Faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa dalam memilih program studi di perguruan tinggi : studi kasus pada mahasiswa angkatan 2004 dan 2005, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan USD Yogyakarta.

(1)

vii

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA DALAM MEMILIH PROGRAM STUDI DI PERGURUAN TINGGI

Studi Kasus: Mahasiswa-mahasiswi angkatan 2004 dan 2005, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Basilia Ria Irmawati 011334094

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2008

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) minat mempengaruhi mahasiswa dalam memilih program studi di perguruan tinggi; (2) motivasi mempengaruhi mahasiswa dalam memilih program studi di perguruan tinggi; (3) status sosial ekonomi orang tua mempengaruhi mahasiswa dalam memilih program studi di perguruan tinggi; (4) pekerjaan yang diharapkan mempengaruhi mahasiswa dalam memilih program studi di perguruan tinggi; dan (5) lingkungan belajar mempengaruhi mahasiswa dalam memilih program studi di perguruan tinggi.

Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada bulan November – Desember 2007. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 1137 mahasiswa FKIP angkatan 2004 dan 2005. Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 295 mahasiswa dari pupolasi diatas dengan menggunakan metode proporsional random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan dokumentasi, sedangkan analisis data yang digunakan adalah chi-kuadrat (χ2).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) minat tidak mempengaruhi mahasiswa dalam memilih program studi di perguruan tinggi (χ2hitung 12,216 < χ2tabel 16,9); (2) motivasi mempengaruhi mahasiswa dalam memilih program studi di perguruan tinggi (χ2hitung 45,585 > χ2tabel 16,9); (3) status sosial ekonomi orang tua mempengaruhi mahasiswa dalam memilih program studi di perguruan tinggi (χ2 hitung 37,03 > χ2tabel 16,9); (4) pekerjaan yang diharapkan mempengaruhi mahasiswa dalam memilih program studi di perguruan tinggi (χ2hitung 27,97 > χ2tabel 16,9); (5) lingkungan belajar mempengaruhi mahasiswa dalam memilih program studi di perguruan tinggi χ2hitung 35,4 > χ2tabel 16,9 ).


(2)

viii

FACTORS INFLUENCING UNIVERSITY STUDENTS IN CHOSSING THEIR MAJOR SUBJECTS IN UNIVERSITY

A Case Study at Students of Faculty of Education, Sanata Dharma University Yogyakarta, in 2004 - 2005 Academic Year.

Basilia Ria Irmawati 011334094

Sanata Dharma University Yogyakarta

2008

The aims of this research are to know : (1) student’s interest influences in choosing the major subject in university; (2) student’s motivation influences in choosing the major subject in university; (3) parent’s social economic status influences the students in choosing the major subject in university; (4) expected jobs influence the students in choosing the major subject in university; (5) the environment of studying influences the students in choosing the major subject in university.

This research was conducted at Faculty of Education Sanata Dharma University Yogyakarta in November – December 2007. The populations of this research were 1137 students of Faculty of Education, 2004-2005 academic year. The samples of this research were 295 students and taken by applying propotional random sampling. The techniques of data colletion were questionnaires and documentations. The technique of data analysis was Chi Square (χ2).

The result of this research shows that : (1) student’s interest doesn’t influence the students in choosing the major subject in university (χ2count 12,216 < χ2

tabel 16,9); (2) student’s motivation influences the students in choosing the major subject in university (χ2count 45,585 > χ2tabel 16,9); (3) parent’s social economic status influences the students in choosing the major subject in university (χ2count 37,03 > χ2tabel 16,9); (4) expected jobs influence the students in choosing the major subject in university (χ2count 27,97 > χ2tabel 16,9); (5) environment of studying influences the students in choosing the major subject in university (χ2count 35,4 > χ2


(3)

i

DALAM MEMILIH PROGRAM STUDI DI PERGURUAN

TINGGI

Studi Kasus : Pada Mahasiswa angkatan 2004 dan 2005, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun oleh : BASILIA RIA IRMAWATI

01 1334 094

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2008


(4)

(5)

(6)

iv

Tidak ada sukses yang permanen sama seperti tidak ada kegagalan

yang tidak bisa diperbaiki

Dengan perbedaan kita dapat mengembangkan kekuatan baru yang mampu mengatasi berbagai kelemahan dalam diri kita

Semakin kita membuka diri, dalam arti mau menerima asupan orang lain mengenai diri kita, makin mantaplah kita dalam menghadapi

orang lain dalam situasi apapun

Tersenyumlah selama kamu bisa tersenyum, karena itu merupakan hal terindah kedua yang dapat kamu lakukan dengan mulutmu.

Terkadang disaat semua pintu dan jalan tampak tertutup, Tuhan masih menyisakan jendela yang terbuka. Kitalah yang harus jeli


(7)

v

...Jalan ini hanya sekali kulalui, maka setiap perbuatan baik yang dapat saya

tunjukkan kepada setiap orang, akan kukerjakan sekarang. Jangan sampai saya

mengabaikannya, karena saya tidak akan melawatinya kembali...

Skripsi ini kupersembahkan untuk :

-

Tuhan Yesus Kristus penuntun jalan hidupku

-

Bunda Maria, bunda penguat hidupku

-

Kedua Orang Tuaku

-

Kakakku

-

Almamaterku Universitas Sanata Dharma


(8)

(9)

(10)

vii

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA DALAM MEMILIH PROGRAM STUDI DI PERGURUAN TINGGI

Studi Kasus: Mahasiswa-mahasiswi angkatan 2004 dan 2005, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Basilia Ria Irmawati 011334094

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2008

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) minat mempengaruhi mahasiswa dalam memilih program studi di perguruan tinggi; (2) motivasi mempengaruhi mahasiswa dalam memilih program studi di perguruan tinggi; (3) status sosial ekonomi orang tua mempengaruhi mahasiswa dalam memilih program studi di perguruan tinggi; (4) pekerjaan yang diharapkan mempengaruhi mahasiswa dalam memilih program studi di perguruan tinggi; dan (5) lingkungan belajar mempengaruhi mahasiswa dalam memilih program studi di perguruan tinggi.

Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada bulan November – Desember 2007. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 1137 mahasiswa FKIP angkatan 2004 dan 2005. Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 295 mahasiswa dari pupolasi diatas dengan menggunakan metode proporsional random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan dokumentasi, sedangkan analisis data yang digunakan adalah chi-kuadrat (χ2).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) minat tidak mempengaruhi mahasiswa dalam memilih program studi di perguruan tinggi (χ2hitung 12,216 <

χ2tabel 16,9); (2) motivasi mempengaruhi mahasiswa dalam memilih program studi di perguruan tinggi (χ2hitung 45,585 > χ2tabel 16,9); (3) status sosial ekonomi orang tua mempengaruhi mahasiswa dalam memilih program studi di perguruan tinggi (χ2 hitung 37,03 > χ2tabel 16,9); (4) pekerjaan yang diharapkan mempengaruhi mahasiswa dalam memilih program studi di perguruan tinggi (χ2hitung 27,97 > χ2tabel 16,9); (5) lingkungan belajar mempengaruhi mahasiswa dalam memilih program studi di perguruan tinggi χ2hitung 35,4 > χ2tabel 16,9 ).


(11)

viii

FACTORS INFLUENCING UNIVERSITY STUDENTS IN CHOSSING THEIR MAJOR SUBJECTS IN UNIVERSITY

A Case Study at Students of Faculty of Education, Sanata Dharma University Yogyakarta, in 2004 - 2005 Academic Year.

Basilia Ria Irmawati 011334094

Sanata Dharma University Yogyakarta

2008

The aims of this research are to know : (1) student’s interest influences in choosing the major subject in university; (2) student’s motivation influences in choosing the major subject in university; (3) parent’s social economic status influences the students in choosing the major subject in university; (4) expected jobs influence the students in choosing the major subject in university; (5) the environment of studying influences the students in choosing the major subject in university.

This research was conducted at Faculty of Education Sanata Dharma University Yogyakarta in November – December 2007. The populations of this research were 1137 students of Faculty of Education, 2004-2005 academic year. The samples of this research were 295 students and taken by applying propotional random sampling. The techniques of data colletion were questionnaires and documentations. The technique of data analysis was Chi Square (χ2).

The result of this research shows that : (1) student’s interest doesn’t influence the students in choosing the major subject in university (χ2count 12,216 <

χ2

tabel 16,9); (2) student’s motivation influences the students in choosing the major subject in university (χ2count 45,585 > χ2tabel 16,9); (3) parent’s social economic status influences the students in choosing the major subject in university (χ2count 37,03 > χ2tabel 16,9); (4) expected jobs influence the students in choosing the major subject in university (χ2count 27,97 > χ2tabel 16,9); (5) environment of studying influences the students in choosing the major subject in university (χ2count 35,4 >

χ2


(12)

ix

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala karunia dan rahmat sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mahasiswa Memilih Program Studi di Perguruan Tinggi.

Dalam Penyusunan skripsi ini penulis memperoleh banyak bantuan, semangat, dan doa yang sangat mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakartra.

2. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Laurentinus Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas sanata Dharma Yogyakarta.

4. S. Widanarto P. S.Pd., M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah menyediakan waktunya, memberikan saran, masukan, dan pengarahan-pengarahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini sampai dengan selesai.

5. Drs. FX. Muhadi, M.Pd. yang telah memberikan bantuan, saran dan pengarahan kepada penulis.


(13)

x dan pengarahan kepada penulis.

7. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan dukungan dan bimbingan selama penulis belajar di USD.

8.

Kedua orang tuaku, Bapak HUBERTUS RUSMAWARDI dan Ibu

YOSEPHINA SIWI RETNAYATI

yang tercinta, dan kakakku

ALBERTUS OKY. Mereka

tidak pernah lelah memberikan doa, kasih

sayang, doa restu, perhatian, dukungan baik moril maupun materiil, serta semangat kepada penulis.

9. Teruntuk Mbahku Suhardi, yang telah memberikan tempat untuk berteduh selama aku sekolah dan kuliah sampai selesai. Terima kasih atas bantuannya selama ini.

10. Teman-temanku yang telah membantu aku dan seperjuanganku : Dwi ‘Duwek’, Joko ’Jekek’, Yuni ‘Junet’, Andri, Agus DG, Simon, Hotma ’Hota’, Anton ‘Burket’, Lian ‘Mami’, Koco, Johanes, Nia, Ayuk ‘Sastra Inggris’ dan Westri (thanks supportnya, bu/pak Bambang : buk..aku akhirnya jadi Sarjana) 11. Mahasiswa angkatan 2004 dan 2005 terima kasih karena telah bersedia

meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner. Terutama untuk Novi ’04 dan Singgih’05 terima kasih atas bantuannya untuk membantu menyebar kuesioner.


