Kualitas Proses Hasil Penelitian

lebih aktif dalam pembelajaran IPA yang berdampak lebih baik dalam prestasinya. Maka, dalam hal ini jika penggunaan metode inkuiri terbimbing dalam upaya meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Plaosan 1 terbukti berhasil merangsang keaktifan dan berdampak lebihbaik pada prestasi belajar siswa pada siklus I, maka peneliti tidak melanjutkan ke siklus II.

4.1.2 Hasil Penelitian

4.1.2.2 Kualitas Proses

Dalam hal ini kualitas prosesnya adalah keaktifan siswa kelas IV pada saat proses pembelajaran IPA. Peneliti melakukan observasi dengan menggunakan lembar observasi yang disusun sesuai dengan indikator keaktifan. Indikator yang disusn meliputi: 1 bertanya kepada guru dan teman tentang materi pembelajaran IPA saat proses pembelajaran, 2 mengemukakan pendapat ketika berdiskusi kelompok , dan 3 mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dalam proses pembelajaran IPA . Sikap siswa yang mengarah ke ketiga indikator tersebut diamati oleh observer selama proses pembelajaran. Peneliti bertindak sebagai guru saat proses pembelajaran berlangsung, maka peneliti meminta bantuan 4 teman sejawat sebagai observer untuk mengetahui keaktifan siswa selama proses pembelajaran. Setiap observer mengamati 4 sampai 5 siswa selama proses pembelajaran dari awal sampai akhir. Dari hasil observasi kelas yang dilakukan oleh 4 observer yang membantu peneliti, maka diperoleh hasil seperti yang terdapat dalam tabel 19 dan selengkapnya terdapat pada lampiran 4. Tabel 19 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Pertemuan 1 No Nama Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 1 Bu 2 3 2 Ki 1 1 1 3 An 2 2 4 Ag 1 2 5 Pr 1 1 6 Es 7 Agt 1 2 5 8 Ai 3 1 5 9 Be 2 5 4 10 Pa 5 3 3 11 Si 1 4 1 12 Wu 5 2 13 Za 5 5 3 14 Ad 4 2 4 15 Na 2 3 3 16 Ri 1 1 2 17 Di 2 3 2 18 Ik Jumlah 30 40 41 Hasil observasi keaktifan pada pertemuan 1 menunjukkan bahwa sebagian besar siswa sudah mengaktifkan dirinya sesuai indikator keaktifan yang disusun. Namun, seperti yang terlihat pada tabel 19 bahwa ada siswa yang hanya 1 atau 2 kali melakukannya selama proses pembelajaran. Ada 2 siswa yang tidak memiliki skor dikarenakan siswa tersebut tidak berangkat ke sekolah yang menyebabkan siswa tersebut tidak mengikuti proses pembelajaran, sehingga siswa tersebut tidak melakukan hal sesuai dengan indikator tersebut. Untuk hasil observasi keaktifan siswa pada pertemuan 2 dapat dilihat pada tabel 20 dan selengkapnya terdapat pada lampiran 4. Tabel 20 Observasi Keaktifan Siswa Pertemuan 2 No Nama Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 1 Bu 3 3 2 Ki 1 5 4 3 An 1 4 4 Ag 1 3 4 5 Pr 1 5 4 6 Es 3 4 8 7 Agt 4 7 8 8 Ai 7 7 4 9 Be 2 5 5 10 Pa 5 6 5 11 Si 3 3 4 12 Wu 5 5 8 13 Za 4 5 9 14 Ad 5 4 8 15 Na 1 3 6 16 Ri 4 4 17 Di 2 4 3 18 Ik Jumlah 45 73 91 Hasil observasi pertemuan 2 dapat dilihat pada tabel 20 yang menunjukkan bahwa ada peningkatan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan saat pertemuan 1 siswa hanya di dalam kelas, namun di pertemuan 2 siswa berada di luar kelas dan berkutat dengan alat peraga. Namun, masih ada siswa yang tidak menyumbangkan skor pada indikator keaktifan yang ada dikarenakan saat proses pembelajaran siswa tersebut tidak melakukan hal sesuai dengan indikator yang disebutkan. Di pertemuan 2 ini ada 1 siswa yang sama