Visi dan Misi BAZNAS Program Pemberdayaan Ekonomi Baznas

Adanya program sentral ternak ini memberikan peluang kerja yang baik dan pemberdayaan masyarakat lokal sesuai kondisi wilayah yang ada, sehingga upaya urbanisasi yang besar-besaran ridak akan terjad 5 i. 3. Lapak Sampah Terpadu Upaya BAZNAS memberdayakan dhuafa tidak terbatas pada para petani atau masyarakat lainnya untuk berwirausaha. BAZNAS juga memberikan perhatian kepada para pemulung sampah melalui program lapak sampah terpadu. Upaya untuk peningkatan pendapatan para pemulung melalui pemberdayaan akan lebih baik apabila dilakukan secara komperhensif. Yakni pemberian keterampilan dalam memanfaatkan sampah yang layak dipakai sehingga mereka tidak terus-menerus dalam pekerjaan seperti semula. Kerja sama terhadap intansi pemerintah yang bergerak terhadap pembinaan masyarakat miskin seperti kementrian sosial sangatlah diperlukan sehingga hasil yang akan dicapai dapat maksimal. 4. Lubuk Tanah Organik. Indonesia sebagai Negara agraris memiliki lahan pertanian yang cukup luas walaupun saat ini semakin berkurang dengan adanya perluasan industri. Namun masih banyak penduduk yang menggantungkan hidupnya pada usaha pertanian. Dalam upaya peningkatan petani miskin, BAZNAS memiliki 5 http:pusat.baznas.go.idprogram pemberdayaan ekonomi. di akses pada tanggal 22 Semptember 2015 sebuah program pemberdayaan yang diberi nama gerakan petani organik. Dengan adanya gerakan petani organik, para petani diajak untuk kembali pada keseimbangan alam dengan menerapkan pertanian yang alami tanpa penggunaan asupan kimia yang semakin berkembang pada saat ini. 6 Program lumbung tani organik memiliki beberapa tujuan yaitu: a Menghasilkan pangan yang sehat bebas dari obat-obatan dan zat-zat kimia yang mematikan. b Meningkatkan kapasitas petani dan kopentensi petani dalam rangka pengelolaan SDA ramah lingkungan. c Meningkatkan taraf hidup para petani yang dari dhuafa. Dengan adayan program lumbung tani organik yang dilakukan oleh BAZNAS, maka akan membantu para petani dalam meningkatkan taraf hidupnya yang lebih baik lagi. Dan menjadikan petani yang awal mulanya menerina zakat berubah menjadi para petani muzzaki. 5. Pemberdayaan Kampung Nelayan Keberadaan para nelayan di Indonesia saat pada umumnya hidup pada kondisi yang amat sangat memperhatinkan. Berbeda dengan kondisi yang wilayah lautnya yang amat luas, sehingga tanpak paradoks. Sebagai bentuk upaya memberikan kepedulian terhadapa para nelayan, BAZNAS 6 Oneng Nurul Bariyah, Total Quality Management Zakat prinsip dan praktek Pemberdayaan Ekonomi,Jakarta: Wahana Kardofa FAI UMJ, 2012, cet, 1. h. 86. meluncurkan program pemberdayaan bagi nelayan. Hal tersebut dilakukan karena poteni perikanan di Republik Indonesia yang sangat berlimpah di perairan darat maupun di lautan. Sebagian besar pulau-pulau di Indonesia memiliki kekayaan sumberdaya alam yang amat cukup luas dan potensi pembangunan ekonomi cukup baik. Namun potensi tersebut untuk saat ini belum dimanfaatkan secara optimal untuk kesejahteraan rakyat. 7 Program ini memiliki tujuan bagi nelayan yaitu: a Meningkatkan pengetahuan nelayan dan masyarakat dalam memaksimalkan potensi diri dan lingkungan. b Meningkatkan keterampilan dan kemampuan nelayan dalam berbasis potensi laut wilayah. Dengan adanya program ini diharapkan mampun meningkatkan dan kemampuan nelayan dalam melakukan aktivitasnya dalam hal menangakat ikan. Dan mampu meningkatkan taraf hidup yang lebih baik dan membentuk para nelaya untuk menjadi muzzaki. 6. Pemberdayaan Perempuan Pemberdayaan perempuan adalah program peningkatan kualitas perempuan, yang terfokus pada 3 tujuan yaitu, pemberdayaan perempuan 7 Oneng Nurul Bariyah, Total Quality Management Zakat prinsip dan praktek Pemberdayaan Ekonomi,Jakarta: Wahana Kardofa FAI UMJ, 2012, cet, 1. h. 87. melalui kegiatan ekonomi produktif, kegiatan perempuan kegiatan kesehatan, dan pemberdayaan perempuan melalui kegiatan pendidikan. Adapun tujuan dari program pemberdayaan perempuan adalah: a Memenuhi kebutuhan ekonomi masyarakat bawah baik dari tingkat praktis maupun strategis. b Meningkatkan kesadaran khusus untuk para perempuan dalam segi kesehatan untuk menurunkan tingkat kematian ibu. Untuk mencapai target program pemberdayaan ekonomi dengan tujuan meningkatkan taraf hidup kaum dhuafa dan menjadikan mereka sebagai muzzaki, dengan ini BAZNAS menetapkan standar mutu yang dapat dijadikan sebagai pijakan dalam mengevaluasi sasaran pencapaian. Standar mutu pencapaian tersebut menjadikan kaum dhuafa memiliki kemandirian dengan terpenuhinya kebutuhan mendasar hidup seperti sandang, pangan, dan papan, dan selain itu untuk menjadikan mereka semua sebagai muzzaki. 8 8 Oneng Nurul Bariyah, Total Quality Management Zakat prinsip dan praktek Pemberdayaan Ekonomi,Jakarta: Wahana Kardofa FAI UMJ, 2012, cet, 1. h. 89.

