Manfaat Apresiasi Sastra Uraian Materi Mengapresiasi Puisi Indonesia
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia Kelompok Kompetensi Profesional F 31
kau yang baru saja mengasahnya berpikir : ia tajam untuk mengiris apel
yang tersedia di atas meja sehabis makan malam
ia berkilat ketika terbayang olehnya urat lehermu Tahapan III
: Melalkukan parafrase
Mata Pisau
Sapardi Djoko Damono Mata pisau itu tak berkejap menatapmu;
sehingga kau yang baru saja mengasahnya berpikir : bahwa ia pisau itu tajam untuk mengiris apel
yang sudah tersedia di atas meja Hal itu akan kau lakukan sehabis makan malam
ia pisau itu berkilat ketika terbayang olehnya urat lehermu Tahap IV : Menentukan makna komotatif katakalimat
Pisau adalah sesuatu yang memiliki dua sisi, bisa dimanfaatkan untuk hal- hal yang positif, bisa pula disalahgunakan sehingga menghasilkan
sesuatu yang buruk, jahat, dan mengerikan. Apel adalah sejenis buah yang rasanya enak atau sesuatu yang baik
dan bermanfaat. Terbayang olehnya urat lehermu adalah sesuatu yang mengerikan.
Tahap IV : Menentukan makna komotatif katakalimat Berdasarkan hasil analisis tahap I
– IV di atas, maka isi puisi dapat disimpulkan sebagai berikut :
Seseorang terobsesi oleh kilauan mata pisau. Ia bermaksud akan menggunakannya nanti malam untuk mengiris apel. Sayang, sebelum hal itu
terlaksana, tiba-tiba terlintas bayangan yang mengerikan. Dalam hati ia bertanya-tanya, apa jadinya jika mata pisau itu dipakai untuk mengiris urat
leher Dari pemahaman terhadap isi puisi tersebut, pembaca disadarkan bahwa
tajamnya pisau memang dapat digunakan untuk sesuatu yang positif contohnya mengiris apel, namun dapat juga dimanfaatkan untuk hal yang
negatif dan mengerikan digambarkan mengiris urat leher.
32
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia Kelompok Kompetensi Profesional F
Dengan memerhatikan hasil kerja tahap 1 hingga 5, dapat dikemukakan unsur-unsur intrinsik puisi
“Mata Pisau” sebagai berikut :
No. Definisi
“Mata Pisau” 1
Tema : Gagasan utama penulis yang
dituangkan dalam karangannya.
Sesuatu hal dapat digunakan untuk kebaikan bersifat positif, tetapi sering
juga disalahgunakan untuk hal-hal yang bersifat negatif. Contoh : anggota tubuh,
kecerdasan, ilmu dan teknologi, kekuasaan dll.
2 Amanat : Pesan moral yang
ingin disampaikan penulis melalui karangannya
Hendaknya kita memanfaatkan segala hal yang kita miliki untuk tujuan positif supaya
hidup kita punya makna 3
Feeling : Perasaansikap penyair terhadap
pokok persoalan yang dikemukakan dalam puisi.
Penyair tidak setuju pada tindakan seseorang yang memanfaatkan sesuatu
yang dimiliki untuk tujuan-tujuan negatif. 4
Nada : Tone yang dipakai penulis dalam
mengungkapkan pokok pikiran.
Nada puisi “Mata Pisau” cenderung datar, tidak nampak luapan emosi penyairnya.
Kecuali keempat point di atas, perlu diperhatikan juga citraan image dan gaya bahasa yang terdapat dalam puisi.
Diunduh pada http:siti-lailatus.blogspot.co.id201212apresiasi-puisi-ws-rendra-
berjudul.html
Puisi yang di apresiasi dengan pendekatan ekspresif
ANTARA SEMANGGI – BUNDARAN HI
Aku melihat, Gerak bayangmu dari balik sepatu lars
Lautan manusia menangis, asap tumpahkan pedih
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia Kelompok Kompetensi Profesional F 33
Desing peluru, entah karet atau pembunuh Percikan cahaya tak padu ke mana arah
Menyentuh langit, berpencar turun ke bumi Aku melihat,
Kau bergerak melawan arah angin Dari balik pagar kampus Atma Jaya
Tubuhku gemetar saksikan keberanianmu Masuklah, istirahatkan jiwamu yang lelah
Jangan keluar lagi, berdoa saja agar segera terhenti Aku melihat,
Seraut wajah pucat, tertunduk Berjalan gontai lalui kawat berduri
Ingin ku hampiri, tak berdaya langkah terhenti Antara Semanggi dan Bundaran HI
Biarlah tergores kenangan pada tugu selamat datang Semanggi-Karet-Setiabudi. 1998
Puisi di atas bertemakan tentang tragedi demonstrasi pada tahun 1998. Yaitu saat demo tentang penguasa orde baru yang dilakukan oleh
mahasiswa. Tema tersebut dapat kita ketahui dari bait pertama puisi tersebut. Dalam bait puisi tersebut dituliskan ‘Gerak bayangmu dari balik
sepatu larsLautan manusia menangis, asap tumpahkan pedih’, yaitu banyak manusia yang berkerumun dengan pengawalan petugas dengan
sepatu lars yang identik dengan polisi. Pada bait pertama, mengekspresikan bahwa penulis melihat sosok di balik
barisan penegak keamanan pada saat terjadi demonstrasi. Dia melihat banyak orang yang menangis, asap yang mengepul ke angkasa. Sebuah
tembakan dari penegak keamanan yang menghamburkan massa ke segala penjuru.
Pada bait kedua, penulis merasa kagum dengan perjuangan seorang demonstran. ‘Tubuhku gemetar saksikan keberanianmu’. Dia melihat
seorang demonstran itu berlari melawan ‘arah angin’. Maksud dari ‘arah
34
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia Kelompok Kompetensi Profesional F
angin’ ini yaitu dia terlepas dari rombongan demonstran untuk berjuang menembus barikade polisi dan kawat-kawat berduri. Berlari untuk
menyampaikan aspirasi untuk segera menghentikan kekuasaan orde baru, dan berharap kekuasaan orde baru segera berakhir.
Bait ketiga merupakan puncak dari perjuangan seorang demonstran yang berlari melawan ‘arah angin’. Penulis melihat demonstran yang berjalan
dengan wajah pucat dan tertunduk. ‘Seraut wajah pucat, tertunduk’ artinya perjuangan yang dia perjuangkan berakhir. Cita-cita para demonstran pada
masa itu telah kalah, perjuangan aspirasi masyrakat tentang kekuasaan orde baru masih belum terselesaikan.
Amanat yang terkandung dari puisi di atas ialah, jika kekuasaan dan kekuatan militer berkuasa, masyarakat kecil tidak sanggup melawan
meskipun dengan pengorbanan darah. Namun perjuangan harus tetap dilakukan demi sebuah cita-cita yang lebih baik.