sekali tidak memiliki skor di semua indikator dikarenakan tidak berangkat. Hasil observasi keaktifan siswa pada pertemuan 3 dapat dilihat pada tabel 21 dan selengkapnya terdapat pada lampiran 4. Tabel 21 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Pertemuan 3 No Nama Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 1 Bu 3 4 4 2 Ki 2 1 3 An 1 1 3 4 Ag 1 1 1 5 Pr 2 2 6 Es 9 6 8 7 Agt 7 5 5 8 Ai 3 1 3 9 Be 6 4 5 10 Pa 9 6 7 11 Si 3 4 5 12 Wu 6 6 6 13 Za 7 6 4 14 Ad 12 5 6 15 Na 3 2 3 16 Ri 1 1 3 17 Di 3 2 3 18 Ik 1 2 Jumlah 75 58 71 Hasil observasi pertemuan 3 dapat dilihat pada tabel 21 yang menunjukan bahwa keaktifan siswa pada indikator 1 meningkat, namun pada indikator 2 dan 3 mengalami penurunan. Seperti di pertemuan 1 dan 2, pada pertemuan 3 ini ada siswa yang tidak menyumbangkan keaktifannya pada indikator yang disebutkan dikarenakan siswa tersebut sama sekali tidak melakukan hal yang sesuai indikator keaktifan. Namun, ada siswa yang memperoleh skor tinggi pada keaktifan proses pembelajarannya, yaitu 12 turus di indikator pertama. Sedangkan untuk hasil observasi keaktifan petemuan 4 dapat dilihat pada tabel 22 dan selengkapnya terdapat pada lampiran 4. Tabel 22 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Pertemuan 4 No Nama Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 1 Bu 1 2 2 Ki 1 3 1 3 An 1 2 4 Ag 1 2 1 5 Pr 1 2 1 6 Es 5 5 6 7 Agt 4 5 6 8 Ai 2 6 3 9 Be 4 6 4 10 Pa 5 4 6 11 Si 4 7 4 12 Wu 4 5 5 13 Za 5 7 6 14 Ad 3 6 4 15 Na 2 6 4 16 Ri 5 3 17 Di 1 4 3 18 Ik Jumlah 44 73 61 Hasil observasi pertemuan 3 seperti tercantum dalam tabel 22 menunjukkan bahwa ada peningkatan keatifan siswa pada indikator 2. Namun, ada siswa yang memperoleh skor 0 di semua indikator dikarenakan siswa tersebut tidak berangkat sekolah yang menyebabkannya tidak mengikuti proses pembelajaran dan harus mengikuti ujian susulan pada hari berikutnya. Hasil keseluruhan observasi keaktifan siswa pada siklus I yang terdiri dari 4 pertemuan dapat dilihat pada tabel 23. Tabel 23 Rangkuman Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I 4 kali pertemuan No Nama Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 1 Bu 4 9 12 2 Ki 3 11 7 3 An 5 1 11 4 Ag 4 8 6 5 Pr 2 10 8 6 Es 17 15 22 7 Agt 16 19 24 8 Ai 15 15 15 9 Be 14 20 18 10 Pa 24 19 21 11 Si 11 18 14 12 Wu 15 21 21 13 Za 21 23 22 14 Ad 24 17 22 15 Na 8 14 16 16 Ri 2 11 12 17 Di 8 13 11 18 Ik 1 2 Jumlah 194 244 264 Mean M 10,78 13,55 14,67 Seluruh hasil observasi yang diperoleh seperti yang tercantum pada tabel 23 dan dapat diketahui bahwa mean M dari indikator 1 adalah 10,78, mean M dari indikator 2 adalah 13,55, dan mean M dari indikator 3 adalah 14,67. Karena kualitas proses dalam hal ini adalah keaktifan, maka untuk mengetahui persentase keaktifan siswa kelas IV, mean tersebut dibulatkan menjadi 1 angka karena jumlah turus keaktifan menggunakan angka bulat 1 angka. Maka dapat diperoleh mean M dari indikator 1 adalah 10,78 ≈10, mean M dari indikator 2 adalah 13,55≈13, dan mean M dari indikator 3 adalah 14,67≈14. Seperti perhitungan pada kondisi awal, maka siswa dikatakan aktif jika jumlah turus siswa tersebut sama dengan dan atau lebih dari mean pada indikator tersebut. Dari perhitungan seluruh turus dan mean pada indikator 1 yang telah diperoleh, keaktifan siswa kelas IV SD Negeri Plaosan 1 pada saat