Validitas Taraf Kesukaran, Validitas dan Reliabilitas

No soal IK Keterangan 18 0,57 SedangCukup 19 0,89 Mudah Sekali 20 0,26 Sukar 21 0,71 Mudah 22 0,83 Mudah Sekali 23 0,89 Mudah Sekali 24 0,97 Mudah Sekali 25 0,80 Mudah 26 1,00 Mudah Sekali 27 0,86 Mudah Sekali 28 0,54 SedangCukup 29 0,83 Mudah Sekali 30 0,89 Mudah Sekali Indeks kesukaran setiap item soal objektif yang diujikan kepada 35 siswa tergambar pada tabel 9. Dari 30 soal tersebut sudah mencakup lima rentang kualifikasi IK yang terdapat dalam Masidjo 2010: 192. Namun, penyebaran rentang tidak merata karena didominasi oleh rentang kualifikasi mudah sekali. Sedangkan hanya ada 2 soal yang masuk dalam rentang kualifikasi sukar sekali. Dengan demikian dapat diketahui tingkat kesukaran setiap butir soal objektif yang akan digunakan.

3.8.2 Validitas

Menurut Masidjo 2010: 242 validitas suatu tes adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Selain dilihat langsung dari dirinya, suatu tes dinyatakan valid juga dapat dilihat setelah diperbandingkan dengan suatu tes lain yang telah valid. Apabila setelah diperbandingkan menunjukkan kesesuaian mengenai hal yang akan diukur, maka dikatakan tes tersebut memiliki taraf validitas tertentu. Karena harus dibandingkan maka harus dicari sejauh mana taraf kesesuaiannya denga tes lain. Dengan kata lain harus dicari sejauh mana taraf korelasinya atau taraf validitas empirisnya. Taraf validitas empiris suatu tes dinyatakan dalam suatu koefisien yang disebut koefisien validitas r xy . Koefisien validitas suatu tes dinyatakan dalam suatu bilangan koefisien antara -1,00 sampai dengan 1,00. Untuk memberi arti terhadap koefisien dipakai besar koefisien korelasi dalam tabel statistik atas dasar taraf signifikasi 1 dan 5. Penelitian ini peneliti menggunakan validitas permukaan face validity, validitas isi content validity, validitas kontruksi atau konsep Concept or Construct Validity, dan validitas kriteria Criterion-Related Validity sebagai berikut: 3.8.2.1 Validitas Permukaan Face Validity Validitas permukaan face validity, validitas ini menggunakan kriteria sangat sederhana karena hanya melihat sisi muka atau tampang dari instrumen itu sendiri. Artinya jika suatu tes secara sepintas telah dianggap baik untuk mengungkapkan fenomena yang akan diukur, maka tes tersebut sudah dapat dikatakan memenuhi syarat validitas permukaan, sehingga tidak perlu lagi adanya judgement mendalam Arifin, 2009: 247. Validitas permukaan penting dilakukan untuk mengetahui sejauh mana instrumen pembelajaran berupa soal tes objektif dan instrumen penelitian yaitu indikator keaktifan dapat dipahami maksud dan tujuannya serta layak digunakan untuk penelitian. Validitas permukaan face validity dilakukan peneliti dengan mengajukan saol tes objektif kepada siswa kelas V untuk mengetahui sejauh mana soal tersebut dapat dipahami oleh siswa sekolah dasar. Selain mengajukan soal tes objektif kepada siswa kelas V, validitas permukaan face validity juga dilakukan peneliti dengan mengajukan indikator keaktifan yang telah disusun dan dipertimbangkan bersama kelompok studi kepada dosen ahli, guru dan kepala sekolah. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana indikator tersebut dapat digunakan untuk mengetahui keaktifan siswa. 