E. Struktur Organisasi Baznas

Secara umum struktur organisasi baznas sebagai berikut: Pengurus BAZNAS Periode 2008-2011 yang ditetapkan dengan Keputusan Presiden No. 27 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Susunan Keanggotaan BAZNAS, yang seharusnya berakhir pada tanggal 7 November 2011, telah diperpanjang masa kepengurusannya dengan Keputusan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2012, tanggal 24 Januari 2012 tentang Perpanjangan Sementara Masa Bakti Keanggotaan BAZNAS Periode 2008-2011. Perpanjangan diberikan sampai dengan terbentuknya keanggotaan BAZNAS sesuai UU Nomor 2011. Dengan demikian, Pengurus BAZNAS tetap berjumlah 33 orang yang terdiri atas Badan Pelaksana 19 orang, Dewan Pertimbangan 7 orang, dan Komisi Pengawas 7 orang. 9 No Nama Jabatan 1 Prof. Dr.KH.Didin Hafidhuddin, M.Sc Ketua Umum 2 Laksda Purn H. Husein Ibrahim, MBA Ketua Bidang Program 3 dr. H. Naharus Surur. M. Ked. Ketua Bidang Jaringan 4 drh. Emmy Hamidiyah, M.Si Sekretaris Umum 5 M. Fuad Nasar. S.sos Wakil Sekretaris 6 Hj. Isye S. Latief Bendahara Umum 7 Teten Kustiawan, SE, Ak Wakil Bendahara 8 Dr. Siti Chalimah Fajriyah, SE., Akt., MM Divisi Pengumpulan 9 Bakhtiar Rakhman, SE Divisi Pengumpulan 10 Drs. H. Mohammad Siddik Kertapati, MA Divisi Pengumpulan 11 Drs. H. Abd Rahman Anwar Divisi Pendistribusian 12 Abdullah Hasyim, MA, MBA Divisi Pendistribusian 13 Drs. Syahrullah Iskandar, MA Divisi Pendistribusian 14 Taufik Hidayat, M. Ec Divisi Pendayagunaan 15 L.I.A Muzaffar Daud Divisi Pendayagunaan 16 Drs. Mas’ud Halimi, MA Divisi Pendayagunaan 9 http:pusat.baznas.go.idstruktur organisasi . di akses pada tanggal 1 Januari 2015 17 Dr. Setiawan Budi Utomo, Lc Divisi Pengembangan 18 Dr. Ahmad Mukhlis Yusuf Divisi Pengembangan 19 Dra. Hj. Elvi Hudriyah, MA Divisi Pengembangan 20 H. Muchtar Zarkasyi, SH Ketua Dewan Pertimbangan 21 Prof. Dr. Nasrun Haroen, MA Sekretaris Dewan Pertimbangan 22 Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA Anggota Dewan Pertimbangan 23 Drs. H. Djamal Doa Alm Anggota Dewan Pertimbangan 24 Prof. Dr. Hj. Huzaemah T Yanggo, MA Anggota Dewan Pertimbangan 25 Drs. H. Mubarok Anggota Dewan Pertimbangan 26 Drs. H. Amidhan Anggota Dewan Pertimbangan 27 Drs. H. Achmad Subianto, MBA Ketua Komisi Pengawas 28 Drs. H. Tulus Sekretaris Komisi Pengawas 29 Drs. H. Mundzir Suparta, MA Anggota Komisi Pengawas 30 Drs. H. Basri Barmanda, M.BA Anggota Komisi Pengawas 31 Prof. Dr. H. Artani Hasbi Anggota Komisi Pengawas 32 Drs. KH. Masrur Ainin Najih Anggota Komisi Pengawas 33 H. Iskandar Zulkarnain, SE Anggota Komisi Pengawas Dalam undang-undang zakat, telah menetapkan keputusan menteri agama tentang pelaksanaan undang-undang nomor 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat. khusus pada bab II paragraf 1 pasal 3 dan pasal 9 di jelaskan mengenai susunan organisasi dan tata kerja badan amil zakat nasional. Di antaranya adalah: 1. Badan Amil Zakat Nasional terdiri atas dewan pertimbangan, komisi pengawasan dan badan pelaksana. 2. Badan pelaksana sebagaimana dimaksud pada ayat 1 terdiri atas seorang ketua umum, dua orang ketua, seorang sekretaris umum, dua orang sekretaris, seorang bendahara, devisi pengumpulan, devisi pendistribusian, devisi pendayagunaan dan devisi pengembangan. 10 Sedangkan untuk tugas, wewenang dan tanggung jawab dijelaskan pada pasal 9, diantaranya adalah: Badan pelaksanaan badan amil zakat nasional bertugas: 1. Menyelenggarakan tugas administrative dan teknis pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat; mengumpulkan dan mengolah data yang diperlukan untuk penyusunan rencana pengelolaan zakat. 10 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat, h. 40-41.