(14)

(15)

xii

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAAN ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II LANDASAN TEORI A. MINAT ... 7


(16)

xiii

2. Arti Penting Motivasi ... 16

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi ... 16

4. Teori Motivasi ... 17

C. ORANG TUA ... 20

1. Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 20

2. Jenis Pekerjaan Orang Tua ... 21

3. Pendapatan Orang Tua ... 25

4. Jumlah Anak yang Ditanggung Orang Tua ... 27

D. PEKERJAAN YANG DIHARAPKAN ... 28

E. LINGKUNGAN BELAJAR ... 31

1. Lingkungan Keluarga ... 31

2. Lingkungan Sekolah ... 34

3. Lingkungan Masyarakat ... 38

F. KERANGKA TEORITIK ... 41

G. HIPOTESIS ... 44

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 45

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 45

C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 46

D. Populasi, Sampel dan Penarikan Sampel ... 47

E. Variable Penelitian dan Pengukuran ... 50


(17)

xiv

H. Pengujian Prasyarat Penelitian ... 66

I. Teknik Analisis Data ... 67

BAB IV GAMBARAN UMUM A. Sejarah USD ... 73

B. Visi, Misi dan Tujuan Pendidikan USD ... 75

C. Nama Rektor USD ... 77

D. Struktur Organisasi ... 78

E. Jurusan dan Program Studi ... 81

F. Peraturan Akademik ... 82

G. Fasilitas ... 85

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 90

B. Pengujian Prasyarat Analisis ... 93

C. Pengujian Hipotesis ... 97

D. Pembahasan ... 113

E. Rangkuman Hasil Uji Hipotesis ... 120

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 121

B. Keterbatasan Penelitian ... 122

C. Saran-saran ... 123

DAFTAR PUSTAKA ... 125


(18)

xv

Tabel III.1 Penentuan Jumlah Sampel ... 49

Tabel III.2 Jumlah Sampel Masing-masing Angkatan ... 49

Tabel III.3 Variabel Minat ... 50

Tabel III.4 Variabel Motivasi ... 52

Tabel III.5 Variabel Status Sosial Ekonomi Orang Tua ... 54

Tabel III.6 Variabel Lingkungan Belajar ... 55

Tabel III.7 Hasil Pengukuran Validitas Minat Mahasiswa ... 60

Tabel III.8 Hasil Pengukuran Validitas Motivasi Mahasiswa ... 61

Tabel III.9 Hasil Pengukuran Validitas Status Sos. Eko. Orang tua ... 61

Tabel III.11 Hasil Pengukuran Validitas Pekerjaan yang diharapkan ... 62

Tabel III.12 Hasil Pengukuran Validitas Lingkungan Belajar ... 63

Tabel III.13 Intepretasi Koefisien ... 64

Tabel III.14 Hasil Pengukuran Reliabilitas ... 65

Tabel III.15 Ringkasan ANOVA ... 68

Tabel III.16 Tabel Kontigensi ... 70

Tabel III.17 Tabel Menghitung Chi-Kuadrat ... 71

Tabel III.18 Intepretasi ... 72

Tabel IV.1 Jurusan dan Program ... 81

Tabel IV.2 Jadwal Kegiatan Belajar ... 82

Tabel IV.3 Beban Studi Maksimal ... 84


(19)

xvi

Tabel V.2 Penilaian Motivasi Mahasiswa ... 91

Tabel V.3 Penilaian Status Sosial Ekonomi Orang Tua ... 91

Tabel V.4 Penilaian Pekerjaan yang Diharapkan ... 92

Tabel V.5 Penilaian Lingkungan Belajar ... 93

Tabel V.6 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 94

Tabel V.7 Tes Homogenitas ditinjau dari faktor Minat ... 95

Tabel V.8 Tes Homogenitas ditinjau dari faktor Motivasi ... 95

Tabel V.9 Tes Homogenitas ditinjau dari faktor Status Sosial Ekonomi Orang Tua ... 96

Tabel V.10 Tes Homogenitas ditinjau dari faktor Pekerjaan yang Diharapkan Mahasiswa ... 96

Tabel V.11 Tes Homogenitas ditinjau dari faktor Lingkungan Belajar ... 96

Tabel V.12 Kontigensi Minat ... 97

Tabel V.13 Penolong Menghitung Chi Kuadrat Minat ... 99

Tabel V.14 Kontigensi Motivasi ... 101

Tabel V.15 Penolong Menghitung Chi Kuadrat Motivasi ... 102

Tabel V.16 Kontigensi Status Sosial Ekonomi Orang Tua ... 104

Tabel V.17 Penolong Menghitung Chi Kuadrat Status Sosial Ekonomi ... 105

Tabel V.18 Kontigensi Pekerjaan yang Diharapkan ... 107

Tabel V.19 Penolong Menghitung Chi Kuadrat Pekerjaan yang Diharapkan 108

Tabel V.20 Kontigensi Lingkungan Belajar ... 110


(20)

xvii

Lampiran 1 Kuesioner ... 127

Lampiran 2 Data Induk Penelitian ... 134

Lampiran 3 Validitas dan Reliabilitas ... 168

Lampiran 4 Uji Normalitas dan Homogenitas ... 175

Lampiran 5 Tabel Chi Kuadrat ... 177

Lampiran 6 Menentukan Tinggi Rendah ... 178


(21)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini pendidikan sudah menjadi suatu kebutuhan bagi masyarakat, khususnya peningkatan mutu pendidikan. Pendidikan saat ini merupakan masalah yang selalu mendapat perhatian bagi bangsa Indonesia. Hal ini disebabkan peningkatan mutu pendidikan yang berkaitan erat dengan kualitas manusia Indonesia. Apabila mutu pendidikan baik maka akan menghasilkan lulusan yang berkualitas tinggi. Manusia yang berkualitas tinggi inilah yang sangat diperlukan bagi pembangunan bangsa Indonesia dewasa ini.

Suksesnya suatu pembangunan bangsa sangat dipengaruhi oleh pendidikan sebab dengan bantuan pendidikan setiap individu berharap bisa maju dan berkembang yang di kemudian hari bisa mendapatkan pekerjaan yang pantas. Lewat pendidikan orang mengharapkan supaya bakat dan kemampuan yang dimiliki bisa dikembangkan secara maksimal. Dengan memperoleh pendidikan, secara tidak langsung seseorang berusaha mengembangkan dirinya agar dapat berdiri sendiri dan memperoleh berbagai pengetahuan, misalnya konsep, prinsip, inisiatif kreativitas, ketrampilan dan tanggung jawab.

Untuk mendapatkan suatu pengalaman yang berguna, maka dalam diri seseorang diperlukan adanya suatu motivasi atau dorongan untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu agar tercipta tujuan studi. Motivasi merupakan daya


(22)

penggerak dalam menentukan keberhasilan dalam studi. Seorang mahasiswa yang mempunyai motivasi tinggi akan lebih dapat memilih program studi yang cocok dan yang sesuai dengan kemampuan diri. Dengan dorongan, keinginan dan semangat yang dimiliki dalam memilih program studi maka akan diperoleh hasil belajar yang optimal.

Motivasi yang berpengaruh terhadap hasil belajar nantinya akan mempengaruhi mahasiswa dalam mendapat pekerjaan yang sesuai dengan harapan dan keinginan. Hal ini yang mendorong mahasiswa untuk lebih selektif dalam memilih program studi, sebab nantinya akan berpengaruh pada masa depan mahasiswa tersebut. Pemilihan program studi yang tepat terutama didukung oleh minat yang kuat nantinya akan menjadi tolak ukur perusahaan-perusahaan, lembaga pendidikan dalam menerima calon karyawannya. Fenomena inilah yang mendorong mahasiswa untuk lebih selektif dalam memilih program studi.

Pendidikan tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademi atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian. Satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi disebut perguruan tinggi yang dapat berbentuk akademi, sekolah tinggi institut atau universitas.

Di dalam memilih program studi di Perguruan Tinggi, dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut bisa dari luar diri seseorang maupun dari


(23)

dalam diri seseorang. Faktor dari luar diri seseorang tersebut adalah lingkungan, baik lingkungan alam (misalnya : faktor geografis), maupun lingkungan sosial (misalnya : keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya) dan instrumental input yaitu sejumlah faktor yang sengaja dirancang dan dimanipulasikan guna menunjang tercapainya keluaran yang dikehendaki (misalnya: guru/pengajar, kurikulum/bahan ajaran, sarana dan fasilitas, administrasi/manajemen) (Ngalim Purwanto, 1984:106).

Faktor-faktor dari dalam diri seseorang yang mempengaruhi mahasiswa dalam memilih program studi yaitu : faktor fisiologis dan faktor psikologis. Faktor fisiologis ialah bagaimana kondisi fisiknya, panca indranya dan sebagainya, sedangkan faktor psikologis adalah : minat, tingkat kecerdasan, bakat, motivasi, kemampuan kognitif dan sebagainya (Ngalim Purwanto, 1984:107).

Dari faktor-faktor di atas dapat digambarkan sebagai berikut: Alam

lingkungan

Sosial Luar

Kurikulum/bahan ajaran Guru/Pengajar

Instrumental Sarana dan Fasilitas Administrasi/Manajemen Faktor

Kondisi fisik fisiologi

Kondisi panca indra Dalam

Bakat Psikologi Minat

Kecerdasan Motivasi


(24)

Dengan munculnya berbagai faktor diatas yang mempengaruhi mahasiswa terutama dalam memilih program studi, maka mahasiswa berusaha untuk lebih selektif dalam menentukan pilihan studinya. Faktor yang diduga dominan berpengaruh terhadap pemilihan program studi adalah minat, motivasi, orang tua, pekerjaan yang diharapkan dan lingkungan belajar.

Mengingat kelima faktor yang dominan mempengaruhi mahasiswa, maka dalam penelitian ini penulis mengambil judul “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MAHASISWA DALAM MEMILIH PROGRAM STUDI DI PERGURUAN TINGGI “

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah minat mempengaruhi mahasiswa dalam memilih program studi di Perguruan Tinggi ?

2. Apakah motivasi mempengaruhi mahasiswa dalam memilih program studi di Perguruan Tinggi ?

3. Apakah status sosial ekonomi orang tua mempengaruhi mahasiswa dalam memilih program studi di Perguruan Tinggi ?

4. Apakah pekerjaan yang diharapkan mempengaruhi mahasiswa dalam memilih program studi di Perguruan Tinggi ?

5. Apakah lingkungan belajar mempengaruhi mahasiswa dalam memilih program studi di Perguruan Tinggi ?


(25)

C. Batasan Masalah

Dalam proposal ini penulis memberikan batasan sebagai berikut : 1. Penelitian difokuskan pada variabel-variabel yang berpengaruh terhadap

keputusan mahasiswa dalam memilih program studi.

Variabel tersebut adalah minat, motivasi, status sosial ekonomi orang tua, pekerjaan yang diharapkan dan lingkungan belajar.

2. Penelitian dilakukan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan angkatan 2004/2005 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yang penulis lakukan :

1. Untuk mengetahui apakah minat mempengaruhi mahasiswa dalam memilih program studi di Perguruan Tinggi

2. Untuk mengetahui apakah motivasi mempengaruhi mahasiswa dalam memilih program studi di Perguruan Tinggi

3. Untuk mengetahui apakah status sosial ekonomi orang tua mempengaruhi mahasiswa dalam memilih program studi di Perguruan Tinggi

4. Untuk mengetahui apakah pekerjaan yang diharapkan mempengaruhi mahasiswa dalam memilih program studi di Perguruan Tinggi

5. Untuk mengetahui apakah lingkungan belajar mempengaruhi mahasiswa dalam memilih program studi di Perguruan Tinggi


(26)

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi Universitas Sanata Dharma sebagai obyek penelitian khususnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa dalam studi, sehingga dapat dipergunakan sebagai pertimbangan kebijakan universitas dan memperbaiki kekurangan yang masih ada.

