membuat semua kebaikan tante Marcia tidak terlihat oleh Gio, Gio selalu bersikap buruk, tetapi tante Marcia tidak pernah benci ataupun berusaha untuk membalas