16,9 pada taraf signifikansi 0,05 dan dk = 9 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti status sosial ekonomi orang tua mempengaruhi
mahasiswa dalam memilih program di perguruan tinggi. Nilai koefisien kontigensi KKKK
maks
= 0,470 menunjukkan bahnwa status sosial ekonomi orang tua mempengaruhi mahasiswa dalam memilih program studi di
perguruan tinggi sebesar 47. Nilai koefisien kontigensi ini menyakinkan bahwa besarnya pengaruh status sosial ekonomi orang tua adalah cukup
erat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status sosial ekonomi orang tua
mempengaruhi mahasiswa dalam memilih program studi di perguruan tinggi. Secara teoritis memang dinyatakan bahwa orang tua yang status
sosial ekonominya tinggi mampu membimbing, mengarahkan dan memberi masukan kepada anaknya dalam memilih program studi di
perguruan tinggi. Selain itu mereka juga mampu menyediakan kondisi atau lingkungan belajar serta sarana dan prasarana belajar yang memadai untuk
menunjang pendidikan anaknya. Hal ini senada dengan pendapat Agustinus Agus 2003:12 yang menyatakan bahwa keadaan keluarga
berpengaruh pada perkembangan anak, ini dapat diartikan bahwa kondisi sosial ekonomi orang tua yang cukup, anak akan mendapat kesempatan
yang lebih luas untuk mengembangkan kemampuannya dibandingkan dengan anak yang berasal dari ekonomi lemah dan rendah akan kesulitan
dalam memenuhi kebutuhan pendidikan anaknya baik kebutuhan material maupun moril.
4. Pengaruh pekerjaan yang diharapkan mahasiswa terhadap pilihan
program studi di perguruan tinggi
Dari hasil analisa data, diketahui bahwa pekerjaan yang diharapkan mempengaruhi mahasiswa dalam memilih program studi di perguruan
tinggi. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil perhitungan χ
2 hitung
27,97 χ
2 tabel
16,9 pada taraf signifikansi 0,05 dan dk = 9 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti pekerjaan yang diharapkan mempengaruhi
mahasiswa dalam memilih program studi yang ditawarkan di perguruan tinggi. Nilai koefisien kontigensi diketahui KKKK
maks
= 0,414 menunjukkan bahwa pekerjaan yang diharapkan mempengaruhi
mahasiswa dalam memilih program studi di perguruan tinggi sebesar 41,4. Nilai koefisien kontigensi ini menyakinkan bahwa besarnya
pengaruh pekerjaan yang diharapkan adalah cukup erat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerjaan yang diharapkan
oleh mahasiswa mempengaruhi dalam memilih program studi di perguruan tinggi. Mahasiswa beranggapan bahwa program studi yang dipilihnya
akan menjamin untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan program studi yang diambil selama kuliah. Pekerjaan yang diharapkan menurut
Kartika Atik 2002:20 kecenderungan dalam mengarahkan seseorang untuk bekerja yang ditandai dengan adanya perasaan senang, merasa
tertarik dan perasaan bahwa bekerja bersangkut paut dengan kebutuhan dan keahlian yang dimiliki. Mahasiswa yang menginginkan menjadi
seorang pengajar maka akan mengambil program studi yang berhubungan
dengan keguruan dan mahasiswa yang ingin bekerja bukan sebagai guru maka akan memilih program studi non kependidikan.
5. Pengaruh lingkungan belajar terhadap pilihan program studi di
perguruan tinggi
Dari hasil analisa data, diketahui bahwa lingkungan belajar mempengaruhi mahasiswa dalam memilih program studi di perguruan
tinggi. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil perhitungan χ
2 hitung
35,4 χ
2 tabel
16,9 pada taraf signifikansi 0,05 dan dk = 9 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti lingkungan belajar mempengaruhi mahasiswa
dalam memilih program studi di perguruan tinggi. Nilai koefisien kontigensi diketahui KKKK
maks
= 0,461 menunjukkan bahwa lingkungan belajar mempengaruhi mahasiswa dalam memilih program studi di
perguruan tinggi sebesar 46,1. Nilai koefisien kontigensi ini menyakinkan bahwa besarnya pengaruh lingkungan belajar adalah cukup
erat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lingkungan belajar
mempengaruhi mahasiswa dalam memilih program studi di perguruan tinggi. Mahasiswa akan memiliki semangat belajar yang tinggi jika
lingkungan belajar yang di sekitarnya baik. Hal ini senada dengan pendapat Indarwati 2004 yang menyatakan bahwa mahasiswa yang
merasa lebih nyaman dan tenang dengan lingkungan belajarnya akan dapat lebih berkonsentrasi lagi untuk belajar. Selain itu mahasiswa pun akan