Modal X1 Sebelum dan Sesudah Mendapatkan Kredit
sesudah mendapatkan kredit, dilihat dari rata-rata sebelum mendapatkan kredit banyaknya jumlah mitra 110 unit, sesudah kredit
menjadi 190 unit atau mengalami peningkatan sebesar 42,11. Melihat hasil pengujian hipotesis menyatakan bahwa ada perbedaan
jumlah mitra 6 bulan sebelum dan sesudah mendapatkan kredit, akan tetapi peningkatan modal tersebut kurang dari 50 atau sebesar
42,11. Mitra merupakan pihak pendukung yang terkait dalam
kepentingan di dalam Usaha Mikro dan Kecil yaitu pemasok, dan penyalur. Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar responden
menyatakan bahwa sebelum bergabung LKM- KUBE “Sejahtera”
Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul mereka memasarkan hasil produksinya hanya dengan mencari letak yang strategis untuk bisa
dilihat orang dan agar orang tau bahwa ditempat itu ada usaha makanan, usaha konveksi, dan usaha mebel. Untuk pemilik usaha
gergaji mesin dan penggilingan padi memilih untuk keliling dari desa satu ke desa lainnya untuk memperkenalkan usahanya dan menarik
pelanggan atas jasa yang dijualnya. Sedangkan pemilik usaha kerajinan dan peternakan mereka bekerjasama dengan perusahaan. Jadi
mereka cenderung tidak ada usaha untuk mengiklankan hasil produksinya kepada masyarakat, karena pemasok merangkap sekaligus
untuk menjadi pembeli juga. Sebagian kecil dari responden
menyatakan bahwa mereka kesulitan mencari mitra usaha. Khususnya pihak yang akan mengkonsumsi produk mereka. Karena dengan
diberikannya kredit skala mikro oleh pihak LKM- KUBE “Sejahtera”
Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul ini mereka investasikan untuk modal. Ketika Modal sudah bertambah, merekapun bekerja keras
untuk memasarkan hasil produksinya agar terjual lebih banyak, dengan cara mencari mitra. Karena mereka asumsikan bahwa rata-rata
pelanggan hanya mampu membeli dalam kuota yang sama. Selain mereka bekerja keras sendiri untuk memasarkan hasil
produksinya sehingga didapat mitra yang mau untuk mendistribusikan dan mengkonsumsinya, namun dengan mendapatkan kredit skala
mikro dari LKM- KUBE “Sejahtera” Kecamatan Pandak Kabupaten
Bantul mereka dibantu oleh pihak lembaga, karena di pihak LKM ada program pembinaan bagi Usaha Mikro dan Kecil yang mendapat kredit
dari LKM- KUBE “Sejahtera” Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul.
Pembinaan diberikan oleh pihak LKM kepada pihak Usaha Mikro dan Kecil satu bulan sekali. Pihak LKM tidak selamanya memberikan
layanan pembinaan ini kepada pihak pemilik Usaha Mikro dan Kecil. Pembinaan dilakukan Lembaga dengan cara mendatangi ke rumah
pemilik usaha. Pembinaan ini meliputi pembinaan dalam manajemen
keuangan, perkenalan mitra kerja, dan rencana-rencana serta peluang
yang kira-kira bisa diambil oleh pihak pemlik usaha untuk memajukan usahanya dimasa mendatang. Cara dalam pembinaan ini adalah pihak
LKM mendatangi suatu kelompok usaha pada jenis usaha yang sama, yaitu usaha makanan, dan peternakan. Dalam waktu tersebut secara
bersama para pemilik usaha makanan berkumpul bersama oleh pemilik usaha makanan, untuk mendapatkan pengarahan dari pihak LKM. Dan
begitu juga oleh pemilik usaha peternakan, mereka berkumpul bersama untuk mendapatkan pengarahan dari pihak LKM. Sehingga dengan
cara begitu mereka saling kenal dan bisa dapat saling bertukar pikiran atas usaha mereka. Dari situ para pemilik usaha juga dapat
memperbesar relasinya sehingga dapat memperbanyak mitra kerjanya. Untuk yang tidak memiliki kelompok usaha umumnya pemilik usaha
mendatangi sendiri ke kantor LKM- KUBE “Sejahtera” Kecamatan
Pandak Kabupaten Bantul. Pembinaan hanya diberikan selama pihak pemilik usaha
membutuhkan. Setelah pemilik usaha dirasa sudah mampu untuk menjalankan usahanya sendiri maka pembinaan diberhentikan.
Diberhentikan bukan berarti pihak LKM lepas tangan, namun diberhentikan dengan arti pihak pemilik usaha yang harus aktif untuk
mencari solusi ke LKM apabila mengalami kesulitan dan keluhan. Namun pihak Lembaga sendiri mengalami kendala dalam pembinaan,
yaitu kurangnya tenaga ahli. Jadi pembinaan yang diberikan kurang
maksimal. Dan dari pihak pemilik usahanya sendiri tidak semuanya menerima dengan tangan terbuka atas pelayanan pembinaan yang
diberikan oleh pihak Lembaga. Ada beberapa alasan mereka tidak menerima pelayanan pembinaan dengan tangan terbuka. Pertama,
pihak pemilik Usaha mikro dan Kecil menganggap bahwa pembinaan terutama dalam hal manajemen keuangan dirasa cukup mencampuri
rahasia pribadi perusahaan. Jadi masih terdapat beberapa responden yang keberatan atas pembinaan tersebut. Kedua sebagian dari pihak
pemilik usaha tidak memiliki rencana yang matang untuk usaha ke depannya. Sehingga mereka lebih menginginkan usahanya berjalan apa
adanya, dan tidak ada campur tangan dari luar termasuk dengan adanya pembinaan umumnya mereka anggap menyita waktunya untuk
hal yang lain. Dari hasil penelitian yang sudah peneliti lakukan, mayoritas
mitra usaha responden setelah bergabung dalam LKM-KUBE “Sejahtera” Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul mampu menjangkau
dalam ruang lingkup satu provinsi DIY. Hal ini terjadi karena keterbatasan media informasi responden dan LKM-
KUBE “Sejahtera” Kabupaten Bantul itu sendiri. Meskipun sudah diberikan layanan
pembinaan dari pihak Lembaga namun masih terdapat banyak pemilik usaha yang tidak menggunakannya dengan maksimal. Sehingga tidak
ada perubahan penggunaan media periklanan yang responden gunakan