2. Bagi Penulis

Untuk menambah pengalaman dan pengetahuan serta menerapkan teori yang telah diperoleh selama kuliah ke dalam keadaan yang sebenarnya, terutama tentang faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa dalam memilih program studi di Perguruan Tinggi.


(27)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. MINAT

Kata minat dapat diartikan sebagai ketertarikan seseorang akan suatu hal. Minat merupakan faktor psikologis yang dapat menentukan suatu pilihan yang tepat, selain itu minat merupakan salah satu faktor penentu yang sangat penting untuk suatu kemajuan dan keberhasilan seseorang. Seseorang yang mengerjakan sesuatu dengan disertai minat, pada umumnya akan memperoleh hasil yang lebih baik daripada mereka tidak berminat sebelumnya. Minat seseorang dapat dilihat melalui kegiatan-kegiatan yang sering dilakukan yang didasari pernyataan senang dan tidak senang terhadap suatu obyek. Menurut Elizabeth B. Hurlock (1989:114) minat merupakan sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Menurut W.S. Winkel (1983: 30) minat adalah kecenderungan yang agak menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang/hal yang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. Menurut Bimo Walgito (1977: 38) minat merupakan suatu keadaan dimana seseorang menaruh perhatian terhadap suatu obyek disertai dengan adanya kecenderungan untuk berhubungan lebih aktif dengan obyek tersebut. Minat dapat didefinisikan sebagai suatu sikap atau perasaan yang positif terhadap suatu aktivitas, orang, pengalaman atau benda. (Carl Safran dalam Dewa Ketut Sukardi 1988: 61).


(28)

Minat pada diri seseorang tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan melalui proses. Anak memiliki minat dari pembawaannya, kemudian memperolah perhatian dan berinteraksi dengan lingkungannya. Jadi minat adalah ketertarikan seseorang untuk menaruh perhatian penuh akan bidang yang dipilihnya dan melakukannya merasa rasa senang.

Minat mempunyai dua aspek yaitu aspek kognitif dan aspek afektif (Elizabeth Hurlock, 1989:116-117). Aspek kognitif dibangun melalui pengalaman pribadi dan apa yang dipelajari di rumah, sekolah dan masyarakat. Dari sumber tersebut seseorang belajar apakah sesuatu memuaskan kebutuhan atau tidak. Apabila hal tersebut dapat memuaskan kebutuhannya maka akan timbul minat terhadap hal tersebut. Aspek afektif juga dibangun dari pengalaman pribadi seseorang tetapi akan tetapi lebih menekankan kepada emosional. Hal ini berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang. Apabila seseorang mendapatkan suatu pengalaman yang menyenangkan maka akan semakin berminat terhadap apa yang dialaminya begitu juga sebaliknya. Dua hal tersebut mempunyai peran yang sangat penting dalam menentukan apa yang akan dikerjakan oleh anak dengan jenis penyesuaian pribadi dan sosial mereka, namun demikian aspek afektif mempunyai peran yang lebih besar dalam memotivasi tindakan daripada aspek kognitif. Aspek afektif minat bila sudah terbentuk cenderung tahan terhadap perubahan dibanding aspek kognitif.

Dalam hal pembentukan minat Andi Mappiare (1992) mengatakan bahwa minat berasal dari harapan, sebab minat terdiri dari perasaan, harapan,


(29)

prasangka atau kecenderungan untuk mengarahkan individu pada suatu pilihan. Hal ini berarti bahwa minat seseorang akan timbul jika seseorang memiliki rasa senang, memiliki harapan terhadap obyek, memiliki pandangan untuk dirinya sendiri dan ada kecenderungan untuk melakukan pekerjaan itu sebagai obyek. Dalam buku Bimbingan dan Konseling (Dewa Ketut Sukardi, 1988:63) ada tiga cara untuk menentukan minat yaitu:

a. Minat yang diekspresikan ( Expressed Interest )

Seseorang dapat mengungkapkan minat atau pilihannya dengan kata tertentu. Contoh : Seseorang mengatakan bahwa dirinya suka belajar akuntansi.

b. Minat yang diwujudkan ( Manifest Interest )

Seseorang dapat mengekspresikan minat bukan melalui kata-kata tetapi melalui tindakan atau perbuatan, ikut serta berperan aktif dalam suatu aktivitas tertentu. Contoh : Siswa yang aktif dalam kegiatan drama.

c. Minat yang diinventarisasikan ( Inventoried Interest )

Seseorang dapat diukur minatnya dengan menjawab terhadap sejumlah pertanyaan tertentu atau urutan pilihannya untuk kelompok aktivitas tertentu.

Menurut Andi Mappiare (1983:61) mengemukakan ada tiga pola utama dalam perubahan minat yaitu :

a. Terjadi pengurangan jumlah yang diminati oleh seseorang sejalan dengan pertambahan usia dan kurang perpindahan pada minat yang lain.


(30)

b. Tejadi pergantian tentang apa yang diutamakan dan sedikit timbulnya minat-minat baru.

c. Dapat terjadi penguatan minat-minat baru jika lingkungan “memaksa” dan sifat-sifat minat baru itu tidak sekelompok dengan minat yang telah dimantapkan sebelumnya.

Pengembangan sifat-sifat minat adalah merupakan suatu yang sangat rumit dan kompleks. Minat individu tidak dapat dikembangkan dalam suatu lingkungan. Menurut Dewa Ketut Sukardi (1988:66) sifat-sifat minat adalah : a. Minat sedikitnya banyak memainkan peran yang penting dalam

keberhasilan aktivitas tertentu.

b. Pola minat cenderung untuk stabil setelah masa adolesen.

c. Keberhasilan seseorang dalam aktivitas tertentu bukanlah hanya karena memiliki karakteristik bakat dan kemampuan yang sama, tetapi juga memiliki minat yang sebagaimana adanya.

Minat didorong oleh motivasi. Motivasi adalah tenaga yang mendorong individu bertindak atau berbuat untuk tujuan tertentu. Menurut Soewardi (1987:183) faktor-faktor pendorong minat adalah:

a. Dorongan untuk mempertahankan hidup.

b. Dorongan keadaan, yang mana keadaan itu ditimbulkan oleh dorongan untuk mempertahankan hidup.

c. Kegiatan mencapai tujuan. Komponen ini dilandasi oleh komponen dorongan mempertahankan hidup dan dorongan keadaan.


(31)

e. Mengendurnya dorongan karena tujuan telah tercapai serta keinginan dan kebutuhan telah tercapai.

f. Efek mengendurnya dorongan semula karena munculnya dorongan lain yang baru.

Kemampuan komponen itu bekerja berhubungan atau berkelanjutan dari yang pertama hingga yang terakhir, sebagai landasan tumbuhnya minat seseorang untuk bertindak atau memusatkan perhatiannya kedalam suatu hal. Minat berhubungan dengan kecenderungan individu untuk memusatkan perhatian dan meningkatkan aktivitas mental dan kegiatan kepada suatu obyek. Minat selalu berhubungan dengan kemampuan, kebutuhan dan pengalaman dari individu. Jadi minat bertujuan kepada suatu obyek yang banyak sangkut pautnya pada individu. (Soewardi, 1987:186).

Menurut Whiterington (1963:90) minat dibedakan menjadi dua yaitu : a. Minat Primitif

Minat timbul dari kebutuhan yang secara langsung dapat memuaskan dorongan untuk mempertahankan organisme.

b. Minat Kulturil

Minat kulturil dapat juga disebut sebagai minat sosial yang berasal dari perbuatan yang lebih tinggi tarafnya.

Minat merupakan salah satu unsur pokok yang sangat penting untuk meraih sukses dalam melakukan kegiatan. Arti penting minat menurut The Liang Gie (1994:28) ialah :


(32)

b. Minat memudahkan terciptanya konsentrasi. c. Minat mencegah gangguan perhatian dari luar.

d. Minat memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan. e. Minat memperkecil kebosanan studi dalam diri sendiri.

Berdasarkan pendapat diatas, maka minat memilih program studi pada mahasiswa, dapat diartikan sebagai kecenderungan yang mengarahkan mahasiswa untuk memilih program studi yang ditandai dengan adanya perasaan senang terhadap program studi tersebut, perasaan tertarik dan perasaan bahwa program studi tersebut bersangkut paut dengan kebutuhannya. Minat yang besar terhadap program studi yang telah mahasiswa pilih akan mempermudah terciptanya konsentrasi dalam studi. Jadi tanpa minat maka konsentrasi belajar juga akan sulit berkembang bahkan dipertahankan.

B. MOTIVASI

1. Pengertian Motivasi

Motivasi berasal dari kata motif yang berarti daya penggerak dari dalam yang telah menjadi aktif untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Motivasi adalah daya penggerak yang telah menjadi aktif, motif menjadi aktif pada saat tertentu, bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau dihayati. (Winkel, 1983:27).

Motivasi merupakan suatu proses yang mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi yang timbul pada diri seseorang.


(33)

Motivasi sebagai proses psikologi yang dapat timbul dari faktor dalam dan dari luar diri seseorang. Faktor yang timbul dari dalam diri seseorang dapat berupa kepribadiaan, sikap, pengalaman, pendidikan, berbagai harapan dan cita-cita yang menjangkau masa depan. Sedangkan faktor dari luar diri seseorang dapat timbul oleh berbagai sumber, bisa karena pengaruh pimpinan, kolega atau faktor-faktor lain.

Kata motivasi menggambarkan suatu dorongan, kebutuhan atau keinginan melakukan sesuatu yang khusus atau umum (Sri Esti Wuryani, 2002:349-350). Motivasi sebagai suatu perubahan tenaga didalam diri atau pribadi seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi dalam usaha mencapai tujuan (Mc Donald dalam Soemanto, 1984:191). Motivasi adalah kondisi-kondisi atau keadaan yang mengaktifkan atau memberi dorongan kepada makhluk untuk bertingkah laku mencapai tujuan yang ditimbulkan oleh motivasi tersebut. (James O Whittaker dalam Soemanto, 1984:193).

Motivasi adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisasi yang mengarahkan tingkah laku terhadap tujuan atau perangsang (Ngalim Purwanto, 1990:61). Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan prilaku manusia, dan dalam motivasi terkandung rasa keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap dan prilaku seseorang. Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:80) ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu :


(34)

a. Kebutuhan

Terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa yang ia miliki dan apa yang ia harapkan.

b. Dorongan

Merupakan kekuatan mental yang ia miliki untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan dan pencapaian tujuan. Dorongan yang berorientasi pada tujuan merupakan inti dari motivasi.

c. Tujuan

Hal yang ingin dicapai oleh individu. Tujuan tersebut mengarah pada prilaku seseorang.

Motivasi sebagai konsep manajemen dalam kaitannya dengan kehidupan organisasi dan kepemimpinan, motivasi adalah dorongan kerja yang timbul pada seseorang untuk berprilaku dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan (Wahjosumidjo, 1984:177). Sikap perilaku seseorang berorientasi pada tujuan yaitu tercapainya kebutuhan yang diinginkan. Kegunaan konsep motivasi adalah menggambarkan kecenderungan umum seseorang dalam usahanya mencapai tujuan tertentu. Motivasi sering dilihat sebagai sifat kepribadian seseorang yang relatif stabil.

