5. Indikator Pemberdayaan
Indikator keberhasilan pemberdayaan masyarakat sebagai sebuah proses seringkali diambil dari tujuan sebuah pemberdayaan yang
menunjukan pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial yaitu: masyarakat miskin yang berdaya, memiliki
kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun social
seperti memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempsunyai mata pencaharian, berpartisipasi, dalam kegiatan social, dan
mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.
41
Sedangkan indikator keberhasilan program yang dipakai untuk mengukur pelaksanaan program-program dari sebuah pemberdayaan
masyarakat adalah sebagai berikut:
a. Berkurangnya jumlah penduduk miskin.
b. Berkembangnya usaha peningkatan pendapatan yang dilakukan oleh
penduduk miskin dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia. c.
Meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap upaya peningkatan kesejahteraan keluarga miskin dilingkungannya.
d. Meningkatnya kemandirian kelompok yang ditandai dengan semakin
berkembangnya usaha produktif anggota dan kelompok, semakin
41
Achmad Subianto, Ringkasan Dan Bagaimana Membayar Zakat, Yayasan bermula dari kanan: Jakarta, 2004, h. 40
kuatnya permodalan kelompok, makin rapih system administrasi kelompok, serta semakin luasnya interaksi kelompok dengan
kelompok lain di dalam masyarakat. e.
Meningkatnya kapasitas masyarakat dan pemerataan pendapatan yang ditandai oleh peningkatan pendapatan keluarga miskin yang mempu
memenuhi kebutuhan pokok dan kebutuhan sosial dasarnya. Dari indikator di atas, yang disebut dengan masyarakat itu berdaya,
jika masyarakat itu mampu memenuhi kebutuhannya sendiri dan mampu mensejahterakan masyarakat sekitarnya.
42
42
Gunawan Sumodiningrat, Pemberdayaan Masyarakat Dan Jaringan Pengaman Social, Jakarta : Gramedia pustaka utama, 1999, h. 29
BAB III GAMBARAN UMUM BAZNAS
A. Sejarah Berdirinya Baznas
Badan Amil Zakat Nasional BAZNAS merupakan badan resmi dan
satu-satunya yang dibentuk oleh pemerintah berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 8 Tahun 2001 yang memiliki tugas dan fungsi menghimpun dan
menyalurkan zakat, infaq, dan sedekah ZIS pada tingkat nasional. Lahirnya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan
Zakat semakin mengukuhkan peran BAZNAS sebagailembaga yang berwenang melakukan pengelolaan zakat secara nasional. Dalam UU tersebut, BAZNAS
dinyatakan sebagai lembaga pemerintah nonstruktural yang bersifat mandiri dan bertanggung jawab kepada Presiden melalui Menteri Agama. Dengan demikian,
BAZNAS bersama Pemerintah bertanggung jawab untuk mengawal pengelolaan zakat yang berasaskan: syariat Islam, amanah, kemanfaatan, keadilan, kepastian
hukum, terintegrasi dan akuntabilitas. Selain menerima zakat, BAZNAS juga dapat menerima infak, sedekah,
dan dana sosial keagamaan lainnya. Pendistribusian dan pendayagunaan infak, sedekah, dan dana sosial keagamaan lainnya dilakukan sesuai dengan syariat
Islam dan dilakukan sesuai dengan peruntukan yang diikrarkan oleh pemberi dan harus dilakukan pencatatan dalam pembukuan tersendiri.
Untuk melaksanakan tugasnya, BAZNAS dibiayai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Hak Amil. Sedangkan BAZNAS provinsi
dan BAZNAS kabupatenkota dibiayai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan Hak Amil, serta juga dapat dibiayai dengan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara. Perintah untuk pengambilan zakat secara umum didasarkan pada perintah
Allah sesuai dengan QS At Taubah : 103
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu menjadi ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi
Maha mengetahui.”QS At-Taubah: 103 .
1
Kehadiran BAZNAS diharapkan menjadi modal bagi pengelola lembaga zakat yang dapat mengemban Amanah baik dari Muzakki, terlebih lagi bagi
mustahik yang menggantungkan harapannya pada dana ZIS, sesuai dengan azas yang dimiliki oleh BAZNAS dalam mengelola dana ZIS masyarakat, yaitu moral
yang amanah, manajemen yang transfaran dan profesioanl, serta pengembangan yang kreatif dan inovatif.
Berbagai penghargaan telah didapatkan BAZNAS dalam empat tahun terakhir yaitu:
a Tahun 2008, BAZNAS telah mendapatkan sertifikat ISO 9001:2000
1
Al- Qur’an dan Terjemah