Indikator Ketercapaian Kompetensi Modul Bina SMA-SMK KK F Prof-Ped
8
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia Kelompok Kompetensi Profesional F
sudah mengenal Bandung merasa nikmat ketika pengarang melukiskan bagaimana indahnya kota Bandung pada masa itu dengan delman,
gadis-gadis yang berkebaya dan berpayung, serta latar yang sejuk dan rimbun dengan pepohonan. Selain rasa kagum, Saudara merasa
terlepas dari beban, merasa ada teman, karena nilai-nilai yang ditemukan sebagai penikmatan tersebut.
Penerapan, penerapan merupakan wujud perubahan sikap yang timbul sebagai temuan nilai. Apresiator yang telah menemukanmerasakan
kenikmatan, memanfaatkan temuan tersebut dalam wujud nyata perubahan sikap dalam dunia nyata, perubahan sikap dalam kehidupan.
Apresiator mendapat manfaat langsung dari bacaan tersebut. Contoh Atheis, menemukan betapa goyahnya seorang pemeluk agama
yang tidak disertai penguasaan ilmu. Dari temuan ini pembaca menemukan manfaat bagi dirinya. Ia berusaha melengkapi agamanya
dengan ilmu. Terjadi proses pengenalan, pemahaman, penghayatan, dan setelah itu
penerapan. Rusyana, menyebutya dengan istilah ”tingkat-tingkat
apresiasi ”, sementara Sumarjo 1986 menyebut dengan ”langkah-
langkah apresiasi ”.
Langkah-langkah dan tingkat apresiasi itu antara lain 1. Tingkat pertama terjadi apabila seseorang mengalami pengalaman
yang ada dalam sebuah karya. Ia terlibat secara intelektual, emosional, imajinatif dengan karya sastra.
2. Tingkat kedua terjadi apabila daya intelektual pembaca bekerja lebih giat.
3. Tingkat ketiga terjadi, apabila pembaca telah mampu menemukan ada tidaknya hubungan antara karya yang dibacanya dengan
kehidupan. Karena pengertian apresiasi merujuk pada “menggauli sastra secara
sungguh- sungguh” maka hal ini berarti dalam kegiatan apresiasi
mensyaratkan sebuah sikap yang serius dan sungguh-sungguh. Dalam hal inilah dibedakan antara kegiatan membaca sastra sebagai kegiatan
apresiasi dan kegiatan membaca biasa.Kalau kegiatan membaca hanya