Setting Penelitian Indikator dan Pegukurannya

lebih baik pada siklus I maka peneliti akan melanjutkan ke siklus II. Desain spiral Kemmis dan Taggart dapat dilihat pada gambar 1. Gambar 1 Gambar Desain Putaran Spiral Kemmis dan Mc. Taggart Gambar 1 menunjukkan putaran spiral sikuls PTK. Siklus PTK dilakukan dengan empat tahap meliputi perencanaan sampai refleksi. Sedangkan siklus berikutnya dilaksanakan mengacu pada refleksi siklus sebelumnya.

3.2 Setting Penelitian

3.2.1 Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN Plaosan 1 yang beralamat di dusun Plaosan, desa Tlogoadi, kecamatan Mlati, kabupaten Sleman, provinsi Yogyakarta. 3.2.2 Waktu Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan September 2012 sampai maret 2013. 3.2.3 Subjek Penelitian Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Plaosan 1 yang beralamat di dusun Plaosan, desa Tlogoadi, kecamatan Mlati, kabupaten Sleman, provinsi Yogyakarta. Siswa kelas IV SDN Plaosan 1 terdiri dari 18 siswa, yang terdiri dari 10 siswa perempuan dan 8 siswa laki-laki. 3.2.4 Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SDN Plaosan 1 menggunakan metode inkuiri terbimbing.

3.3 Rancangan Tindakan

Siklus I

3.3.1 Perencanaan

Perencanaan dilakukan dengan mengetahui kondisi kelas melalui observasi. Mempersiapkan bahan pembelajaran dan menentukan pokok bahasan, menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran RPP, menyiapkan media dan alat peraga yang mendukung pelaksanaan metode, mempersiapkan lembar kerja siswa, mempersiapkan alat penilaian dan mempersiapkan lembar observasi serta soal evaluasi. Peneliti melakukan validasi desain pembelajaran dengan mengajukan desain pembelajaran tersebut kepada validator yang terdiri dari dosen ahli, kepala sekolah dan guru. Soal evaluasi divalidasi kepada siswa kelas V dengan pertimbangan siswa kelas V telah mendapatkan materi IPA berupa pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan di kelas IV. Guru kelas IV membantu sebagai pendamping saat pembelajaran berlangsung, sedangkan 4 teman sejawat membantu sebagai observer, peneliti sendiri bertindak sebagai guru.

3.3.2 Pelaksanaan Tindakan

Siklus I akan dilaksanakan dalam 4 kali pertemuan pembelajaran, yang meliputi: 3.3.2.1 Pertemuan 1 Pada pertemuan 1 dilaksanakan proses pembelajaran IPA menggunakan metode inkuiri terbimbing dengan berdiskusi untuk mencari tahu tentang pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan dengan menggunakan gambar yang terdiri dari gambar nyata tentang erosi, abrasi, banjir dan longsor. 3.3.2.1 Petemuan 2 Pertemun 2 dilaksanakan proses pembelajaran IPA menggunakan metode inkuiri terbimbing dengan berdiskusi dan melakukan percobaan guna mencari tahu proses terjadinya dan perbedaan pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan dengan menggunakan alat peraga yang meliputi alat peraga erosi, abrasi, banjir dan longsor. 3.3.2.2 Pertemuan 3 Pertemuan 3 dilaksanakan proses pembelajaran IPA menggunakan metode inkuiri terbimbing dengan berdiskusi dan melakukan pengamatan di lingkungan sekitar guna mencari tahu tentang pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan yang terjadi di lingkungan sekitar siswa. 3.3.2.3 Pertemuan 4 Pertemuan 4 dilaksanakan proses pembelajaran IPA menggunakan metode inkuiri terbimbing dengan berdiskusi yang menghasilkan slogan untuk menjaga lingkungan sekitar agar tidak terjadi dampak negatif dari pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan. Setelah selesai membuat slogan, siswa mengerjakan lembar evaluasi secara individu.

3.3.3 Observasipengamatan

Observasi dilakukan oleh teman sejawat sebanyak 4 orang. Observasi dilakukan di kelas pada saat pembelajaran IPA menggunakan metode inkuiri terbimbing berlangsung dengan mengisi lembar observasi keaktifan siswa yang telah dipersiapkan oleh peneliti. Observasi difokuskan pada proses pembelajaran yang berupa keaktifan siswa. Observer mengisi turus pada lembar observasi yang disediakan peneliti. Turus yang dihasilkan pada setiap lembar observasi akan dijumlah setiap pertemuan dan keseluruhan siklus I yang terdiri dari pertemuan 1, 2, 3, dan 4. Selanjutnya untuk menentukan persentase keaktifan siswa dikelas saat pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri terbimbing, peneliti menggunakan rata-rata meanM dari perolehan turus yang telah dijumlah total. Peneliti menggunakan rata-ratamean M karena pada pengumpulan data di kondisi awal peneliti juga menggunakan mean M untuk mengetahui keaktifan siswa pada kondisi awal. Dalam penelitian ini peneliti menyamakan proses perhitungan pada kondisi awal dan kondisi setelah dilaksanakan tindakan agar dapat melihat dengan jelas jika terjadi peningkatan ataupun tidak dengan melihat mean M dari setiap uji. Menurut Masidjo 2010: 123 mean M atau rerata adalah angka rata-rata hitung. Angka rata-rata dicari dengan jalan membagi jumlah semua skor ∑X dengan jumlah siswa N. Dengan demikian diperoleh rumus mean M sebagai berikut: Keterangan rumus: M = mean N = jumlah siswa ∑X = jumlah semua skor ∑ = jumlah total Setelah diketahui mean M dari setiap indikator, maka jumlah siswa yang mencapai mean M atau lebih termasuk dalam aktif. Sedangkan siswa yang mamiliki turus kurang dari mean M maka tidak termasuk dalam aktif. Hasil tersebut dapat diperoleh dari:

