Gambaran Pengetahuan Gizi Ibu atau Pengasuh

Untuk memvalidasi data mengenai perilaku pemberian makan yang didapat dari informan utama, maka dilakukan cross cek kepada informan pendukung yaitu anak terinfeksi HIV itu sendiri. Serta dengan cara observasi langsung beberapa kali di yayasan Tegak Tegar.

1. Gambaran Pengetahuan Gizi Ibu atau Pengasuh

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan utama pengasuh diketahui bahwa gizi menurutnya adalah makanan yang bersih, yang mempunyai kandungan zat gizi yang seimbang seperti karbohidrat, protein, dan zat gizi lainnya untuk pemenuhan kebutuhan seseorang. Berikut kutipan hasil wawancara tentang gizi yang pengasuh ketahui: “gizi itu berarti makanan seimbang, makanan sehat yang seimbang, bersih, bernutrisi, protein, karbohidrat dan sebagainya buat pemenuhan kebutuhan tubuh gitu” Pengasuh Kemudian untuk mengetahui bahwa informan dapat mengaplikasikan apa yang diketahuinya tentang gizi, maka kemudian ditanyakan lagi tentang makanan sumber zat gizi tersebut. Ternyata berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa informan mengetahui makanan-makanan sumber zat-zat gizi yang disebutkan, seperti makanan yang mengandung karbohidrat, protein, vitamin, dan serat, bahkan informan menjelaskan tentang makanan sumber zat-zat gizi tersebut yang biasanya diberikan pada anak-anak. Berikut kutipan hasil wawancaranya: a Makanan yang mengandung energi “gandum, jagung, nasi ubi, singkong pernah kita buat juga masak ubi” Pengasuh b Makanan yang mengandung protein “telur, ikan, karena yang bisa dijangkau itu, sering sih telur karena yang paling gampang masaknya itu, apalagi yang kecil suka banget tinggal dikasih lada sama garam dikit dia suka banget itu….”Pengasuh c Vitamin “buah-buahan, sayuran. Iya ga sih…..”Pengasuh d Serat “serat itu… apa ya… buah juga kayanya serat, sayur… sawi..” Pengasuh Kemudian untuk mengetahui pengetahuan gizi informan yang lebih dalam maka informan diminta untuk menggambarkan apa yang ia ketahui tentang gizi bagi anak terinfeksi HIV. Berikut kutipan hasil wawancaranya: “kalo gizi bagi anak HIV ya… makanan-makanan yang baik, kayanya sama dengan anak yang lain, hanya mungkin bedanya bagi anak yang terinfeksi tidak disarankan banyak mengandung micin, minuman-minuman yang bersoda juga tidak dianjurkan, jadi gizi bagi anak yang terinfeksi umumnya sama, yang jelas tadi kalo aku masak ya tidak menggunakan penyedap hanya menggunakan garam dan gula sebagai penyedapnya, minuman bersoda boleh tapi tidak sering kan sebenarnya itu tidak baik juga” Pengasuh Akan tetapi ketika diobservasi, ternyata informan utama tetap menggunakan vitsin sebagai penyedap rasa saat ia memasak sayur. Ketika ditanyakan kembali, beliau berdalih bahwa masakan tersebut bukan untuk anak, tapi bagi yang dewasa. Pada saat itu memang kebetulan anak-anak sudah makan dan memang mereka tidak makan sayur karena sayur tersebut masih diolah. Sementara itu dari pengamatan sebelum dan sesudahnya didapati biasanya anak-anak memakan sayur yang biasanya tersedia, akan tetapi sayangnya peneliti saat itu tidak melihat langsung apakah sayur tersebut dimasak menggunakan vitsin atau tidak. Sementara itu, dalam hal peningkatan kebutuhan gizi bagi anak terinfeksi HIV ternyata informan tidak tahu. Berdasarkan hasil wawamcara ia mengatakan bahwa kebutuhan gizi anak HIV sama saja dengan kebutuhan anak lainnya yang tidak terinfeksi HIV. Berikut kutipan hasil wawancaranya: “kebutuhanya sama sih, kalo masak kita kasih nasi, tempe, tahu, ikan, daging ayam, sayur- sayurannya….sayur sop, sayur asem, buah pepaya biasanya siang kita kasih atau sore jam 4 gitu, kadang jam 10, jadi kalo snack kita kasih buah-buahan, wortel, tomat kadang anak-anak ga suka tapi kadang kita jus. Karena itu yang terjangkau yang mudah yang bergizi juga. Yang sering kita pake itu papaya, tomat, dan wortel” Pengasuh Kemudian ketika ditanyakan tentang manfaat terpenuhinya kebutuhan gizi bagi anak terinfeki HIV, ternyata ia menyadari bahwa pemenuhan kebutuhan gizi bagi anak terinfeksi HIV sangat penting karena menjadikan mereka lebih kuat dan tidak mudah terserang penyakit. Berikut kutipan hasil wawancaranya: “udah jelas ya…jadi ga gampang sakit, makanan baik, kalo aku liat ya jadi ga gampang sakit, pengennya lari, semangat. Kalo kurang makan kan kurang semangat. Karena pengalaman tuh yang beberapa hari ga doyan makan yang 3 anak itu ya jadi lemes, mungkin pada sariawan jadi makanannya kurang. Jadi repot deh malah komplikasi..batuk, pilek” Pengasuh Ketika ditanyakan apakah informan pernah mendapatkan konseling gizi, ia mengatakan pernah, tapi sudah lama sekali, yaitu saat anaknya terkena gizi buruk saat usia tiga tahun. Berikut kutipan hasil wawancaranya: “Kebetulan dulu waktu anak saya dengan gizi buruk memang dikasih penjelasan tentang gizi, dulu susunya menggunakan susu khusus, dianjurkan banyak makan buah, sayur.Pernah, pernah dapet di Rumah Sakit Carolus. Kalo sekarang ga pernah lagi, paling baca- baca aja… pokoknya yang jelas makanan seimbang deh” Pengasuh Sementara itu untuk saat ini biasanya informasi tentang gizi ia dapatkan melalui internet.

2. Perilaku Pemenuhan Kebutuhan Gizi