maksimal. Dan dari pihak pemilik usahanya sendiri tidak semuanya menerima dengan tangan terbuka atas pelayanan pembinaan yang
diberikan oleh pihak Lembaga. Ada beberapa alasan mereka tidak menerima pelayanan pembinaan dengan tangan terbuka. Pertama,
pihak pemilik Usaha mikro dan Kecil menganggap bahwa pembinaan terutama dalam hal manajemen keuangan dirasa cukup mencampuri
rahasia pribadi perusahaan. Jadi masih terdapat beberapa responden yang keberatan atas pembinaan tersebut. Kedua sebagian dari pihak
pemilik usaha tidak memiliki rencana yang matang untuk usaha ke depannya. Sehingga mereka lebih menginginkan usahanya berjalan apa
adanya, dan tidak ada campur tangan dari luar termasuk dengan adanya pembinaan umumnya mereka anggap menyita waktunya untuk
hal yang lain. Dari hasil penelitian yang sudah peneliti lakukan, mayoritas
mitra usaha responden setelah bergabung dalam LKM-KUBE “Sejahtera” Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul mampu menjangkau
dalam ruang lingkup satu provinsi DIY. Hal ini terjadi karena keterbatasan media informasi responden dan LKM-
KUBE “Sejahtera” Kabupaten Bantul itu sendiri. Meskipun sudah diberikan layanan
pembinaan dari pihak Lembaga namun masih terdapat banyak pemilik usaha yang tidak menggunakannya dengan maksimal. Sehingga tidak
ada perubahan penggunaan media periklanan yang responden gunakan
walaupun angka mitra usaha menunjukkan ada kenaikan. Mayoritas media periklanan yang responden gunakan masih menggunakan
handphone dan mulut ke mulut, meskipun juga ada yang responden yang menggunakan media pemasaran lainnya seperti merk Brand
dalam bungkus produknya, dan pamphlet pada lokasi usahanya. Dari 30 responden peneliti tidak temukan satupun yang menggunakan
media sosial dalam pemasarannya seperti e-mail, facebook, twitter, dan media sosial lainnya karena masih kurangnya kamampuan
menggunakan IPTEK secara khusus. Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan diberikannya kredit dan
pembinaan oleh pihak LKM- KUBE “Sejahtera” Kecamatan Pandak
Kabupaten Bantul kepada pihak Pemilik Usaha Mikro dan Kecil dapat menaikkan jumlah mitra, namun tidak dapat mengubah cara periklanan
mereka secara modern. Hal ini terjadi karena keterbatasan tenaga ahli dari pihak LKM dan kurang terbukanya pihak pemilik Usaha Mikro
dan Kecil menerima program pembinaan.
c. Tenaga Kerja X3 Sebelum dan Sesudah Mendapatkan Kredit
Hasil pengujian hipotesis mengenai perkembangan Tenaga Kerja sebelum dan sesudah mendapatkan kredit menunjukkan bahwa
ada perbedaan jumlah Tenaga Kerja sebelum dan sesudah mendapatkan kredit dari LKM-
KUBE “Sejahtera” Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul. Kesimpulan tersebut didukung hasil perhitungan
statistik yang menunjukkan nilai sig. probabilitas sebesar 0,005 lebih kecil dari 0,05. Oleh karena itu Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada
perbedaan Tenaga Kerja sebelum dan sesudah mendapatkan kredit dari LKM-
KUBE “Sejahtera” Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul. Berdasarkan analisis deskriptif menunjukkan ada peningkatan
jumlah Tenaga Kerja dari 6 sebelum mendapatkan kredit hingga 6 bulan sesudah mendapatkan kredit dari LKM-
KUBE “Sejahtera” Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul, dilihat dari rata-rata sebelum
mendapatkan kredit banyaknya Tenaga Kerja 1,3 orang dan sesudah kredit menjadi 1,6 orang atau mengalami peningkatan sebesar 18,75.
Melihat hasil pengujian hipotesis menyatakan bahwa ada perbedaan jumlah Tenaga Kerja 6 bulan sebelum dan sesudah
mendapatkan kredit dari LKM- KUBE “Sejahtera” Kecamatan Pandak
Kabupaten Bantul, akan tetapi peningkatan modal tersebut kurang dari 50 atau sebesar 18,75. Tenaga kerja merupakan manusia yang
terkait dalam membantu berjalannya Usaha Mikro dan Kecil dalam hal produksi dan manajemen.