Sedangkan menurut Sondang Siagian (1989:138) :

Motivasi adalah pendorong yang mengakibatkan seorang anggota organisasi mau dan rela untuk mengerahkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau ketrampilan, tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawab dan menunaikan kewajibannya dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya.


(35)

Motivasi dapat dikatakan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatu. Jadi motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor-faktor dari luar tetapi motivasi itu tumbuh di dalam diri seseorang.

Dorongan menyebabkan semakin kuatnya kemauan diri seseorang untuk melakukan kegiatan, sekaligus memberikan arah atau haluan kepada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dari kegiatan yang dilakukannya. Menurut Sartain (dalam Ngalim Purwanto, 1990:62) motif di bagi menjadi dua bagian yaitu : Pysiological drive ialah dorongan-dorongan yang bersifat fisiologis/jasmaniah dan social motives ialah dorongan-dorongan yang ada hubungannya dengan manusia yang lain dalam masyarakat. Menurut Vroom (dalam Ngalim Purwanto, 1990:72) motivasi mengacu kepada suatu proses yang mempengaruhi pilihan-pilihan individu terhadap bermacam-macam bentuk kegiatan yang dikehendaki, sedangkan menurut John P. Campbell dkk (dalam Ngalim Purwanto, 1990:72) motivasi mencakup dalamnya arah dan tujuan tingkah laku, kekuatan respons dan kegigihan tingkah laku selain itu juga mencakup sejumlah konsep seperti dorongan (drive), kebutuhan (need ), rangsangan (incentive), ganjaran (reward), penguatan (reinforcement), ketepatan tujuan (goal setting), harapan (expectancy).


(36)

2. Arti Penting Motivasi

Menurut Ngalim Purwanto (1990:72) motivasi mengandung tiga komponen pokok :

a. Menggerakkan berarti menimbulkan kekuatan pada individu; memimpin seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu.

b. Mengarahkan atau menyalurkan tingkah laku. Dengan demikian ia menyediakan suatu orientasi tujuan. Tingkah laku individu diarahkan terhadap sesuatu.

c. Menjaga tingkah laku seseorang. Untuk menjaga tingkah laku seseorang, lingkungan sekitar harus menguatkan intensitas dan arah dorongan dan kekuatan individu.

Jadi motivasi merupakan penggerak dan penggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauan untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil dan mencapai tujuan tertentu. Tindakan memotivasi akan lebih dapat berhasil jika mempunyai tujuan yang jelas dan disadari oleh yang dimotivasi serta sesuai dengan kebutuhan orang yang dimotivasi.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi

Banyak faktor yang mempengaruhi motivasi dan dapat dibagi ke dalam tiga faktor utama ( Abi Sujak, 1990:249-250) :

a. Karakteristik Individu yang berbeda

Setiap individu mempunyai karakteristik yang berbeda-beda antara lain kebutuhan, nilai, sikap dan minat. Perbedaan-perbedaan tersebut


(37)

dibawa ke dunia kerja sehingga motivasi setiap individu atau tenaga kerja bervariasi.

b. Karakteristik Pekerjaan yang Berbeda

Dalam perusahaan biasanya terdapat berbagai macam pekerjaan. Setiap pekerjaan yang berbeda akan membutuhkan persyaratan ketrampilan, indentitas tugas, otonomi dan tipe-tipe penilaian yang berbeda pula. Dalam perbedaan karakteristik pekerjaan tersebut membutuhkan pengorganisasian dan penempatan orang secara tepat. c. Penerapan Pola Kerja yang Efektif

Karakteristik organisasi meliputi peraturan, kebijakan, sistem pemberian hadiah dan misi organisasi.

Jadi dorongan atau motivasi mahasiswa dalam memilih fakultas atau jurusan itu bemacam-macam. Ada yang masuk ke fakultas dan jurusan memang itu tujuannya, tetapi sebaliknya tidak jarang pula yang masuk ke fakultas atau jurusan karena terpaksa. Jadi besar kecilnya motivasi yang dimiliki oleh mahasiswa, akan berhubungan erat dengan jelas tidaknya tujuan yang akan dicapai.

4. Teori Motivasi

Banyak berbagai macam teori tentang motivasi, diantaranya adalah sebagai berikut (Ngalim Purwanto, 1990:74) :

a. Teori Hedonisme

Hedonisme adalah suatu aliran di dalam filsafat yang memandang bahwa tujuan hidup utama pada manusia adalah mencari kesenangan


(38)

yang bersifat duniawi. Manusia pada hakekatnya adalah mahkluk yang mementingkan kehidupan yang penuh kesenangan dan kenikmatan. b. Teori Naluri

Kebiasaan ataupun tindakan dan tingkah laku manusia yang diperbuat dalam kehidupan sehari-hari mendapat dorongan atau digerakkan oleh dorongan mempertahankan diri, mengembangkan diri dan mempertahankan/mengembangkan jenis. Maka untuk memotivasi seseorang harus didasari naluri mana yang akan dituju dan perlu dikembangkan.

c. Teori Reaksi yang Dipelajari

Tindakan atau perilaku manusia tidak berdasarkan naluri-naluri, tetapi berdasarkan pola-pola tingkah laku yang dipelajari dari kebudayaan di tempat orang itu hidup.

d. Teori Daya Pendorong

Daya pendorong adalah semacam naluri, tetapi hanya suatu dorongan kekuatan yang luas terhadap suatu arah yang umum.

e. Teori Kebutuhan

Tindakan yang dilakukan oleh manusia pada hakekatnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya baik itu kebutuhan fisik maupun kebutuhan psikis. Oleh karena itu apabila seseorang ingin memberikan motivasi kepada orang lain, ia harus berusaha mengetahui terlebih dahulu apa kebutuhan-kebutuhan orang yang akan dimotivasinya.


(39)

Berdasarkan uraian-uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri seseorang yang mempunyai motivasi tinggi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

a. Berorientasi ke depan dan memandang kegiatan belajar sebagai jalan menuju ke realisasi cita-cita dan harapan masa depan.

b. Berusaha mencapai prestasi belajar yang optimal, artinya memperoleh prestasi belajar yang sesuai dengan taraf kemampuan yang dimiliki.

c. Berkeinginan untuk maju dan memandang kegiatan belajar sebagai jalan menuju ke realisasi cita-cita dan harapan masa depan.

d. Mempunyai kepercayaan pada diri sendiri dalam menyelesaikan tugas-tugas sehingga tidak perlu selalu minta bantuan orang lain.

e. Mempunyai rasa tanggung jawab personal baik terhadap diri sendiri maupun terhadap hal-hal yang dipercayakan kepadanya.

f. Mempunyai kecenderungan untuk memilih dan mengerjakan tugas-tugas dalam taraf kesukaran yang tinggi.

g. Mempunyai ambisi yang kuat untuk sukses, suka berkompetisi dan berkemauan keras untuk mendapatkan hasil yang baik dari mengerjakan sesuatu.

h. Tidak lekas putus asa dengan prestasi atau sukses yang telah dicapai dan selalu berusaha untuk meraih sukses yang lebih tinggi lagi.


(40)

C. ORANG TUA 1. Tingkat Pendidikan Orang Tua

Pendidikan merupakan suatu sarana yang tepat untuk mengembangkan sumberdaya manusia. Antara mendidik dan pendidikan keduanya saling berkaitan. Dilihat dari makna bahasanya, mendidik mempunyai arti memelihara dan memberi latihan. Istilah mendidik merupakan suatu tindakan atau kegiatan. Tindakan atau kegiatan mendidik ini melibatkan pendidik (orang yang mendidik) disatu pihak serta pihak yang dididik di pihak lain atau berarti mengandung komunikasi antara dua orang atau lebih.

Pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (dalam Muhabbin Syah, 1995:10) merupakan pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Lebih jauh dikatakan, bahwa pendidikan akan mempersiapkan agar generasi mendatang matang dan siap dibekali ilmu pengetahuan serta ketrampilan dan kemampuan jiwa maupun jasmani untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab pendidikan formal yang berhasil dicapai orang tua. Sedang yang dimaksud dengan tingkat pendidikan orang tua dalam penelitian ini artinya adalah jenjang pendidikan yang telah diselesaikan oleh orang tua yang dibuktikan dengan adanya ijazah yang paling akhir diperoleh misalnya: lulus SD, SMP, SLTA (SMU). Sarjana Muda atau Sarjana.


(41)

Yang dimaksud Tingkat pendidikan seseorang dapat dilihat dari jenjang pendidikan yang pernah dialaminya atau lamanya pendidikan. Pada umumnya tingkat pendidikan menentukan jenis pekerjaan atau jabatan seseorang. Menurut Muhibbin Syah (1995:10) pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. Keluarga yang orang tuanya tidak berpendidikan, memiliki informasi dan pengertian tentang segala hal serba terbatas, sehingga perkembangan anak-anaknya dihambat oleh keterbatasan itu (Vaizey John, 1992: 11).

Tingkat pendidikan formal yang dicapai membawa pengaruh yang luas pada kehidupan seseorang yaitu bukan hanya berpengaruh pada tingkat penguasaan pengetahuan tetapi berpengaruh pada jenjang pekerjaan formal, penghasilan, kekayaan, dan status sosial dalam masyarakat.

2. Jenis Pekerjaan Orang Tua

Menurut Biro Pengembangan Sosial Budaya pada halaman 12, pekerjaan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

a. pekerjaan pokok adalah jenis pekerjaan yang dimiliki oleh seseorang sebagai sumber ukuran dari penghasilannya, yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sifat pekerjaan ini adalah tetap, apabila penghasilan dari pekerjaan pokok ini tidak atau belum mencukupi untuk keperluan hidupnya, maka perlu diusahakan adanya penghasilan lain di luar penghasilan pokok.


(42)

b. Pekerjaan sampingan atau tambahan adalah pekerjaan yang dimiliki atau dilakukan oleh seseorang sebagai pekerjaan tambahan untuk memperoleh penghasilan tambahan guna memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Sifat pekerjaan sambilan ini adalah melengkapi kebutuhan pokok.