3.3.4 Refleksi

Peneliti berdiskusi dengan guru dan teman sejawat tentang proses pembelajaran IPA selama pelaksanaan di siklus I. Pada refleksi hasil perlakuan tindakan pada siklus I, maka dapat diketahui tindakan yang dilakukan sudah mencapai tujuan atau belum. Peneliti menentukan keputusan untuk menentukan siklus lanjutan ataukah berhenti karena ∑X M = N Jumlah siswa yang aktif saat proses pembelajaran Persentase keaktifan siswa= X 100 Jumlah seluruh siswa masalahnya sudah terpecahkan. Jika siklus I sudah mencapai atau lebih dari target capaian maka tidak dilaksanakan siklus II.

3.4 Indikator dan Pegukurannya

Indikator keberhasilan keaktifan dan prestasi belajar siswa dalam penelitian ini diperoleh dari observasi dan dokumentasi. Cara mengetahui keberhasilan keaktifan dan prestasi belajar siswa dalam hal ini adalah dengan melihat persentase siswa pada kondisi awal dan kondisi setelah tindakan yang tercantum dalam tabel 1. Tabel 1 Indikator dan Pengukurannya Indikator Kondisi Awal Target Capaian Siklus I Deskriptor Instrumen Penelitian Keaktifan 1. Bertanya kepada guru dan teman tentang materi pembelajaran IPA saat proses pembelajaran 33,33 40 Jumlah siswa yang bertanya kepada guru dan teman tentang materi pembelajaran IPA saat proses pembelajaran dibagi jumlah keseluruhan siswa kali 100 Lembar Observasi

2. Mengemukakan

pendapat ketika berdiskusi kelompok 27,78 35 Jumlah siswa yang mengemukakan pendapat ketika berdiskusi kelompok dibagi jumlah keseluruhan siswa kali 100 3. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dalam proses pembelajaran IPA 33,33 40 Jumlah siswa yang mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dalam proses pembelajaran IPA dibagi jumlah keseluruhan siswa kali 100 Prestasi 1. Siswa yang lulus KKM 64,75 70 Jumlah siswa yang lulus KKM dibagi jumlah keseluruhan siswa kali 100 Tes soal objektif Non Tes rubrik 2. Rata-rata nilai 63,18 70 Jumlah total skor nilai dibagi jumlah siswa keseluruhan Tabel 1 menunjukan bahwa kondisi awal siswa pada indiator 1 keaktifan adalah 33,33, maka keaktifan pada indiaktor 1 dikatakan meningkat jika lebih dari kondisi awal dan mencapai target yaitu 40 atau lebih. Indikator 2 keaktifan dikatakan meningkat jika lebih dari 27,78 dan mencapai target yaitu 30 atau lebih. Indikator 3 keaktifan dikatakan meningkat jika lebih dari 33,33 dan mencapai target 35 atau lebih. Sedangkan prestasi belajar dikatakan meningkat jika siswa yang lulus KKM lebih dari 64,75 dan mencapai target 70 atau lebih, begitu juga untuk rata-rata kelas lebih dari 63,18 dan mencapai target 70 atau lebih. 3.5 Teknik Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data dalam penelitian, peneliti menggunakan: 3.3.5 Observasi Sudijono 2012: 76 mengungkapkan bahwa secara umum observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan data yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang dijadikan sasaran pengamatan. Dalam hal ini observer mengamati tindakan guru terhadap kelas saat mengajar, suasana kelas maupun sikap siswa dalam proses pembelajaran untuk mengumpulkan data tentang keaktifan siswa. Observasi ini bertujuan untuk mengetahui situasi kelas sehingga diperoleh data dan informasi mengenai perkembangan proses pembelajaran. Observasi yang dilakukan berdasar pada indikator keaktifan yang telah disusun yang meliputi: 1 bertanya kepada guru dan teman tentang materi pembelajaran IPA saat proses pembelajaran, 2 mengemukakan pendapat ketika berdiskusi kelompok, dan 3 mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dalam proses pembelajaran IPA. Observer yang membatu peneliti mencatat fakta dari situasi selama proses pembelajaran berlangsung disetiap pertemuan dalam pembelajaran dengan menggunakan turus. 3.3.6 Dokumentasi Data tentang prestasi belajar dalam penelitian ini diketahui dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa hasil tes objektif sebagai tes dan rubrik penilaian kognitif, psikomotor dan produk sebagai non tes . Tes bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Soal tes diberikan kepada siswa pada akhir pembelajaran dari siklus I. Pembuatan soal tes mengacu pada kisi-kisi yang telah dibuat dengan berbagai petimbangan, baik dari dosen, kepala sekolah, maupun guru dan siswa kelas V. Selain tes objektif, peneliti juga menggunakan non tes berupa rubrik penilaian kognitif, psikomotor, dan produk yang menggambarkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran khususnya saat menyelesaikan lembar kerja yang disediakan. Jenis non tes dipilih karena rangkaian aktivitas siswa dalam proses pembelajaran mendukung tercapainya indikator pembelajaran yang telah disusun.

3.6 Instrumen Pengumpulan Data