3.8.2.2 Validitas isi Content Validity Menurut Masidjo 2010: 243 validitas isi merupakan suatu validitas yang menunjukkan sampai dimana isi suatu tes atau alat pengukur mencerminkan hal-hal yang akan diukur atau diteskan. Oleh karena itu perlu pemeriksaan kembali terhadap bahan yang akan dipkai untuk tes. Isi suatu tes hasil belajar benar-benar mengukur pencapaian tujuan instruksionel yang telah dirumuskan melalui rincian materi pelajaran yang sesuai dengan jenis-jenis materi pelajaran, maka hal tersebut dapat dipertanggungjawabkan. Validitas ini juga dsebut validitas kurikuler, dari sini sangat jelas betapa pentinnya kedudukan suatu perencanaan oleh seorang guru, sehingga mampu meunjuk mutu taraf validitas isi tes yang dibuatnya. Peneliti melakukan validitas isi content validity dengan mengajukan desain perangkat pembelajaran berupa silabus, RPP, lembar kerja, materi, rubrik penilaian dan soal evaluasi kepada ahli expert judgement yang meliputi dosen ahli, kepala sekolah dan guru. Validitas isi content validity dilakukan untuk mengetahui sejauh mana perangkat pembelajaran mampu menunjukan kesesuaian dengan isi yang terdapat dalam materi dan kurikulum yang sudah ditetapkan. Selain itu validitas isi juga dilakukan untuk mengetahui sejauh mana perangkat pembelajaran benar-benar mengukur pencapaian tujuan instruksional yang telah dirumuskan melalui rincian materi pelajaran yang sesuai dengan jenis- jenis materi pelajaran. 3.8.2.3 Validitas kontruksi atau konsep Concept or Construct Validity Validitas konstruksi merupakan suatu validitas yang menunjukkan sampai dimana isi suatu tes atau alat ukur sesuai dengan suatu konsep yang seharusnya menjadi isi tes pengukur tesebut, atau konstruksi teoritis yang mendasari disusunnya tes atau alat ukur tersebut Masidjo, 2010: 244. Validitas kontruksi atau konsep Concept or Construct Validity dilakukan peneliti dengan mengajukan perangkat pembelajaran yang meliputi silabus, RPP, materi, lembar kerja, rubrik penilaian dan soal evaluasi kepada ahli expert judgement yang meliputi dosen ahli, kepala sekolah, dan guru. Validitas konstruksi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tes yang dipakai sesuai dengan standar kompetensi dan suatu konsep yang seharusnya menjadi isi tes pengukur tesebut, atau konstruksi teoritis yang mendasari disusunnya tes atau alat ukur tersebut. 3.8.2.4 Validitas kriteria Criterion-Related Validity Masidjo 2010: 244 mengatakan bahwa validitas kriteria merupakan suatu validitas yang memperhatikan hubungan yang ada antara tes atau alat pengukur dengan pengukur lain yang berfungsi sebagai kriteria atau bahan membanding. Syarat suatu tes memiliki kriteria yang baik diantaranya adalah relevan, reliabel, bebas dari kesalahan-kesalahan pengukuran, dan mudah diperoleh. Hasil pengukuran suatu tes yang akan diperiksa taraf validitasnya diperbandingkan dengan suatu kriteria. Hasil perbandingan yang merupakan koefisien validitas, dapat dihitung dengan menggunakan teknik statistik tertentu, yakni korelasi Product-moment dari Pearson dengan rumus angka kasar sebagai berikut: r xy               2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N keterangan: N = jumlah murid responden, X = hasil pengukuran suatu tes yang ditentukan validitasnya , Y = kriteria yang dipakai, r xy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y. Peneliti melakukan validitas kriteria secara empiris dengan mengujikan 30 soal objektif kepada 35 siswa SD N Tlogoadi dengan pertimbangan SD N Tlogoadi secara fisik terletak di kelurahan yang sama dengan SD Negeri Plaosan 1. Maka dengan letak secara fisik yang berdekatan, SD N Tlogoadi dan SD Negeri Plaosan 1 memiliki kesamaan karakteristik siswa. Validitas secara empiris dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kualitas soal dan kelayakan soal tersebut untuk diujikan ditempat penelitian. Setelah diperoleh hasil uji dari 30 soal objektif, peneliti menghitung validitas dengan menggunakan rumus Product- Moment dari Pearson dengan bantuan SPSS 16.

3.8.3 Hasil Uji Validitas