Yang dimaksud dengan jenis pekerjaan dalam penelitian ini adalah bidang pekerjaan yang ditekuni oleh orang tua setiap harinya sebagai mata pencaharian. Drs. James Spilance SJ (1982:14) mengelompokkan pekerjaan dan jabatan dalam sembilan golongan yaitu :

a. Golongan A

a) Meninggal dunia b) Pensiunan

c) Tidak mempunyai pekerjaan tetap b. Golongan B

a) Buruh tani b) Buruh nelayan c) Petani kecil d) Penebang kayu c. Golongan C

a) Petani penyewa b) Buruh tidak tetap c) Penarik becak


(43)

d. Golongan D a) Pembantu b) Penjual keliling c) Tukang cuci e. Golongan E

a) Seniman b) Buruh tetap c) Sopir bis/colt d) Montir

e) Pandai besi/perak/emas f) Tukang kayu

g) Tukang listrik h) Penjahit

i) Penjaga j) Tukang mesin f. Golongan F

a) Pemilik bus/colt b) Pengawas keamanan c) Petani pemilik tanah d) Pedagang

e) Pegawai kantor f) Pemilik toko g) Pegawai sipil ABRI


(44)

h) Mandor i) Peternak j) Tuan tanah g. Golongan G

a) ABRI ( Tamtama, Bintara ) b) Pegawai Badan Hukum c) Kepala Kantor Pos Cabang d) Manajer Perusahaan Kecil e) Pamong Praja

f) Guru SD g) Kepala Bagian

h) Pegawai Negeri ( Golongan I/a-I/d ) h. Golongan H

a) Guru SLTP, SLTA b) Pekerja sosial

c) Perwira ABRI ( Letda, Lettu dan Kapten ) d) Pegawai Negri ( Golongan II/a-II/d ) e) Juru rawat

f) Kepala Sekolah g) Kontraktor h) Wartawan i. Golongan I


(45)

b) Majager perusahaan c) Ahli ilmu tanah Apoteker d) Penerbang

e) Arsitektur f) Dokter

g) Dosen Atau Guru Besar h) Gubernur

i) Walikota atau Bupati j) Kepala Kantor Pos Pusat k) Menteri

l) Pegawai Negri ( golongan IV/a keatas ) m) Pengarang

n) Peneliti

o) Kontraktor Besar 3. Pendapatan Orang Tua

Pendapatan adalah segala bentuk balas karya yang diperoleh sebagai imbalan atau balas jasa atas sumbangan seseorang terhadap proses produksi (T. Gilarso, 1991:63). Pendapatan keluarga dapat bersumber pada usaha sendiri, bekerja pada orang lain, dan hasil dari miliknya sendiri. Pengertian pendapatan sangat erat hubungannya dengan penghasilan bahkan banyak orang menyamakan kedua pengertian tersebut. Dalam penelitian ini penulis tidak membedakan arti atau pengertian antara


(46)

pendapatan dan penghasilan, keduanya mempunyai pengertian yang sama yaitu besarnya arus uang dan barang yang masuk dalam suatu keluarga.

Pendapatan yang diterima oleh suatu keluarga dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan. Bagian terbesar dari pendapatan keluarga atau uang masuk itu dibelanjakan lagi guna membeli sesuatu yang dipergunakan untuk hidup (konsumsi). Konsumsi disini bukan hanya persoalan makan saja tetapi mencakup seluruh pemakaian barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup, contohnya rekreasi dan pendidikan.

Besarnya jumlah pengeluaran keluarga menurut Drs T. Gilarso tergantung dari berbagai hal antara lain:

a. Besarnya jumlah penghasilan yang masuk b. Besarnya keluarga

c. Tingkat harga kebutuhan hidup d. Tingkat pendidikan keluarga

e. Lingkungan sosial ekonomi keluarga itu

f. Kebijaksanaan dalam mengelola dan mengendalikan keuangan keluarga

Dalam kaitannya dengan pendidikan, keadaan keluarga tentulah mempunyai peranan terhadap perkembangan anak-anak. Dengan adanya kondisi ekonomi keluarga yang cukup maka anak-anaknya akan mendapat kesempatan yang lebih luas untuk mengembangkan bermacam-macam kecakapannya. Ia akan lebih banyak memperoleh kesempatan untuk terus sekolah tanpa harus menemui kesulitan dalam hal biaya dan


(47)

fasilitas-fasilitas pendukungnya. Kesempatan ini tidak akan diperoleh anak-anak dari keluarga yang tidak mampu karena anak-anak tersebut akan menghadapi problem-problem finansial sehingga mereka tidak mempunyai kesempatan untuk melanjutkan sekolah.

Pengeluaran suatu keluarga tidak selalu sama besarnya, lebih lebih antara keluarga yang satu dengan keluarga yang lain sangat mungkin terjadi perbedaan besar. Besarnya pengeluaran suatu keluarga tergantung dari beberapa hal seperti besarnya penghasilan keluarga, besarnya jumlah dan umur keluarga, dan lingkungan sosial ekonomi suatu keluarga.

4. Jumlah Anak yang Ditanggung Orang Tua

Keluarga adalah suatu kelompok kekerabatan yang menyelenggarakan pemeliharaan anak dan kebutuhan manusia tertentu lainnya. Anak menjadi tanggungjawab bersama dari seluruh keluarga, dan anak mengembangkan hubungan yang lebih baik dengan orang tua dan saudara-saudaranya. Menurut Hassan Shadili ( 1983 : 263 ) sebuah keluarga yang bertujuan untuk meningkatkan kepandaian dan memperhatikan kualitas anak akan cenderung mempunyai anak dalam jumlah sedikit.

Dalam bidang pendidikan keluarga merupakan sumber pendidikan utama karena segala pengetahuan, kecerdasan, intelektual manusia diperoleh pertama-tama dari orang tua dan anggota keluarganya sendiri. Keluarga merupakan produsen sekaligus konsumen yang harus mempersiapkan dan menyediakan segala kebutuhan sehari-hari. Setiap


(48)

anggota keluarga dibutuhkan dan saling membutuhkan satu sama lain, supaya mereka dapat hidup lebih tenang. Sedangkan dalam penulisan ini pengertian jumlah keluarga adalah banyaknya jumlah anak yang masih ditanggung oleh orang tua.

Sebuah keluarga dalam kehidupan sekarang ini akan membatasi jumlah anak dengan maksud untuk biaya masing-masing anak dapat terpenuhi dan perhatian kasih sayang orang tua akan lebih terkontrol, namun ada juga yang sebaliknya orang tua akan memperoleh banyak anak maka orang tua juga menginginkan keuntungan dari keluarga besar dengan konsekuensi orang tua sanggup memelihara anak-anak hingga dewasa walaupun pendapatan mereka sedikit ( John Vaizey 1974 : 55 ).

Orang tua bertanggungjawab untuk membesarkan, mendidik dan menyekolahkan anaknya. Untuk melakukan itu maka orang tua harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit, semakin besar jumlah anak semakin besar biaya yang harus ditanggung orang tua, misalnya untuk biaya makan, pakaian dan pendidikan. Bagi anak yang mempunyai saudara banyak, tentu akan mempengaruhi minat anak untuk melanjutkan sekolah setelah lulus SMU nanti, mengingat biaya yang dikeluarkan orang tua untuk pendidikan akan semakin mahal.

D. PEKERJAAN YANG DIHARAPKAN

Pekerjaan yaitu kegiatan pokok yang ditekuni seseorang setiap harinya. Menurut Franz Von Magnis (dalam Pandji Anoraga, 1992:11)


(49)

pekerjaan adalah kegiatan yang direncanakan, jadi pekerjaan itu memerlukan pemikiran khusus dan tidak dapat dijalankan siapapun. Menurut Hegel (dalam Pandji Anoraga, 1992:12) pekerjaan adalah kesadaran manusia. Pekerjaan memungkinkan orang dapat menyatakan diri secara obyektif ke dunia ini, sehingga ia dan orang lain dapat memandang dan memahami keberadaan dirinya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996:67) pekerjaan : pencarian, apa yang dijadikan pokok penghidupan, sesuatu yang dilakukan untuk mendapatkan nafkah. Hubungan seseorang dengan pekerjaanya sangat mendasar dan karena itu sikap seseorang terhadap pekerjaannya itu sangat memungkinkan menentukan keberhasilan dan kegagalannya (Frederick Herzberg dalam Prof. F. DR. Sondang P Siagian, 1989). Jadi pekerjaan adalah usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan diri atau kebutuhan umum, maka dapat dikatakan bahwa orang bekerja itu untuk mempertahankan eksistensi diri sendiri dan keluarga. Dengan pekerjaan tersebut orang secara tidak langsung akan memperbaiki kondisi di lingkungan dan kehidupannya.

Jika seseorang merasa tidak puas akan hasil dari pekerjaan yang digeluti maka akan menimbulkan rasa tidak suka akan pekerjaan tersebut dan sikap tersebut bertentangan dengan pekerjaan yang dilakukan dan mengakibatkan seseorang untuk sulit mendapatkan pekerjaan baru. Hal ini berarti bahwa seseorang yang menginginkan pekerjaan tertentu, maka orang itu akan berusaha mencari kesempatan untuk selalu melihat dan mendengarkan segala sesuatunya tentang pekerjaan tersebut serta berusaha untuk mendapatkan pekerjaan tersebut. Orang yang bekerja pada lajur


(50)

produksi atau melakukan pekerjaan yang tidak menyenangkan dan pekerjaan tangan yang sulit, biasanya tidak termotivasi oleh pekerjaan tersebut (Hamzah B. Uno, 2007:40). Setiap pekerjaan yang berbeda membutuhkan persyaratan keterampilan, identitas tugas, otonomi dan tipe-tipe penilaian yang berbeda pula. Perbedaan karakteristik yang melekat pada pekerjaan itu membutuhkan pengorganisasian dan penempatan orang secara tepat sesuai dengan kesiapan individu (Abi Sujak, 1990:250)

Hal ini berhubungan dengan peranan mahasiswa sebagai tenaga kerja tingkat tinggi dimasa depan adalah harapan untuk bekerja setelah lulus dari perguruan tinggi. Kebanyakan mahasiswa memang ingin bekerja secara tetap sesuai dengan bidang studi yang mereka pelajari di perguruan tinggi. Tampak jelas bahwa studi di pendidikan tinggi memang dimaksudkan sebagai persiapan untuk mendapatkan pekerjaan yang pantas di masyarakat kelak. Juga tampak adanya kecenderungan sejumlah mahasiswa mengharapkan bekerja pada sektor tertentu. Harapan untuk bekerja pada sektor tertentu semacam itu umumnya mempunyai hubungan dengan karakteristik atau ciri-ciri mahasiswa, misalnya: umur, asal-usul etnis orang tua, atau tempat tinggal mahasiswa tersebut, dalam hal ini desa dan kota.

Erat hubungannya dengan sektor pekerjaan adalah cara-cara apa yang seyogyanya ditempuh untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih baik tentang pekerjaan. Umumnya mahasiswa berpendapat bahwa pengalaman praktis merupakan cara paling baik untuk mendapatkan pengetahuan tentang pekerjaan itu.


(51)

E. LINGKUNGAN BELAJAR 1. Lingkungan Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan pertama kali bagi mahasiswa dalam kehidupannya, dan bagaimana keadaan keluarga akan memegang peranan pula dalam berhasil tidaknya mahasiswa mengarungi pendidikannya. Siswa yang mengalami proses belajar, supaya berhasil sesuai dengan tujuan yang harus dicapainya perlu memperhatikan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Menurut Ngalim Purwanto (1990:109) suasana keluarga yang bermacam-macam itu mau tidak mau akan turut mempengaruhi bagaimana dan sampai mana belajar dialami dan dicapai oleh anak-anak. Petterson dan Loeber (1984) seperti dikutip oleh (Muhibbin Syah, 1995:138) mengatakan bahwa lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar siswa ialah orang tua dan keluarga itu sendiri.

Pendidikan keluarga terhadap anak-anaknya adalah pendidikan yang didasarkan pada kasih sayang terhadap anak dan yang diterimanya dari kodrat. Orang tua adalah pendidik sejati, pendidik karena kodratnya. Oleh karena itu, kasih sayang orang tua terhadap anak hendaklah kasih sayang yang sejati. Yang berarti pendidik atau orang tua mengutamakan kepentingan dan kebutuhan anak, dengan mengesampingkan keinginan dan kepentingan sendiri (Ngalim Purwanto, 1995:80).


