Tabel 4.17. Pengujian Hipotesis Omzet Penjualan
Variabel Rata-
rata T
hitung
T
tabel
Sig ὰ =
5
Omzet Penjualan_ Sebelum
8.120.000 -4,772
1,699 0,000 0,05
Omzet Penjualan_ Sesudah
9.576.666 Sumber : Hasil Olah Data, 2013.
Dari Tabel 4.17. Dapat ditunjukkan bahwa rata-rata Omzet Penjualan sebelum mendapatkan kredit adalah sebesar Rp 8.120.000 dan besar
rata-rata Omzet Penjualan sesudah mendapatkan kredit adalah sebesar Rp 9.576.666. Besarnya rata-rata Omzet Penjualan sesudah
mendapatkan kredit lebih besar dibandingkan dengan rata-rata Omzet Penjualan sebelum mendapatkan kredit. Untuk mengetahui ada
perbedaan atau tidak, dapat dilihat dikolom Sig. Probabilitas dan t
hitung.
Nilai Sig. Probabilitas menunjukkan nilai 0,000 yang berarti nilai ini berada dibawah signifikansi 0,05. Oleh karena itu Sig. 0,05 0,000
0,05. Sedangkan t
hitung
menunjukkan nilai |-4,772| dan berarti lebih besar dari t
tabel
1,699. Oleh karena itu |-4,772| 1,699. Sehingga hipotesis pertama yang menyatakan ada perbedaan Omzet Penjualan,
Usaha Mikro dan Kecil Masyarakat sebelum dan sesudah mendapatkan kredit dari LKM-
KUBE “Sejahtera” Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul terbukti atau diterima.
d. Perbedaan Keuntungan X5 sebelum dan sesudah mendapatkan kredit
Berdasarkan hasil pengujian dengan bantuan program SPSS 16.0 for Windows, maka dapat ditunjukkan ada tidaknya perbedaan Omzet
Penjualan sebelum dan sesudah mendapatkan kredit. Berikut rangkuman hasil pengujian dengan menggunakan paired sample t test.
Tabel 4.18. Pengujian Hipotesis Keuntungan
Variabel Rata-rata
T
hitung
T
tabel
Sig ὰ = 5
Keuntungan_ Sebelum
1.991.666 -6,956
1,699 0,000
0,05 Keuntungan_
Sesudah 2.366.666
Sumber : Hasil Olah Data, 2013. Dari Tabel 4.18. Dapat ditunjukkan bahwa rata-rata Keuntungan
sebelum mendapatkan kredit adalah sebesar Rp 1.991.666 dan besar rata-rata Keuntungan sesudah mendapatkan kredit adalah sebesar Rp
2.366.666. Besarnya rata-rata Keuntungan sesudah mendapatkan kredit lebih besar dibandingkan dengan rata-rata Keuntungan sebelum
mendapatkan kredit. Untuk mengetahui ada perbedaan atau tidak, dapat dilihat dikolom Sig. Probabilitas dan t
hitung.
Nilai Sig. Probabilitas menunjukkan nilai 0,000 yang berarti nilai ini berada
dibawah signifikansi 0,05. Oleh karena itu Sig. 0,05 0,000 0,05. Sedangkan t
hitung
menunjukkan nilai |-6,956| dan berarti lebih besar dari t
tabel
1,699. Oleh karena itu |-6,956| 1,699. Sehingga hipotesis pertama yang menyatakan ada perbedaan keuntungan, Usaha Mikro
dan Kecil Masyarakat sebelum dan sesudah mendapatkan kredit dari
LKM- KUBE “Sejahtera” Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul
terbukti atau diterima.
4. PEMBAHASAN
a. Modal X1 Sebelum dan Sesudah Mendapatkan Kredit
Hasil pengujian hipotesis mengenai perkembangan modal sebelum dan sesudah mendapatkan kredit menunjukkan bahwa ada
perbedaan jumlah modal sebelum dan sesudah mendapatkan kredit dari LKM-
KUBE “Sejahtera” Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul. Kesimpulan tersebut didukung hasil perhitungan statistik yang
menunjukkan nilai sig. probabilitas sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Oleh karena itu Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada
perbedaan modal sebelum dan sesudah mendapatkan kredit dari LKM- KUBE “Sejahtera” Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul.
