Dasar Hukum Zakat Tujuan Zakat

pemberian dari Allah SWT. Lagi pula menurut Islam seseorang yang kaya tidaklah berlebihan kedudukannya di sisi Allah dari orang miskin karena hartanya. Karena hanya yang membedakan adalah derajat dan ketaqwaanya. Hakikat zakat yang demikian menanamkan kesadaran bahwa seagala yang ada di bumi dan langit serta isinya adalah milik Allah dan harta yang dimiliki seseorang itu pada hakikatnya adalah amanah dari Allah SWT semata. Hal ini di dasarkan pada firman Allah SWT yang berbunyi. 30                 “Tidaklah mereka mengetahui, bahwasanya Allah menerima taubat dari hamba-hambanya dan menerima zakat dan bahwasanya Allah Maha Peberima taubat lagi Maha Penyayang”QS. At-Taubah ayat 104 Berdasarkan surat At-Taubah ayat 104, zakat adalah menyerahterimakan harta benda kepada Allah SWT, sebelum diterima orang fakir dan orang yang berhak menerimanya. Zakat adalah proses pengoperan hak milik 30 Al- qur’an dan Terjemah kepada Allah SWT. Dengan demikian hakikat zakat sebenernya adalah mengeluarkan harta benda kepada Allah SWT. 31

D. Konsep Pemberdayaan

1. Pengertian Pemberdayaan

Kata Pemberdayaan adalah terjemahan dari istilah bahasa inggris yaitu empowerment. Pemberdayaan empowerment. berasal dari kata power yang berarti kemampuan berbuat, mencapai, melakukan atau memungkinkan. Awalan em berasal dari bahasa latin dan yunani, yang berarti didalamnya, karena itu pemberdayaan dapat beraati kekuatan dalam diri manusia, suatu sumber kreatifitas. 32 Para ilmuwan sosial dalam memberikan pengertian pemberdayaan mempunyai rumusan yang berbeda-beda dalam berbagai konteks dan bidang kajian, hal tersebut dikarenakan belum adanya definisi yang tegas mengenai konsep pemberdayaan. Oleh karena itu agar dapat memahami secara mendalam tentang pengertian pemberdayaan maka perlu mengkaji beberapa pendapat ilmuwan yang memiliki komitmen terhadap pemberdayaan. Carlzaon dan Macauley sebagaimana dikutif oleh wasistiono mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan pemberdayaan adalah sebagai berikut: membebaskan seseorang dari kendali yang kaku, dan 31 Asnaini, Zakat Produktif dalam Perspektif Hukum Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008, h. 46 32 Lili Badriah, Muhamad Zen M.Hudri, Zakat dan Wirausaha Jakarta: CED, 2005, h. 53.