(52)

Menurut Ngalim Purwanto (1995:86) beberapa petunjuk penting pendidikan dalam lingkungan keluarga adalah :

a. Usahakan suasana yang baik dalam lingkungan keluarga

b. Tiap-tiap anggota keluarga hendaklah belajar berpegang pada hak dan kewajiban masing-masing

c. Hendaklah mengetahui tabiat anak

d. Hindarkan segala sesuatu yang dapat merusak pertumbuhan jiwa anak e. Biarkan anak bergaul dengan teman diluar lingkungan keluarga

Menurut Roestiyah (1982:163) faktor-faktor yang datang dari keluarga yang mempengaruhi belajar siswa, yaitu :

a. Cara mendidik

Orang tua yang memanjakan anaknya, maka setelah sekolah akan menjadi siswa yang kurang bertanggung jawab, dan takut menghadapi tantangan kesulitan. Juga orang tua yang mendidik anaknya secara keras itu akan menjadi penakut.

b. Suasana keluarga

Hubungan antara anggota keluarga yang kurang intim, menimbulkan suasana kaku, tegang di dalam keluarga, menyebabkan anak kurang semangat untuk belajar. Susana yang menyenangkan, akrab dan penuh kasih sayang, memberi motivasi yang mendalam pada anak.

c. Pengertian orang tua

Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas di rumah.


(53)

Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi pengertian dan dorongannya, membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di sekolah. Kalau perlu menghubungi guru anaknya, untuk mengetahui perkembangannya.

d. Keadaan sosial ekonomi keluarga

Anak belajar memerlukan sarana-sarana yang kadang-kadang mahal. Bila keadaan ekonomi keluarga tidak memungkinkan, kadang kala menjadi penghambat anak belajar. Namun bila keadaan memungkinkan cukuplah sarana yang diperlukan anak, sehingga mereka dapat belajar dengan senang.

e. Latar belakang

Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat anak untuk belajar.

Menurut W.S Winkel (1989:109), keadaan sosial-ekonomi menunjukan pada taraf kemampuan finansial keluarga yang dapat bertaraf baik, cukup atau kurang. Keadaan inilah tergantung sampai seberapa jauh keluarga dapat membekali siswa dengan perlengkapan material untuk belajar. Keadaan sosial-kultur menunjukkan pada taraf kebudayaan yang dimiliki keluarga, yang dapat tinggi, tengah atau rendah. Dari keadaan ini tergantung kemampuan bagi anak untuk berbahasa dengan baik, corak pergaulan antara orang tua dan anak, serta pandangan keluarga mengenai pendidikan sekolah. Ngalim Purwanto (1990:110) mengatakan bahwa


(54)

seorang anak dari keluarga yang baik, memiliki intelegensi yang baik, bersekolah di suatu sekolah yang keadaan guru-gurunya dan alat-alatnya baik, belum tentu pula dapat belajar dengan baik. Sebenarnya yang penting di sini bukanlah keadaan itu sendiri, melainkan kondisi intern pada siswa yang timbul sebagai akibat dari keadaan itu. Namun, akibat itu tidak harus timbul secara otomatis atau dengan sendirinya. Sikap siswa sendiri terhadap keadaan itu, kerap menentukan apakah kondisi intern akan menguntungkan belajar atau menghambatnya.

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dari keluarga dan bagaimana sikap anak menanggapi lingkungannya dapat menentukan berhasil atau tidaknya pendidikan yang di tempuh. Agar anak dapat berhasil dalam pendidikannya, maka harus diperhatikan segala sesuatu yang dapat menunjang keberhasilan belajarnya.

2. Lingkungan Sekolah

Kemampuan belajar dimiliki manusia merupakan bekal yang membuka kesempatan luas untuk memperkaya diri dalam hal pengetahuan dan kebudayaan. Karena manusia mampu untuk belajar maka dia berkembang, mulai dari lahir sampai mencapai umur tua. Berdasarkan kesadaran tentang peranan proses belajar mengajar dalam kehidupan anak didik, masyarakat telah mendirikan suatu institut yang mendampingi belajar sedemikian rupa, sehingga menghasilkan corak perkembangan yang diharapkan. Institut ini disebut sekolah (W.S Winkel, 1989:2).


(55)

Pendidikan di sekolah sebagai akibat dari pemenuhan akan pentingnya pendidikan, sekolah tidak hanya terdiri dari gedung saja melainkan juga sarana dan prasarana lain yang menunjang pendidikan. Sekolah merupakan tempat anak didik belajar, mempelajari sejumlah materi pelajaran. Oleh karena itu harus diciptakan lingkungan sekolah yang benar-benar dapat mendukung anak untuk belajar. Menurut Roestiyah (1982:159-161), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa yang datang dari sekolah yaitu :

a. Interaksi guru dan murid.

Guru yang kurang berinteraksi dengan murid secara intim, menyebabkan proses belajar-mengajar itu kurang lancar. Juga siswa merasa jauh dari guru, maka segan berpartisipasi secara aktif dalam belajar.

b. Cara penyajian.

Guru pada jaman dulu biasa mengajar dengan metode ceramah saja. Siswa menjadi bosan, mengantuk, pasif, dan hanya mencatat saja. Guru yang progresif berani mencoba metode-metode yang baru, yang dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajar, dan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar.

c. Hubungan antar murid.

Guru yang kurang mendekati siswa dan kurang bijaksana, maka tidak akan melihat bahwa di dalam kelas ada group yang saling bersaing


(56)

secara tidak sehat. Jiwa kelas tidak terbina, bahkan hubungan masing-masing individu tidak tampak.

d. Standar pelajaran di atas ukuran.

Guru berpendidikan, untuk mempertahankan wibawanya, kadang memberi pelajaran di atas ukuran standard. Akibatnya anak merasa kurang mampu dan takut kepada guru. Bila banyak siswa yang tidak berhasil dalam mempelajari mata kuliahnya, guru semacam itu merasa senang. Tetapi berdasarkan teori belajar, yang mengingat perkembangan psikis dan kepribadian anak yang berbeda-beda, hal tersebut tidak boleh terjadi. Guru dalam menuntut penguasaan materi harus sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing. Yang penting tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai.

e. Media pendidikan.

Kenyataan saat ini dengan banyaknya jumlah anak yang masuk sekolah, maka memerlukan alat-alat yang membantu lancarnya belajar anak dalam jumlah yang besar pula, seperti buku-buku di perpustakaan, laboratorium atau media-media lain. Kebanyakan sekolah masih kurang dalam memiliki media jumlah maupun kualitasnya.

f. Kurikulum.

Sistem instruksional sekarang menghendaki proses belajar mengajar yang mementingkan kebutuhan anak. Guru perlu mendalami siswa dengan baik, harus mempunyai perencanaan yang mendetail, agar dapat


(57)

melayani anak belajar secara individual. Kurikulum sekarang belum dapat memberikan pedoman perencanaan yang demikian.

g. Keadaan Gedung.

Dengan jumlah siswa yang luar biasa jumlahnya, keadaan gedung dewasa ini terpaksa kurang, mereka duduk berjejal-jejal di dalam setiap kelas.

h. Waktu sekolah.

Akibat meledaknya jumlah anak yang masuk sekolah, dan penambahan gedung sekolah belum seimbang dengan jumlah siswa. Akibat selanjutnya banyak siswa yang terpaksa masuk sekolah di sore hari, sebenarnya kurang dapat dipertanggung-jawabkan, karena anak harus beristirahat, tetapi terpaksa masuk sekolah. Mereka mendengarkan pelajaran sambil mengantuk dan sebagainya. Sebaiknya anak belajar di pagi hari, di mana pikiran masih segar, jasmani dalam kondisi yang baik.

i. Pelaksanaan disiplin.

Banyak sekolah yang dalam pelaksanaan disiplin kurang, sehingga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Kurang bertanggung jawab, karena bila tidak melaksanakan tugas, toh tidak ada sangsi. Hal mana dalam proses belajar siswa perlu disiplin, untuk mengembangkan motivasi yang kuat.


(58)

j. Metode belajar.

Banyak siswa melaksanakan cara belajar yang salah. Dalam hal ini perlu pembinaan dari guru. Dengan cara belajar yang tepat akan efektif pula hasil belajar siswa itu, termasuk pembagian waktu untuk belajar. Kadang-kadang siswa belajar tidak teratur, atau terus-menerus, karena besok akan ujian. Dengan belajar demikian siswa akan kurang beristirahat, bahkan mungkin dapat jatuh sakit. Maka perlu belajar secara teratur setiap hari, dengan pembagian waktu yang baik, memilih cara belajar yang tepat dan cukup istirahat akan meningkatkan hasil belajar.

k. Tugas rumah.

Waktu belajar adalah di sekolah, waktu di rumah biarlah digunakan untuk kegiatan-kegiatan lain. Maka diharapkan guru jangan terlalu banyak memberikan tugas yang harus dikerjakan di rumah, sehingga anak tidak mempunyai waktu lagi untuk kegiatan yang lain.

3. Lingkungan Masyarakat

Masyarakat adalah kumpulan dan paduan dari keluarga yang juga didalamnya terdapat hukum-hukum, tata tertib dan aturan-aturan yang tertulis dan yang tidak tertulis. Siswa hidup di masyarakat. Hal demikian berarti siswa adalah bagian dari warga masyarakat. Oleh karena itu siswa menjalin hubungan dengan anggota masyarakat yang lainnya. Hubungan tersebut terjadi dengan teman sebaya, dengan orang tua yang lebih tua maupun dengan yang lebih muda. Menurut Roestiyah (1982:162) anak


(59)

perlu bergaul dengan anak lain untuk mengembangkan sosialisasinya. Tetapi perlu dijaga jangan sampai mendapatkan teman bergaul yang buruk. Perbuatan yang tidak baik mudah menular pada orang lain. Maka perlu dikontrol dengan siapa mereka bergaul. Menurut Bimo Walgito (1994:49) di dalam lingkungan masyarakat terjadi interaksi individu satu dengan individu yang lain, keadaan masyarakatpun akan memberikan pengaruh tertentu terhadap perkembangan individu.

Keberadaan media massa dan televisi, serta banyak bacaan berupa buku-buku, komik, novel, majalah, koran, sehingga kurang dapat dipertanggungjawabkan secara pendidikan. Kadang-kadang anak asyik membaca buku yang bukan buku pelajaran, sehingga lupa akan tugas belajar. Maka, bacaan perlu diawasi dan diseleksi. Televisi yang banyak menyajikan hiburan yang berupa film-film akan dapat mengakibatkan anak untuk malas belajar dan moral bagi anak akan rusak misalnya adanya adegan kekerasan dan pemerkosaan hal ini yang tidak dapat dipertanggungjawabkan secara pendidikan.

Siswa banyak menghabiskan waktunya di lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga itu sendiri merupakan bagian dari masyarakat. Komunikasi dengan anggota masyarakat lainnya, dapat memberikan pengaruh yang baik atau pengaruh yang buruk bagi siswa. Pergaulan yang salah dapat mengakibatkan siswa lupa atas tanggung jawab sendiri seorang pelajar. Muhibbin Syah (1995:44) mengatakan bahwa kondisi sebuah kelompok masyarakat yang berdomisili di kawasan kumuh dengan


(60)

kemampuan ekonomi di bawah garis rata-rata dan tanpa fasilitas umum seperti sekolah dan lapangan olah raga telah terbukti menjadi lahan yang subur bagi pertumbuhan anak-anak nakal.

