Lingkungan Keluarga LINGKUNGAN BELAJAR
Menurut Ngalim Purwanto 1995:86 beberapa petunjuk penting pendidikan dalam lingkungan keluarga adalah :
a. Usahakan suasana yang baik dalam lingkungan keluarga
b. Tiap-tiap anggota keluarga hendaklah belajar berpegang pada hak dan
kewajiban masing-masing c.
Hendaklah mengetahui tabiat anak d.
Hindarkan segala sesuatu yang dapat merusak pertumbuhan jiwa anak e.
Biarkan anak bergaul dengan teman diluar lingkungan keluarga Menurut Roestiyah 1982:163 faktor-faktor yang datang dari
keluarga yang mempengaruhi belajar siswa, yaitu : a.
Cara mendidik Orang tua yang memanjakan anaknya, maka setelah sekolah akan
menjadi siswa yang kurang bertanggung jawab, dan takut menghadapi tantangan kesulitan. Juga orang tua yang mendidik anaknya secara
keras itu akan menjadi penakut. b.
Suasana keluarga Hubungan antara anggota keluarga yang kurang intim, menimbulkan
suasana kaku, tegang di dalam keluarga, menyebabkan anak kurang semangat untuk belajar. Susana yang menyenangkan, akrab dan penuh
kasih sayang, memberi motivasi yang mendalam pada anak. c.
Pengertian orang tua Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak
sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas di rumah. Kadang-
kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi pengertian dan dorongannya, membantu sedapat mungkin kesulitan
yang dialami anak di sekolah. Kalau perlu menghubungi guru anaknya, untuk mengetahui perkembangannya.
d. Keadaan sosial ekonomi keluarga
Anak belajar memerlukan sarana-sarana yang kadang-kadang mahal. Bila keadaan ekonomi keluarga tidak memungkinkan, kadang kala
menjadi penghambat anak belajar. Namun bila keadaan memungkinkan cukuplah sarana yang diperlukan anak, sehingga
mereka dapat belajar dengan senang. e.
Latar belakang Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi
sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan- kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat anak untuk belajar.
Menurut W.S Winkel 1989:109, keadaan sosial-ekonomi menunjukan pada taraf kemampuan finansial keluarga yang dapat bertaraf
baik, cukup atau kurang. Keadaan inilah tergantung sampai seberapa jauh keluarga dapat membekali siswa dengan perlengkapan material untuk
belajar. Keadaan sosial-kultur menunjukkan pada taraf kebudayaan yang dimiliki keluarga, yang dapat tinggi, tengah atau rendah. Dari keadaan ini
tergantung kemampuan bagi anak untuk berbahasa dengan baik, corak pergaulan antara orang tua dan anak, serta pandangan keluarga mengenai
pendidikan sekolah. Ngalim Purwanto 1990:110 mengatakan bahwa
seorang anak dari keluarga yang baik, memiliki intelegensi yang baik, bersekolah di suatu sekolah yang keadaan guru-gurunya dan alat-alatnya
baik, belum tentu pula dapat belajar dengan baik. Sebenarnya yang penting di sini bukanlah keadaan itu sendiri, melainkan kondisi intern pada siswa
yang timbul sebagai akibat dari keadaan itu. Namun, akibat itu tidak harus timbul secara otomatis atau dengan sendirinya. Sikap siswa sendiri
terhadap keadaan itu, kerap menentukan apakah kondisi intern akan menguntungkan belajar atau menghambatnya.
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dari keluarga dan bagaimana sikap anak menanggapi lingkungannya dapat menentukan
berhasil atau tidaknya pendidikan yang di tempuh. Agar anak dapat berhasil dalam pendidikannya, maka harus diperhatikan segala sesuatu
yang dapat menunjang keberhasilan belajarnya.