Berdasarkan analisis deskriptif menunjukkan ada peningkatan modal dari 6 sebelum mendapatkan kredit hingga 6 bulan sesudah
mendapatkan kredit, dilihat dari rata-rata sebelum mendapatkan kredit besarnya modal Rp 6.325.000 sesudah kredit menjadi Rp 7.933.333
atau mengalami peningkatan sebesar 20,27. Modal merupakan faktor produksi yang menunjuk pada
sarana dan prasarana selain manusia dan pemberian alam yang digunakan sebagai input dalam proses produksi. Berdasarkan hasil
penelitian terhadap pemilik Usaha Mikro dan Kecil sebagian besar dari
mereka menyatakan bahwa yang menjadi masalah pada awal mula mendirikan usaha adalah kurangnya modal. Keadaan modal sebagian
besar pemilik Usaha Mikro dan Kecil sebelum mendapatkan kredit adalah modal pribadi. Pengolahan bahan baku menjadi barang jadi
diolah secara tradisional menggunakan peralatan yang sederhana yang dimilikinya. Dengan modal pribadi dan peralatan sedernana mereka
berusaha mengembangkan dan mempertahankan usahanya, sebelum akhirnya
mendapatkan kredit
dari LKM-
KUBE “Sejahtera” Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul untuk menambah modal yang
telah dimilikinya. Kesulitan para responden dalam mendapatkan kredit modal
untuk memajukan usahanya amat dirasakan oleh mereka yang memang benar-benar memulai usahanya dari awal. Ditambah dengan syarat dan
jaminan kredit yang dirasakan cukup memberatkan pemilik usaha. Dengan beratnya syarat dan bunga yang besar yang dibebankan oleh
bank kepada pihak debitur membuat sebagian besar pemilik Usaha Mikro dan Kecil sulit untuk mengakses kredit, sehingga berdampak
pada nilai tambah produksinya yang relatif kecil. Namun dengan kehadiran LKM-
KUBE “Sejahtera” ditengah- tengah masyarakat Desa Caturharjo, Kecamatan Pandak, Kabupaten
Bantul, seakan membawa angin segar bagi pemilik Usaha Mikro dan Kecil, karena LKM-
KUBE “Sejahtera” bisa langsung menjangkau
nasabahnya secara langsung hingga ke pedesaan. Bahkan pihak LKM- KUBE “Sejahtera” Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul juga
memantau kepada pemilik Usaha Mikro dan Kecil yang diberikannya kredit meskipun tidak secara terjadwal. Syarat kredit dari LKM-KUBE
“Sejahtera” Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul dirasa tidak memberatkan bagi pemilik Usaha Mikro dan Kecil, sehingga para
tidak kesulitan lagi dalam akses kredit. Dengan mendapatkannya kredit modal dalam skala mikro sebagian besar pemilik usaha bisa
mengelolanya dengan benar. Dibuktikan dengan penambahan modal setelah 6 bulan mendapatkan kredit. Dari 30 responden terdapat 27
responden mengalami peningkatan setelah mendapatkan kredit, dan 3 responden tidak mengalami peningkatan modal setelah mendapatkan
kredit. Tiga responden tersebut adalah pemilik industri kerajinan dan konveksi. Ada beberapa alasan ketiga responden tersebut modalnya
tidak bertambah meskipun sudah mendapatkan kredit. Yang pertama, mereka tidak memisahkan modal usaha dengan uang pribadi sehingga
uang yang seharusnya untuk usaha bisa diambil sewaktu-waktu ketika ada kebutuhan mendadak, dan akhirnya modal usaha tidak terkontrol
jumlahnya. Kedua, salah perencanaan artinya semula setelah mendapatkan kredit responden memang berniat untuk menambah
modal, namun setelah diinvestasikan untuk modal ternyata permintaan atas barang produksi menurun karena disebabkan oleh persaingan
dengan usaha yang baru. Sehingga dengan realita yang seperti itu pemilik usaha berusaha untuk memilih jalan aman yaitu menstabilkan
lagi permintaan atas barang produksinya, paling tidak tetap daripada turun. Hal tersebut terjadi karena pemilik usaha tidak merencanakan
jalan usahanya untuk ke depan secara matang. Padahal perencanaan dalam melakukan usaha memang
diperlukan. Seperti disebut dalam bukunya Handoko 2008:80 menyebutkan bahwa ada dua alasan perlunya perencanaan.
Perencanaan dilakukan untuk mencapai: 1 “protective benefits” yang dihasilkan dari pengurangan kemungkinan terjadinya kesalahan dalam
pembuatan keputusan, dan 2 “positive benefits” dalam bentuk meningkatnya sukses pencapaian tujuan organisasi.
b. Mitra X2 Sebelum dan Sesudah Mendapatkan Kredit
Hasil pengujian hipotesis mengenai perkembangan mitra usaha sebelum dan sesudah mendapatkan kredit menunjukkan bahwa
ada perbedaan jumlah mitra sebelum dan sesudah mendapatkan kredit. Kesimpulan tersebut didukung hasil perhitungan statistik yang
menunjukkan nilai sig. probabilitas sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Oleh karena itu Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada
perbedaan mitra sebelum dan sesudah mendapatkan kredit. Berdasarkan analisis deskriptif menunjukkan ada peningkatan
jumlah mitra dari 6 sebelum mendapatkan kredit hingga 6 bulan
sesudah mendapatkan kredit, dilihat dari rata-rata sebelum mendapatkan kredit banyaknya jumlah mitra 110 unit, sesudah kredit
menjadi 190 unit atau mengalami peningkatan sebesar 42,11. Melihat hasil pengujian hipotesis menyatakan bahwa ada perbedaan
jumlah mitra 6 bulan sebelum dan sesudah mendapatkan kredit, akan tetapi peningkatan modal tersebut kurang dari 50 atau sebesar
42,11. Mitra merupakan pihak pendukung yang terkait dalam
kepentingan di dalam Usaha Mikro dan Kecil yaitu pemasok, dan penyalur. Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar responden
menyatakan bahwa sebelum bergabung LKM- KUBE “Sejahtera”
Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul mereka memasarkan hasil produksinya hanya dengan mencari letak yang strategis untuk bisa
dilihat orang dan agar orang tau bahwa ditempat itu ada usaha makanan, usaha konveksi, dan usaha mebel. Untuk pemilik usaha
gergaji mesin dan penggilingan padi memilih untuk keliling dari desa satu ke desa lainnya untuk memperkenalkan usahanya dan menarik
pelanggan atas jasa yang dijualnya. Sedangkan pemilik usaha kerajinan dan peternakan mereka bekerjasama dengan perusahaan. Jadi
mereka cenderung tidak ada usaha untuk mengiklankan hasil produksinya kepada masyarakat, karena pemasok merangkap sekaligus
untuk menjadi pembeli juga. Sebagian kecil dari responden