Anak-anak di lingkungan brutal memang tak mempunyai alasan untuk tidak menjadi brutal, lebih-lebih apabila kedua orang tuanya kurang atau tidak berpendidikan. Dengan kondisi masyarakat yang demikian akan berpeluang untuk mempengaruhi sikap anak. Anak dapat terseret pada kegiatan yang negatif yang dapat merusak dirinya.

Sementara itu di masyarakat yang lingkungan anak-anaknya rajin belajar, dapat menjadi daya dorong terhadap siswa yang lain untuk rajin belajar. Roestiyah (1982:163) mengatakan bahwa di lingkungan yang anak-anaknya rajin belajar, kemungkinan besar akan terpengaruh untuk rajin belajar tanpa disuruh. Anak akan merasa malu jika mendapat prestasi yang rendah, jika teman-teman di sekitarnya mendapat prestasi belajar tinggi. Oleh karena itu anak akan berusaha belajar keras agar tidak ketinggalan dengan teman-temannya. Apabila teman-teman di sekitarnya itu teman sekelasnya, anak dapat mengadakan belajar bersama. Belajar bersama ini dimaksudkan agar ketinggalan mata pelajaran di kelas dapat diatasi


(61)

F. Kerangka Teoretik

1. Pengaruh minat mahasiswa terhadap pilihan program studi di perguruan tinggi

Minat mahasiswa dalam memilih jurusan atau program studi adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar untuk masuk dalam program studi yang diinginkan. Dengan adanya minat tersebut, mahasiswa berusaha tertarik pada mata kuliah yang ditawarkan di prodi tersebut. Minat memudahkan mahasiswa untuk lebih konsentrasi terhadap mata kuliah, tanpa minat maka konsentrasi terhadap pelajaran juga sulit dikembangkan dan dipertahankan. Minat seseorang akan timbul jika seseorang memiliki rasa senang, memiliki harapan dan memiliki pandangan akan obyek dan ia akan mencoba untuk mendapatkannya. 2. Pengaruh motivasi mahasiswa terhadap pilihan program studi di

perguruan tinggi

Motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak dari dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar itu. Ketika mahasiswa termotivasi untuk lebih memilih program studi yang disenangi maka ia akan berusaha untuk mendapatkannya. Motivasi tidak dapat diamati secara langsung tapi tersimpul dari tingkah laku. Dengan memiliki motivasi yang tinggi, mahasiswa akan mempunyai ambisi untuk mendapatkan hasil yang baik dalam belajar dan bertanggung jawab


(62)

terhadapa diri sendiri maupun terhadap hal-hal yang telah dipercayakan kepadanya.

3. Pengaruh orang tua mahasiswa terhadap pilihan program studi di perguruan tinggi

Orang tua mempengaruhi sikap anak terhadap sekolah secara umum dan juga sikap mereka terhadap pentingnya pendidikan dan belajar. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Pada umumnya orang-orang sependapat bahwa dengan semakin tinggi tingkat pendidikan yang dicapai oleh seseorang, maka semakin luas wawasan serta pengetahuannya dalam berbagai bidang. Dengan tingkat pendidikan orang tua yang tinggi maka orang tua tersebut akan mempunyai wawasan yang luas dan kemampuan untuk mengarahkan anak memilih program studi yang sesuai dengan kemampuan dan memberikan masukan program studi mana yang tepat untuk masa depan.

Jenis pekerjaan merupakan suatu bentuk kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh penghasilan. Jenis pekerjaan berhubungan dengan tingkat pendapatan seseorang. Jenis pekerjaan yang semakin baik maka pendapatan seseorang akan tinggi pula. Keadaan sosial ekonomi keluarga juga berpengaruh pada perilaku anak. Bagi anak yang berasal dari keluarga yang kurang mampu maka ia akan memilih program studi yang sesuai dengan kemampuan orang tuanya. Hal ini diduga akan


(63)

mempengaruhi mahasiswa untuk lebih selektif memilih program studi di perguruan tinggi.

4. Pengaruh pekerjaan yang diharapkan mahasiswa terhadap pilihan program studi di perguruan tinggi

Pekerjaan merupakan sumber penghasilan bagi semua orang. Manusia membutuhkan pekerjaan mencukupi kebutuhan hidupnya dan mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Pekerjaan sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan yang kita miliki. Dalam memilih program studi di perguruan tinggi, perlu sekali diperhatikan bahwa program studi yang dipilih betul-betul harus mempersiapkan mahasiswa agar kelak mendapatkan pekerjaan yang tepat dan melatih kemampuan yang sungguh-sungguh dibutuhkan dalam masyarakat.

5. Pengaruh lingkungan terhadap pilihan program studi di perguruan tinggi

Lingkungan adalah keseluruhan keadaan yang melingkupi seseorang atau keadaan yang dengan kehadirannya memberi pengaruh pada perkembangan psikologi. Dengan adanya pengaruh lingkungan sekitar yang baik maka akan diikuti oleh perkembangan psikologi yang semakin baik pula.

Lingkungan keluarga yang baik akan membuat mahasiswa dapat belajar dengan kondusif di rumah sehingga prestasi belajar yang dicapai akan lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa yang berasal dari lingkungan keluarga yang kurang baik. Lingkungan sekolah/kampus yang


(64)

dicirikan sarana dan prasarana yang memadai akan mendukung mahasiswa dapat belajar dengan optimal, sehingga prestasi belajar yang dicapai mahasiswa akan baik pula. Lingkungan masyarakat adalah lingkungan dimana mahasiswa menjalin hubungan atau berinteraksi dengan anggota masyarakat lain. Oleh karena itu perlu mahasiswa menjalin hubungan dengan masyarakat lainnya. Mahasiswa yang hidup di lingkungan masyarakat yang sebagian mempunyai profesi, secara tidak langsung akan mempengaruhi jiwa, serta mental mereka untuk menyesuaikan lingkungan dimana ia bergaul.

E. Hipotesis

Berdasarkan permasalahan yang disajikan dalam proposal ini, maka perumusan hipotesisnya adalah sebagai berikut:

1. Ada pengaruh minat terhadap pilihan program studi di perguruan tinggi. 2. Ada pengaruh motivasi terhadap pilihan program studi di perguruan

tinggi.

3. Ada pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap pilihan program studi di perguruan tinggi.

4. Ada pengaruh pekerjaan yang diharapkan terhadap pilihan program studi di perguruan tinggi.

5. Ada pengaruh lingkungan belajar terhadap pilihan program studi di perguruan tinggi.


(65)

BAB III

METODE PENELITIAN

. Metode penelitian adalah ilmu yang membicarakan tata cara atau jalan sehubungan dengan adanya penelitian. Oleh karena itu, dalam penelitian perlu dipilih metodologi penelitian yang baik agar dapat menjawab permasalahan yang diajukan dalam penelitian. Hal-hal yang diutamakan dalam metode penelitian meliputi :

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini jenis penelitiannya adalah studi kasus. Studi kasus merupakan penelitian tentang suatu aspek lingkungan sosial. Penelitian ini hanya terbatas pada faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa dalam memilih program studi di Perguruan Tinggi. Sehingga hanya mendeskripsikan tentang pengaruh minat, motivasi, status sosial ekonomi orang tua, pekerjaan yang diharapkan dan lingkungan belajar mahasiswa dalam memilih program studi di perguruan tinggi.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Lokasi penelitian akan dilakukan di Falkutas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, karena menurut Sumadi Suryabrata, peneliti harus mempertimbangkan apakah masalah tersebut managable atau tidak oleh penulis. Managability itu terutama


(66)

dilihat dari lima segi yaitu biaya yang tersedia, waktu yang dapat digunakan, alat-alat dan perlengkapan yang tersedia, bekal kemampuan teoritis dan penguasaan metode yang diperlukan. Pihak lain yang terlibat adalah dosen, karyawan yang membantu memberikan informasi kepada penulis pada saat dilakukannya penelitian.

2. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan pada bulan November s/d bulan Desember tahun 2007

C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah bagian yang terlibat dalam penelitian dan yang terkait dalam penelitian. Dalam penelitian ini mereka bertindak sebagai pemberi informasi yang berhubungan dengan penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah mahasiswa FKIP angkatan 2004/2005 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi titik perhatian dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah minat, motivasi, status sosial ekonomi orang tua, pekerjaan yang diharapkan dan lingkungan belajar mahasiswa dalam memilih program studi.


(67)

D. Populasi, Sampel dan Penarikan Sampel 1. Populasi Penelitian

Populasi penelitian yaitu keseluruhan subyek penelitian (Suharsimi Arikunto, 1989:102). Dapat dikatakan pula populasi adalah kumpulan yang lengkap dari seluruh elemen yang sejenis, akan tetapi dapat dibedakan satu sama lain yang disebabkan karena adanya karakteristik yang berlainan. Populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa FKIP angkatan 2004/2005 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Jumlah keseluruhan populasi ada 1137 mahasiswa, angkatan 2004 berjumlah 504 mahasiswa yang terdiri dari IPPAK 38 mahasiswa, BK 42 mahasiswa, D2 PGSD 2 mahasiswa, PBI 126 mahasiswa, PBSID 60 mahasiswa, P.Sejarah 20 mahasiswa, PAK 86 mahasiswa, PE 32 mahasiswa, P.Fisika 44 mahasiswa, P.Matematika 54 mahasiswa. Angkatan 2005 berjumlah 633 mahasiswa yang terdiri dari IPPAK 47 mahasiswa, BK 38 mahasiswa, D2 PGSD 132 mahasiswa, PBI 145 mahasiswa, PBSID 62 mahasiswa, P.Sejarah 22 mahasiswa, PAK 76 mahasiswa, PE 25 mahasiswa, P.Fisika 27 mahasiswa, P.Matematika 58 mahasiswa

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah kelompok kecil yang kita amati atau beberapa bagian kecil/cuplikan yang ditarik dari populasi atau porsi dari suatu populasi (Consuelo, 1993 : 160). Untuk menentukan besarnya sampel dari populasi digunakan rumus Slovin sebagai berikut (Consuelo, 1993 : 161) :


(68)

2 1 Ne N n + =

Keterangan : n = ukuran sampel N = ukuran populasi

e = nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan (persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel populasi)

Berdasarkan jumlah populasi penelitian, maka jumlah sampel yang mewakili populasi dapat dihitung sebagai berikut:

(

)

2 05 . 0 1137 1 1137 + = n 295 9011 , 295 = = n

Dengan demikian jumlah sampel penelitian sebesar 295 mahasiswa. Distribusi sampel pada masing-masing program studi tampak pada tabel berikut:

3. Teknik Penarikan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah metode proporsi atau proportional random sampling. Teknik pengambilan sampel proporsi dilakukan untuk menyempurnakan penggunaan sampel berstrata. Ada kalanya banyaknya subyek yang terdapat pada setiap strata tidak sama. Oleh karena itu untuk memperoleh sampel yang representatif, pengambilan subyek dari setiap strata ditentukan seimbang atau sebanding dengan banyaknya subyek dalam masing-masing strata.