pembelajaran IPA menggunakan metode inkuiri terbimbing pada indikator 1 keaktifan dapat dilihat dari tabel 24. Tabel 24 Hasil Keaktifan Siswa pada Siklus I 4 kali Pertemuan No Nama Indikator 1 Mean M Keterangan Indikator 2 Mean M Keterangan Indikator 3 Mean M Keterangan 1 Bu 4 10 Tidak Aktif 9 13 Tidak Aktif 12 14 Tidak Aktif 2 Ki 3 10 Tidak Aktif 11 13 Tidak Aktif 7 14 Tidak Aktif 3 An 5 10 Tidak Aktif 1 13 Tidak Aktif 11 14 Tidak Aktif 4 Ag 4 10 Tidak Aktif 8 13 Tidak Aktif 6 14 Tidak Aktif 5 Pr 2 10 Tidak Aktif 10 13 Tidak Aktif 8 14 Tidak Aktif 6 Es 17 10 Aktif 15 13 Aktif 22 14 Aktif 7 Agt 16 10 Aktif 19 13 Aktif 24 14 Aktif 8 Ai 15 10 Aktif 15 13 Aktif 15 14 Aktif 9 Be 14 10 Aktif 20 13 Aktif 18 14 Aktif 10 Pa 24 10 Aktif 19 13 Aktif 21 14 Aktif 11 Si 11 10 Aktif 18 13 Aktif 14 14 Aktif 12 Wu 15 10 Aktif 21 13 Aktif 21 14 Aktif 13 Za 21 10 Aktif 23 13 Aktif 22 14 Aktif 14 Ad 24 10 Aktif 17 13 Aktif 22 14 Aktif 15 Na 8 10 Tidak Aktif 14 13 Aktif 16 14 Aktif 16 Ri 2 10 Tidak Aktif 11 13 Tidak Aktif 12 14 Tidak Aktif 17 Di 8 10 Tidak Aktif 13 13 Aktif 11 14 Tidak Aktif 18 Ik 1 10 Tidak Aktif 13 Tidak Aktif 2 14 Tidak Aktif Jumlah Siswa Aktif Persentase Jumlah Siswa Aktif 9 50 11 61,11 10 55,56 Jumlah Siswa Tidak Aktif Persentase Jumlah Siswa Tidak Aktif 9 50 7 38,89 8 44,44 Tabel 24 menunjukkan keaktifan belajar IPA siswa SD Negeri Plaosan 1 menggunakan metode inkuiri terbimbing. Dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa keaktifan siswa kelas IV pada indikator 1 keaktifan yaitu bertanya kepada guru dan teman tentang materi pembelajaran IPA dengan menggunakan inkuiri terbimbing mencapai 50. Selanjutnya, dari perhitungan seluruh turus dan mean pada indikator 2 yaitu mengemukakan pendapat ketika berdiskusi kelompok mencapai 61,11. Kemudian, dari perhitungan seluruh turus dan mean pada indikator 3 yaitu mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dalam proses pembelajaran IPA mencapai 55,56. Indikator yang memperoleh turus dari siswa paling banyak adalah indikator 3 tentang sikap siswa yang mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dalam proses pembelajaran IPA yang meliputi melakukan diskusi kelompok dan menyelesaikan lembar kerja, menggunakan sumber dan alat peraga dalam percobaan sesuai petunjuk serta mencari informasi dari sumber-sumber yang tersedia. Sedangkan indikator yang memiliki persentase paling banyak adalah indikator 2 yaitu mengemukakan pendapat ketika berdiskusi kelompok yang meliputi mengungkapkan pendapat, terlibat dalam menyelesaikan masalah, menyelesaikan tugas atau lembar kerja yang disediakan guru. Berdasarkan data yang telah diperoleh diatas dapat dikatakan bahwa keaktifan siswa mengalami peningkatan. Hal ini dibuktikan dari adanya peningkatan keaktifan pada indikator 1 dari kondisi awal sebesar 33,33 meningkat menjadi 50, pada indikator 2 dari kondisi awal sebesar 27,78 meningkat menjadi 61,11, dan pada indikator 3 dari kondisi awal sebesar 33,33 meningkat menjadi 55,56. Dari data dan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode inkuiri terbimbing dalam upaya meningkatkan keaktifan belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Plaosan 1 merangsang atau memancing keaktifan siswa sehingga keaktifan siswa mengalami perubahan kearah yang lebih baik atau meningkat.

4.1.2.3 Kualitas Hasil