3 Pantangan makanan
Pantangan makanan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kebersihan dan kualitas makanan serta
pengaruhnya terhadap nafsu makan dan zat gizi lainnya. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan utama
pengasuh diketahui bahwa tidak ada pantangan makanan secara mutlak bagi anak-anak, seperti mie instan dan ciki yang tidak
diperbolehkan, akan tetapi terkadang tetap dikonsumsi bersama. Pantangan makanan secara spesifik juga dilakukan karena makanan
tersebut menimbulkan penyakit bagi salah satu anak sehingga hanya pada anak tersebutlah makanan itu tidak boleh dikonsumsi. Berikut
kutipan hasil wawancaranya:
“buat anak-anak sih ga boleh makan ciki, mie instan boleh tapi ga sering-sering juga kita kasih, ya.. paling seminggu
sekali, ciki ga boleh sama sekali, paling untuk seru-seruan makan bareng-bareng tapi jarang, kita juga ga jualan ciki di
warung. Si K….. dan si D… biasanya ga boleh makan es, klo makan es pasti ketahuan, pasti habis makan es udah pasti sakit,
biasanya K….. suka sesek nafas karena kan dia punya asma gitu, jadi kalo makan es udah pasti sakit, walaupun ga ngaku tapi
akhirnya teman-temannya yang bilang, baru deh dia ngaku. Klo ciki ga tau deh, klo dirumah sih ga boleh, soalnya pengalaman
anakku suka makan ciki, minat makannya jadi ga ada juga, itu jadi gampang sakit juga. Pengasuh
c. Permasalahan Pemenuhan Kebutuhan Gizi
Dari hasil wawancara diketahui bahwa anak-anak kurang menyukai buah dan sayur yang disediakan, walaupun biasanya mereka
tetap dipaksa dengan berbagai macam cara, misalkan dengan menjus
buah-buahan dan
menyaringnya, mencontohkannya,
merayunya, memberinya uang dan mengurangi kemudian menambahkan porsinya
sedikit demi sedikit sampai akhirnya buah atau sayur tersebut dimakan,
seperti kutipan di bawah ini:
“Untuk sayur dan buah, anak-anak sih ga pada suka kalo kita ga paksa, anak-anak sih sukanya buah yang mahal-mahal
kaya anggur atau buah yang kecil-kecil tapi kita jarang beli, yang sering kita beli memang mereka ga suka tapi kalo di depan saya
ya suka ga suka mereka pasti mau... kadang kita rayu ntar dapet duit sambil kita tutup hidungnya, kalo ga kita contohin nih.. mama
juga minum.. ga ada yang muntah sih.. paling porsi kita kurangin separo, tapi lama-lama kita tambahin, lama-
lama habis” Pengasuh
Akan tetapi permasalahan selanjutnya adalah ketika tidak ada yang memaksanya, misalkan ketika pengasuh sedang sibuk, tidak ada di
rumah, dan tidak ada yang mengingatkan dan merayunya, biasanya anak- anak tidak mau makan sayur. Seperti kutipan wawancara berikut ini:
“permasalahannya ya… itu….klo ga diperhatiin sama kita ya gitu seenaknya, klo udah laper baru makan, kalo ga
disuapin makannya ya… sayurnya disingkirin, dan kalo kita pergi semua ya.. sayur ga ada yang sentuh. Jadi ya
… itu sih kesulitannya” Pengasuh
kemudian ibu atau pengasuh juga mendapatkan masalah yang lebih sulit dalam pemenuhan kebutuhan gizi anak dengan inisial N.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara mendalam diketahui bahwa sangat sulit bagi pengasuh untuk memberikan makanan pada N yang tidak
lain adalah anak kandungnya sendiri. Walaupun usianya lebih tua dari yang lain, tapi ia lebih manja. Biasanya ia makan harus dengan makanan
yang ia sukai saja, dan biasanya makannya pun harus disuapi berbarengan dengan anak yang diasuh lainnya yang masih balita. Pengasuh
mengatakan bahwa anaknya maunya makannya yang enak-enak saja seperti ayam goreng, akan tetapi ia tidak bisa menyanggupi karena ia
harus adil dengan anak yang lainnya.
3. Asupan Gizi Anak Terinfeksi HIV