Perbedaan Antara Cerpen dan Novel

72 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia Kelompok Kompetensi Profesional F Pelaksanaan Pembedahan materi Apresiasi dan Kreatif Sastra 6. Setiap anggota dalam kelompok ahli membedah materi yang menjadi tanggung jawabnya.Ketika proses pembedahan, setiap anggota kelompok secara aktif mengisi LK-01, LK-02, LK03 dan LK 04 pada modul pelatihan masing-masing. Penguatan oleh Pelatih 20’ 7. Pelatih memberi penguatan terutama tentang: a. unsur instrinsik dan ekstrinsik masing-masing materi pada setiap LK peserta. b. Tugas-tugas dari kegiatan. Tahap 2 Sharing Hasil Pembedahan Langkah-langkah: Kelompok Ahli kembali ke Kelompok Asal 1. Setiap anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal sehingga kembali membentuktiga kelompok dengan keahlian yang berbeda-beda. Kelompok Ahli sharing ke Kelompok Asal 2. Setiap anggota kelompok ahli, secara bergantian, menyampaikansharing keahliannya tentang bab yang dibedah kepada anggota kelompok asal yang lain sambil didampingi oleh fasilitator. Setiap anggota asal melengkapi LK-LK yang sama dari bab yang disharing oleh kelompok ahli. Tahap 3. Diskusi Hasil Pembedahan Langkah-langkah: 1. Pelatih memimpin peserta untuk melakukan energizer 2. Pelatih dan peserta mendiskusikan berbagai hal tentang bab-bab yang dibedah. 3. Pelatih memberi penguatan. Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia Kelompok Kompetensi Profesional F 73 Tahap 4: Mengerjakan Tugas individu

E. Latihan Kasus Tugas

LK – 01. Uraikan tentang pengertian prosa dan gendre prosa LK – 02 Uraikan genre prosa lama LK – 03 Uraikan genre prosa baru LK – 03 Unsur Intrinsik dan ekstrinsik Cerita Pendek 74 Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia Kelompok Kompetensi Profesional F LK – 04 Analisilah unsur-unsur dari sebuah cerpen cerpen di bawah ini DOA DISETIAP AIR MATAKU Karya Rachma Mamluatul Maulla Aku masih termenung di antara rintikan air hujan sore ini,berharap mendapatkan inspirasi agar dapat membuat cerpen dan menambah koleksi cerpenku,tapi bukan inspirasi cerita yang ku dapatkan,melainkan pernyataan abah jika aku akan di kirim ke pesantren untuk meneruskan studyku,itu bukan pilihanku,aku tak pernah berpikiran jika aku akan di pondokkan,bagiku itu sama saja dengan di penjara,aku tak lagi dapat membuat cerpen ataupun main dengan teman-temanku,huffttt....ku usap kaca jendelaku yang ber embun dengan telapak tanganku . . . ‘’Selna . . . abah udah daftarin kamu di pesantren tempat abah dan tetehmu dulu menimba ilmu,besok kamu ikut abah kesana buat ngasih formulir ini,isi formulir ini’’.ujar abah menyodorkan selembar kertas padaku,aku hanya menganggukkan kepala menerima kertas dari abah dan masuk kedalam kamar,ku tenggelamkan mukaku di antara bantal dan boneka-boneka kesayanganku,ku peluk erat-erat benda milikku yang ada di kamar,mungkin sebentar lagi aku akan meninggalkan ini semua,mungkin aku akan kehilangan ini semua,ku lirik tumpukan novel di rak bukuku,dan mungkin juga tumpukan novel itu akan berubah menjadi tumpukan kitab kuning ataupun al qur’an yang akan menemani setiap hariku, ‘’Selna...makan malam dulu nak,abah sudah menunggu di ruang makan’’,kata umi membuka pintu kamarku ‘’selna masih kenyang umi,selna mau tidur aja ya’’.kataku ‘’baiklah....’’.kata umi pengertian menutup pintu kamarku. Doa Disetiap Air Mataku Hari ini aku akan berangkat ke pesantren dengan baju dan barang-barang yang boleh ku bawa,tentunya aku harus meninggalkan laptop dan boneka-