demi mencapai suatu tujuan tertentu. Misalnya belajar tidak hanya pada waktu ada ujian saja atau ada tugas rumah saja, menggunakan waktu
dengan sebaik-baiknya dengan hal yang berguna, tidak putus asa ketika mengalami kegagalan dan berusaha untuk memperbaiki kesalahannya
tersebut, selalu aktif dalam mengikuti perkulihaan, membaca ulang setiap materi kuliah dengan teman, selalu berusaha mencari bahan pelengkap dari
sumber-sumber yang lain untuk menambah pengetahuan dan wawasan, selalu mengikuti kegiatan yang diarahkan dosen seperti diskusi kelompok
atau diskusi kelas, berusaha memperbaiki nilai yang kurang dalam ujian dengan belajar giat.
Adanya motivasi belajar pada mahasiswa akan menyebabkan semakin kuatnya kemauan dalam diri mahasiswa untuk melakukan
kegiatan belajar, sekaligus memberikan haluan atau arahan kepada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dari kegiatan yang telah
dilakukannya. Dorongan motivasi juga akan menyebabkan mahasiswa mempunyai kemauan keras dalam mencapai prestasi belajar yang tinggi
dan ia akan selalu berusaha memperjuangkan keinginannya tersebut hingga mencapai cita-cita dalam hidupnya.
3. Pengaruh status sosial ekonomi orang tua mahasiswa terhadap
pilihan program studi di perguruan tinggi
Dari hasil analisa data, diketahui bahwa status sosial ekonomi orang tua mempengaruhi mahasiswa dalam memilih program studi di perguruan
tinggi. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil perhitungan χ
2 hitung
37,03 χ
2 tabel
16,9 pada taraf signifikansi 0,05 dan dk = 9 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti status sosial ekonomi orang tua mempengaruhi
mahasiswa dalam memilih program di perguruan tinggi. Nilai koefisien kontigensi KKKK
maks
= 0,470 menunjukkan bahnwa status sosial ekonomi orang tua mempengaruhi mahasiswa dalam memilih program studi di
perguruan tinggi sebesar 47. Nilai koefisien kontigensi ini menyakinkan bahwa besarnya pengaruh status sosial ekonomi orang tua adalah cukup
erat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status sosial ekonomi orang tua
mempengaruhi mahasiswa dalam memilih program studi di perguruan tinggi. Secara teoritis memang dinyatakan bahwa orang tua yang status
sosial ekonominya tinggi mampu membimbing, mengarahkan dan memberi masukan kepada anaknya dalam memilih program studi di
perguruan tinggi. Selain itu mereka juga mampu menyediakan kondisi atau lingkungan belajar serta sarana dan prasarana belajar yang memadai untuk
menunjang pendidikan anaknya. Hal ini senada dengan pendapat Agustinus Agus 2003:12 yang menyatakan bahwa keadaan keluarga
berpengaruh pada perkembangan anak, ini dapat diartikan bahwa kondisi sosial ekonomi orang tua yang cukup, anak akan mendapat kesempatan
yang lebih luas untuk mengembangkan kemampuannya dibandingkan dengan anak yang berasal dari ekonomi lemah dan rendah akan kesulitan
dalam memenuhi kebutuhan pendidikan anaknya baik kebutuhan material maupun moril.