Batasan Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Definisi Operasional

meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Plaosan 1.

1.2 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang serta mengingat terbatasnya tenaga serta kemampuan yang dimiliki oleh peneliti maka dalam hal ini peneliti hanya membatasi penelitiannya pada penggunaan metode inkuiri terbimbing sebagai upaya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Plaosan 1.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan batasan masalah, maka rumusan masalah adalah sebagai berikut: 1.3.1 Bagaimana penggunaan metode inkuiri terbimbing dalam upaya meningkatkan keaktifan belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Plaosan 1? 1.3.2 Bagaimana penggunaan metode inkuiri terbimbing dalam upaya meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Plaosan 1?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.4.1 Mengetahui penggunaan metode inkuiri terbimbing dalam upaya meningkatkan keaktifan belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Plaosan 1. 1.4.2 Mengetahui penggunaan metode inkuiri terbimbing dalam upaya meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Plaosan 1.

1.5 Manfaat penelitian

1.5.1 Bagi Peneliti Penelitian ini memberikan pengalaman yang sangat bermanfaat begi peneliti dalam melakukan Penelitian Tindakan Kelas PTK. Pengalaman tersebut khususnya dalam menggunakan metode inkuiri terbimbing dalam upaya meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Plaosan 1. Sehingga jika peneliti melaksanakan penelitian lain selanjutnya dapat melakukan dengan lebih baik.

1.5.2 Bagi Guru

Penelitian ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas proses dan kualitas hasil belajar siswa. Kualitas proses dan hasil tersebut khususnya pada pembelajaran IPA dengan menggunakan metode inkuiri terbimbing. Guru dapat menggunakan penelitian ini sebagai gambaran pembelajaran dengan menggunakan inkuiri terbimbing, khususnya pembelajaran IPA. 1.5.3 Bagi Siswa Hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman belajar menggunakan inkuiri terbimbing dan mengembangkan diri siswa. Siswa dapat memperoleh pengalaman berproses dengan interaksi lingkungan fisik dan sosialnya dalam pembelajaran. Sehingga melalui penggunaan pengalaman belajar menggunakan metode inkuiri terbimbing dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa. 1.5.4 Bagi Pihak Sekolah Penelitian ini dapat memberikan gambaran dan masukan dalam rangka mengembangkan dan atau mengoptimalkan potensi guru maupun siswa. Selain itu, penelitian ini berguna sebagai pertimbangan pemanfaatan sumber-sumber dan media yang ada di sekitar sekolah untuk pembelajaran. Sehingga dapat meningkatkan kualitas atau mutu sekolah ke arah yang lebih baik.

1.6 Definisi Operasional

Supaya tidak menimbulkan suatu pertanyaan dan multi tafsir tentang suatu istilah yang dikemukakan, maka perlu adanya definisi operasional untuk menyamakan persepsi. Berikut ini merupakan definisi operasional yang peneliti ambil, yaitu sebagai berikut: 1.6.1 Metode inkuiri terbimbing atau terpimpin merupakan langkah-langkah dalam pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip melalui proses mentalnya sendiri sesuai dengan petunjuk guru. 1.6.2 Keaktifan merupakan keterlibatan siswa secara fisik maupun mental dalam proses pembelajaran. 1.6.3 Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang dicapai oleh siswa yang dinyatakan dalam bentuk nilai maupun skor, yang di peroleh dari tes. 1.6.4 Ilmu Pengetahuan Alam IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang sistem alam semesta, yang diperoleh dari pengumpulan data dan informasi melalui langkah-langkah ilmiah.

BAB II TINJAUAN LITERATUR

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Keaktifan

2.1.1.2 Pengertian Keaktifan

Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI edisi 3 2005: 23 menyatakan bahwa aktif merupakan giat, bekerja, berusaha. Sedangkan menurut Silberman M dalam Gora dan Sunarto, 2009: 10 menyatakan bahwa keaktifan dalam belajar adalah mempelajari dengan cepat, menyenangkan, penuh semangat, dan keterlibatan secara pribadi untuk mempelajari sesuatu yang baik, harus mendengar, melihat, menjawab pertanyaan dan mendiskusikannya dengan orang lain. Implikasi prinsip keaktifan bagi siswa berwujud perilaku-perilaku seperti mencari sumber informasi yang dibutuhkan, menganalisis hasil percobaan, ingin tahu hasil dari suatu rekasi kimia, membuat karya tulis, membuat kliping dan perilaku sejenis lainnya Dimyati dan Mudjiono, 2006: 51. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa keaktifan siswa akan muncul ketika guru merencanakan pembelajaran yang dapat merangsang keterlibatan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran. Aktivitas murid sangat diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar sehingga murid yang harus banyak aktif, sebab murid adalah sebagai subyek didik adalah yang merencanakan dan ia sendiri yang melaksanakan belajar Daryanto Rahardjo: 2012. Dari pernyataan 12