Berdasarkan hasil penelitian, responden menyatakan bahwa sebelum kehadiran LKM-
KUBE “Sejahtera” dari LKM-KUBE “Sejahtera” Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul para responden
susah dalam menambah tenaga kerja walau pun ada yang menggunakan
tenaga kerja
hanya sedikit
itu pun
sistem
pengupahannya rata-rata responden menyatakan menggunakan sistem pengupahan
mingguan dikarenakan
apabila menambah
atau menggunakan tenaga kerja yang lebih dari belum punya tenaga kerja
hingga 2 orang tenaga kerja. Berarti memperbesar biaya yang harus dikeluarkan para pemilik Usaha Mikro dan Kecil sedangkan dengan
jumlah tersebut tenaga kerja masih mampu untuk memenuhi permintaan pasar yang masih kecil.
Kehadiran LKM- KUBE “Sejahtera” dari LKM-KUBE
“Sejahtera” Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul membawa perubahan besar bagi para Usaha Mikro dan Kecil dikarenakan kredit
modal yang diberikan yang mudah dan cukup besar bahkan mendapatkan pendampingan saat pemasaran hasil produksi yaitu
melalui mitra-mitra LKM- KUBE “Sejahtera” dari LKM-KUBE
“Sejahtera” Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul sehingga dengan tidak langsung usaha responden berkembang sedikit demi sedikit
bahkan dengan berjalannya waktu mereka dengan tidak disadari membutuhkan tenaga kerja yang cukup besar untuk memenuhi pesanan
dan permintaan pasar secara luas. Sampai saat ini berdasarkan hasil penelitian, responden
menyatakan bahwa mereka telah mempekerjakan tenaga kerja tetap rata-rata 1-4 setelah mendapatkan bantuan modal kredit dari LKM-
KUBE “Sejahtera” dari LKM-KUBE “Sejahtera” Kecamatan Pandak
Kabupaten Bantul dengan sistem pengupahan sama seperti sebelum mendapatkan kredit dari LKM-
KUBE “Sejahtera” dari LKM-KUBE “Sejahtera” Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul yaitu sistem
pengupahan mingguan. Dengan jumlah 1-4 tenaga kerja tetap sehingga responden sebagai pelaku Usaha Mikro dan Kecil mampu memenuhi
permintaan pasar yang kian lama kian meluas. Dari 30 responden yang diteliti, tidak semuanya mengalami
penngkatan jumlah tenaga kerja. Hal tersebut mereka lakukan karena dengan jumlah tenaga kerja yang sama mereka bisa menekan jam kerja
dan memberikan bonus kepada mereka. Sebagian besar tenaga kerja yang bekerja pada responden adalah berasal dari keluargakerabat
dekat, dan tetangga sekitar. Dengan kondisi seperti ini secara langsung usaha-usaha para responden membawa perubahan ekonomi para
masyarakat sekitar.
d. Omzet Penjualan X4 Sebelum dan Sesudah Mendapatkan Kredit
Hasil pengujian hipotesis mengenai perkembangan Omzet Penjualan sebelum dan sesudah mendapatkan kredit menunjukkan
bahwa ada perbedaan jumlah Omzet Penjualan sebelum dan sesudah mendapatkan kredit. Kesimpulan tersebut didukung hasil perhitungan
statistik yang menunjukkan nilai sig. probabilitas sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Oleh karena itu Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada
perbedaan jumlah Omzet Penjualan sebelum dan sesudah mendapatkan kredit.
Berdasarkan analisis deskriptif menunjukkan ada peningkatan Omzet Penjualan dari 6 sebelum mendapatkan kredit hingga 6 bulan
sesudah mendapatkan
kredit, dilihat
dari rata-rata
sebelum mendapatkan kredit banyaknya Omzet Penjualan Rp 8.120.000 dan
sesudah kredit menjadi Rp 9.576.666 atau mengalami peningkatan sebesar 15,21.
Melihat hasil pengujian hipotesis menyatakan bahwa ada perbedaan jumlah Omzet Penjualan 6 bulan sebelum dan sesudah
mendapatkan kredit, akan tetapi peningkatan modal tersebut kurang dari 50 atau sebesar 15,21. Omzet penjualan merupakan jumlah
keseluruhan atas penjualan produk dalam jangka waktu satu bulan dinyatakan dalam rupiah.
Berdasarkan hasil
penelitian, mayoritas
responden menyatakan bahwa sebelum mereka gabung dan menerima modal yang
berupa kredit dari LKM- KUBE “Sejahtera” dari LKM-KUBE
“Sejahtera” Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul jumlah Omzet penjualan yang mereka peroleh masih kecil dikarenakan modal yang
mereka miliki juga masih kecil dan penjualan produk para responden hanya mampu memenuhi permintaan kecil-kecilan saja belum mampu
untuk memenuhi permintaan pasar secara besar. Hal ini membuat usaha