(69)

Tabel III.1

Penentuan Jumlah Sampel

Keterangan 2004 2005 Jmlh

Mhs % Sampel

Pend. Guru Sekolah Dasar Bimbingan dan Konseling Pend. Bahasa Inggris

Pend.Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Pend. Sejarah Pend. Ekonomi Pend. Akuntansi Pend. Matematika Pend. Fisika

Pend. Agama Katholik

2 42 126 60 20 32 86 54 44 38 132 38 145 62 22 25 76 59 27 47 134 80 271 122 42 57 162 113 71 85 11,79 7,04 23,83 10,73 3,69 5,01 14,25 9,94 6,24 7,48 34,781=35 20,768=21 70,299=70 31,654=32 10,886=11 14,779=15 42,038=42 29,323=29 18,408=18 22,066=22

SUB TOTAL 504 633 1137 100 295

Jumlah sampel untuk masing-masing program studi tampak pada tabel berikut:

Tabel III.2

Jumlah Sampel Masing-masing Angkatan

Keterangan 2004 2005

Pend. Guru Sekolah Dasar Bimbingan dan Konseling Pend. Bahasa Inggris

Pend. Bahasa, Sas.Ind&Daerah Pend. Sejarah

Pend. Ekonomi Pend. Akuntansi Pend. Matematika Pend. Fisika

Pend. Agama Katholik

1 11 33 16 5 8 22 14 11 10 34 10 37 16 6 7 20 15 7 12


(70)

E. Variabel Penelitian dan Pengukuran 1. Variabel Penelitian

a. Minat mahasiswa dalam memilih program studi

Minat mahasiswa dalam memilih program studi merupakan ketertarikan yang secara sadar dialami seorang mahasiswa untuk menentukan program studi sesuai dengan keinginan serta kemampuannya. Pengukuran minat ditentukan oleh beberapa indikator.

Tabel III.3 Variabel Minat Variabel Sub

Variabel

Indikator No Butir

Positif Negatif Minat Intrinsik

Ekstrinsik

- Cita-cita

- Keinginan memilih program studi

- Keterkaitan memilih program studi

- Perhatian teman sebaya - Prestasi belajar

- Kondisi orang tua

1,2 3,8 5,9 7 6 10,12 4 11,13

Untuk mengukur minat mahasiswa terhadap program studi, cara yang digunakan penulis adalah dengan kuesioner tentang pilihan yang disusun seperti model Likert dengan tiga alternatif jawaban. Skor bergerak dari 1 sampai dengan 4. Adapun pedoman untuk memberikan skor pada alternatif jawaban adalah :

a) Sangat setuju skor 4 b) Setuju skor 3 c) Tidak setuju skor 2 d) Sangat tidak setuju skor 1


(71)

b. Motivasi mahasiswa dalam memilih program studi

Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak dari dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi tercapainya suatu tujuan

Untuk pengukuran variabel ini dengan memberikan skor dari masing-masing alternatif jawaban item soal. Ada 2 jawaban yang digunakan, yaitu untuk pertanyaan yang bersifat negatif dan untuk pertanyaan yang bersifat positif.

Skor pertanyaan yang bersifat positif : a) Sangat setuju skor 4 b) Setuju skor 3 c) Tidak setuju skor 2 d) Tidak sangat setuju skor 1 Skor pertanyaan yang bersifat negatif : a) Sangat setuju skor 4 b) Setuju skor 3 c) Tidak setuju skor 2 d) Tidak sangat setuju skor 1


(72)

Tabel III.4

Variabel Motivasi Belajar Variabel Sub

Variabel

Indikator No Butir

Positif Negatif Motivasi

Belajar

Intrinsik

Ekstrinsik

- frekuensi belajar - belajar demi

memenuhi kebutuhan - sikap saat menghadapi

kesulitan belajar - ketersediaan fasilitas - teman sebaya

2,10,14 12,13 8,9,15 6,7 3,11 1 4,5

c. Status sosial ekonomi Orang Tua

1) Variabel tingkat pendidikan orang tua.

Yang dimaksud tingkat pendidikan orang tua adalah tingkat pendidikan tertinggi yang berhasil diselesaikan oleh orang tua siswa dalam hal ini tingkat pendidikan orang tua dikelompokkan sebagai berikut :

a) Lulus SD skor 1 b) Lulus SMP skor 2 c) Lulus SMA skor 3 d) Lulus D III skor 4 e) Lulus PT skor 5 2) Jenis pekerjaan orang tua

Jenis pekerjaan orang tua yaitu bidang pekerjaan pokok yang ditekuni orang tua setiap harinya. Dalam penelitian ini, orang tua digolongkan menjadi golongan yaitu:


(73)

b) Pensiunan skor 2 c) Buruh tani skor 3 d) Petani skor 4 e) Karyawan skor 5 f) PNS skor 6 g) Guru skor 7 h) Wiraswasta skor 8 3) Pendapatan

Pendapatan adalah penghasilan rata-rata yang diterima orang tua setiap bulan. Dalam penelitian penghasilan diukur dari tinggi rendahnya penghasilan/pendapatan yang diberikan 5 alternatif awal tentang pengeluaran dengan beberapa orang tua siswa. Adapun pedoman untuk memberikan alternatif jawaban adalah :

a) Penghasilan kurang dari 500.000 diberi skor 1 b) Penghasilan antara 500.000 ≤ 1.500.000 diberi skor 2 c) Penghasilan antara 1.500.000 ≤ 2.000.000 di beri skor 3 d) Penghasilan antara 2.000.000 ≤ 2.500.000 di beri skor 4 e) Penghasilan antara 2.500.000 ke atas di beri skor 5 4) Jumlah anak yang ditanggung orang tua

Jumlah anak yang ditanggung orang tua oleh peneliti di bagi menjadi tiga tingkatan yaitu kecil, sedang dan besar. Dengan pembagian sebagai berikut :


(74)

b) jumlah anak 3-4, jumlah tanggungan sedang

c) jumlah anak lebih sama dengan 5, jumlah tanggungan besar Tabel III.5

Variabel Status Sosial Ekonomi Orang Tua

Variabel Sub variabel Indikator No.Butir Positif Negatif Orang Tua - pendidikan

- pekerjaan - pendapatan - fasilitas - anak

- Tingkat pendidikan orang tua

- Jenis pekerjaan orang tua

- Pendapatan orang tua - Fasilitas khusus yang

dimiliki keluarga

- Jumlah anak yang ditanggung

1,2 3,4 5,6 7 8

d. Pekerjaan yang diharapkan

Pekerjaan adalah kegiatan yang direncanakan, jadi pekerjaan itu memerlukan pemikiran khusus dan tidak dapat dijalankan siapapun. Dalam pengukuran pekerjaan yang diharapkan diberi penskoran : a. Sangat setuju skor 4

b. Setuju skor 3 c. Tidak setuju skor 2 d. Sangat tidak setuju skor 1 e. Lingkungan belajar

Lingkungan adalah keseluruhan keadaan yang melingkupi seseorang atau keadaan yang dengan kehadirannya memberi pengaruh pada perkembangan psikologi. Dengan adanya pengaruh lingkungan sekitar yang baik maka akan diikuti oleh perkembangan psikologi yang


(75)

semakin baik pula. Dalam lingkungan belajar diberi penskoran dari skor 1 sampai skor 4.

Tabel III.6

Variabel Lingkungan Belajar Variable Sub

Variabel

Sub Sub Variabel

Indikator No Butir Positif Negatif Lingkungan belajar Intrinsik Ekstrinsik Lingkungan keluarga Lingkungan sekolah Lingkungan masyarakat

- Perhatian keluarga - Perhatian saudara - Fasilitas belajar - Kedisiplinan

- Motivasi Dosen - Huungan Dosen

dan mahasiswa. - Fasilitas kampus - Kelompok belajar

di kampus. - Hubungan dengan

masyarakat - Kegiatan di masyarakat - Fasilitas di

masyarakat 1,2,4 5,6 7,8,9 10,11 12 15,16 17,18, 19 20,21 22,24, 25 26,27 28,29 3 13,14 23

Pengukuran lingkungan belajar menggunakan skala likert yang disajikan dalam empat pertanyaan alternatif jawaban yang diberi tanda (V) pada lembar yang telah disediakan yaitu sering, pernah dan tidak pernah. Bobot yang diberikan untuk alternatif jawaban adalah :

Sangat setuju skor 4 Setuju skor 3 Tidak setuju skor 2 Sangat tidak setuju skor 1


(1)

Minat Mahasiswa X F XF 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 2 3 10 2 15 18 32 38 40 31 33 28 16 15 5 2 4 1 36 57 200 42 330 414 768 950 1040 837 924 812 480 465 160 66 136 35 295 7752

Mean = N FX

Σ

= 26,28 295

7752

=

Motivasi Mahasiswa X F XF 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 4 4 5 9 6 11 15 20 28 19 27 25 30 24 17 16 5 8 100 104 135 252 174 330 465 640 924 646 945 900 1110 912 663 640 205 336


(2)

43 44 45 46 47 48

6 7 2 4 1 2

258 308 90 184 47 96 295 10464

Mean =

N

FX

Σ

= 35,47 295

10464

=

Status sosial ekonomi orang tua X F XF

11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28

2 5 6 15 21 26 24 27 37 28 27 28 14 12 11 9 1 2

22 60 78 210 315 416 408 486 703 560 567 616 322 288 275 234 27 56 295 5643

Mean = N FX

Σ

= 19,13 295


(3)

Pekerjaan yang diharapkan X F XF

10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 10 17 37 43 74 50 41 15 4 3 1 100 187 444 559 1036 750 656 255 72 57 20 295 4136

Mean = N FX

Σ

= 14,02 295

4136

=

Lingkungan belajar X F XF 68 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 1 1 0 1 1 1 2 4 7 2 5 11 13 13 30 24 19 29 25 25 16 15 16 14 4 68 70 0 72 73 74 150 304 539 156 395 880 1053 1066 2490 2016 1615 2494 2175 2200 1424 1350 1456 1288 372


(4)

94 95 96 97 98 99 100 101 102 103

3 4 1 2 1 0 1 1 1 2

282 380 96 194 98 99 100 101 102 206

295 25339

Mean = N FX

Σ

= 85,90 295

25339


(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Faktor-faktor yang Melatarbelakangi Mahasiswa Memilih Program Studi Ilmu Perpustakaan Universitas Sumatera Utara

10 84 90

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Mahasiswa Memilih Studi di Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Jember (Studi Kasus Pada Mahasiswa Baru Jurusan Manajemen Angkatan 2012)

0 7 20

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan mahasiswa dalam memilih jurusan pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

0 11 193

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MEMILIH PERGURUAN TINGGI DAN DAMPAKNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR : Studi pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Pendidikan Indonesia.

0 2 45

Faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan profesi guru : studi kasus pada mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

1 14 155

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI MINAT BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET.

0 0 18

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MAHASISWA MEMILIH PROGRAM STUDI DI PERGURUAN TINGGI DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Studi terhadap Mahasiswa Angkatan 2017, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung)

1 3 152

Faktor-faktor penyebab lamanya penulisan skripsi oleh mahasiswa : studi kasus mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi dan Pendidikan Akuntasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidkan Universitas Sanata Dharma - USD Repository

0 0 150

Faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan profesi guru : studi kasus pada mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 1 153

Faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa dalam memilih program studi di perguruan tinggi : studi kasus pada mahasiswa angkatan 2004 dan 2005, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan USD Yogyakarta - USD Repository

0 0 205