Vitamin C Vitamin E Tokoferol Folat

Menurut penelitian Tang dkk 1997 terdapat peningkatan risiko perkembangan AIDS secara signifikan bagi mereka yang mempunyai serum vitamin B 12 yang rendah RH = 2.21, 95 CI = 1,13-4,34, hal ini memberikan bukti lebih lanjut bahwa konsentrasi vitamin B-12 yang rendah mempercepat perkembangan penyakit. Sumber utama vitamin B 12 adalah makanan protein hewani yang memperolehnya dari hasil sintesis bakteri di dalam usus, seperti hati, ginjal, disusul oleh susu, telur, ikan, keju, dan daging. Vitamin B 12 dalam sayuran ada apabila terjadi pembusukan atau pada sintesis bakteri Almatsier, 2004.

c. Vitamin C

Menurut Nursalam dan Kurniawati 2009, peran vitamin C pada infeksi diantaranya memperkuat sel-sel imun dalam melawan dan menetralkan radikal bebas. Sel-sel imun mengeluarkan bahan toksik untuk membunuh jamur, kuman, atau virus yang masuk ke dalam tubuh; “perang” antara sel-sel imun dengan zat asing membuat jaringan disekitarnya juga ikut rusak; dan radikal bebas yang dihasilkan dapat memperluas kerusakan itu lebih lanjut. Inilah hal khusus yang dikhawatirkan pada orang dengan HIV, mengingat virus memerlukan lingkungan seperti itu. Buah-buahan berwarna dan sayur-sayuran berwarna gelap merupakan sumber vitamin C yang dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh dalam melawan infeksi seperti tomat, kubis, jeruk, anggur, lemon, jambu, nanas, buah beri, dan lain-lain yang dapat dikonsumsi secara bergantian setiap harinya Nursalam Kurniawati, 2009. Sementara itu menurut Almatsier 2004, vitamin C umumnya hanya terdapat di dalam pangan nabati, yaitu sayur dan buah terutama yang asam, seperti jeruk, nanas, rambutan, papaya, gandaria, dan tomat. Vitamin C juga banyak terdapat dalam sayuran daun-daunan dan jenis kol.

d. Vitamin E Tokoferol

Menurut Almatsier 2004, fungsi utama vitamin E adalah sebagai antioksidan yang larut dalam lemak. Sifat antioksidannya berfungsi melindungi dan menstabilkan membran sel Nursalam Kurniawati, 2009. Sumber utama vitamin E adalah minyak tumbuh-tumbuhan, terutama minyak kecambah gandum dan biji-bijian. Minyak kelapa dan zaitun hanya sedikit mengandung vitamin E. Sayuran dan buah-buahan juga merupakan sumber vitamin E yang baik. Daging, unggas, ikan, dan kacang-kacangan mengandung vitamin E dalam jumlah terbatas Almatsier, 2004.

e. Folat

Menurut Almatsier 2004, folat dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah dan sel darah putih dalam sumsum tulang dan untuk pendewasaannya. Folat terutama terdapat di dalam sayuran hijau, hati, daging tanpa lemak, serelia utuh, biji-bijian, kacang-kacangan, dan jeruk. Vitamin C yang ada dalam jeruk menghambat kerusakan folat. Bahan makanan yang tidak banyak mengandung folat adalah susu, telur, umbi- umbian, dan buah, kecuali jeruk. Akan tetapi AZT zidovudin yang dikonsumsi ODHA berperan dalam terjadinya defisiensi folat. Hal ini juga terjadi pada pemakaian beberapa jenis obat yang juga biasa dipergunakan seperti: Trimethroprim dan Bactrim trimethhropin sulfamethroxazole yang merupakan antagonis folat karena mekanisme kerjanya secara langsung memblok folat, demikian juga Barbiturat yang digunakan untuk menghilangkan rasa sakit dan sebagai obat tidur Nursalam Kurniawati, 2009. Kekurangan folat terutama menyebabkan gangguan metabolisme DNA. Akibatnya terjadi perubahan dalam morfologi inti sel terutama sel- sel yang sangat cepat membelah, seperti sel darah merah, sel darah putih serta sel-sel epitel lambung dan usus, vagina, dan serviks rahim. Kekurangan folat menghambat pertumbuhan, menyebabkan anemia megaloblastik dan gangguan darah lain, peradangan lidah dan gangguan saluran cerna Almatsier, 2004.

f. Zinc Seng