Macam-macam Akhlak Pembinaan Akhlak Siswa

“kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu Termasuk orang-orang yang ragu. Q.S. Al-baqarah 147 ” Memperhatikan masalah-masalah Pendidikan akhlak seperti juga memperhatikan pendidikan jasmani, akal dan ilmi. Seorang anak kecil membutuhkan fisik yang kuat, akal yang kuat dan akhlak yang tinggi, sehingga ia dapat mengurus dirinya, berfikir sendiri, mencari hakikat, berkata benar, membela kebenaran, jujur dalam amal perbuatannya, mau mengorbankan kepentingan diri sendiri untuk kepentingan bersama, berpegang pada keutamaan dan menghindari sifat-sifat yang tercela. Tujuan akhlak adalah menciptakan manusia sebagai makhluk yang tinggi dan sempurna serta membedakan dengan makhluk-makhluk lainnya. Akhlak hendak menjadikan manusia bertindak baik terhadap manusia, terhadap sesama makhluk dan kepada Allah Tuhan yang menciptakan kita. Tujuan utama pendidikan akhlak dalam Islam adalah agar manusia berada dalam kebenaran dan senantiasa berada di jalan yang lurus, jalan yang telah digariskan oleh Allah SWT. Inilah yang akan mengantarkan manusia kepada kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Pendidikan akhlak dalam Islam memang berbeda dengan pendidikanpendidikan moral lainnya. Karena pendidikan akhlak dalam Islam lebih menitik beratkan pada hari esok, yaitu hari kiamat beserta hal-hal yang berkaitan dengannya, seperti perhitungan amal, pahala, dan dosa. Akhlak seseorang akan dianggap mulia jika perbuatannya mencerminkan nilainilai yang terkandung dalam Al- Qur’an dan Sunnah. Dalam kesempatan kali ini, secara umum sebagai contoh akan dijabarkan hal-hal yang termasuk akhlak terpuji. 1 Mencintai semua orang, ini tercermin lewat perkataan dan perbuatan. 2 Toleransi dan memberi kemudahan kepada sesama dalam semua urusan transaksi, seperti jual beli dan sebagainya. 3 Menunaikan hak-hak keluarga, kerabat dan tetangga tanpa harus diminta terlebih dahulu. 4 Menghindarkan diri dari sifat tamak, pelit, dan semua sifat yang tercela. 5 Tidak kaku dan bersikap keras dalam berinteraksi dengan orang lain. 6 Berusaha menghias diri dengan sifat-sifat terpuji. Dengan terlaksananya hal-hal di atas, maka tercapailah maksud dari pembinaan akhlak Islam bagi seseorang.

3. Metode Pembinaan Akhlak

Berbicara mengenai pembinaan akhlak, Abudin Nata mengatakan dalam bukunya Akhlak Tasawuf pembinaan akhlak dapat diartikan sebagai usaha sungguh-sungguh dalam rangka membentuk anak, dengan menggunakan sarana pendidikan, pembinaan yang terprogram dengan baik dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan konsisten. Pembinaan akhlak ini dilakukan berdasarkan asumsi bahwa akhlak adalah hasil usaha pembinaan bukan terjadi dengan sendirinya. 25 Agar pembinaan akhlak memperoleh hasil yang memuaskan, diperlukan cara atau metode. Metode yang dapat ditempuh untuk pembinaan akhlak ini adalah pembiasaan yang dilakukan sejak kecil dan berlangsung secara continue. Dalam pembinaan akhlak kebiasaan mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia, hal ini dikarenakan ia dapat menghemat banyak sekali kekuatan manusia. Islam mempergunakan kebiasaan itu sebagai salah satu teknik pendidikan, yang mengubah seluruh sifat-sifat manusia menjadi kebiasaan. Jika manusia membiasakan berbuat jahat, maka ia akan menjadi orang jahat, jika seseorang menghendaki agar ia menjadi pemurah maka ia harus dibiasakan 25 Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, Jakarta: PT. Raja Grafindo, Cet. I, h. 4. dirinya melakukan pekerjaan yang bersifat pemurah, hingga murah hati dan murah tangan itu menjadi tabi’atnya yang mendarah daging. 26 Metode lain dalam pembinaan akhlak ini adalah melalui keteladanan. Pendidikan melalui keteladanan adalah merupakan salah satu teknik pendidikan yang efektif dan sukses. Akhlak yang baik tidak dapat dibentuk hanya dengan pelajaran, instruksi dan larangan, sebab tabi’at jiwa untuk menerima keutamaan itu tidak cukup dengan hanya seorang guru mengatakan “kerjakan ini dan jangan kerjakan itu”. Menanamkan sopan santuk memerlukan pendidikan yang panjang dan harus ada pendekatan yang lestari. Pendidikan itu tidak akan sukses melainkan jika disertai dengan pemberian contoh teladan yang baik dan nyata. Selain itu pembinaan akhlak dapat pula ditempuh dengan cara senantiasa menganggap diri ini sebagai orang yang paling banyak mempunyai kekurangannya dari pada kelebihannnya. Dari penjelasan di atas jelas bahwa pembinaan akhlak bisa dilakukan dengan berbagai cara, di antaranya dengan adanya pembinaan yang sudah dibawa sejak kecil, keteladanan harus di tanamkan pada dirinya, dan selalu menganggap diri ini masih banyak kekurangannya di banding dengan kelebihannya. Sehingga dengan mengetahui kekurangaanya pasti nantinya akan terus berusaha menutupi kekurangannya yang ada.

C. Globalisasi dan Dampaknya

1. Pengertian Globalisasi

Globalisasi secara harfiah berasal dari kata global yang berarti sedunia atau sejagat. Menurut A. Qodry Azizi, yang dikutip oleh Ahmad Tantowi: “era globalisasi berarti terjadinya pertemuan dan gesekan nilai-nilai budaya dan agama diseluruh dunia yang memanfaatkan jasa komunikasi, 26 Ibid. h. 32. transformasi, dan informasi yang merupakan hasil modernisasi di bidang teknologi.” 27 Proses global ini pada hakikatnya bukan sekedar banjir barang, melainkan akan melibatkan aspek yang lebih luas, mulai dari keuangan, pemilikan modal, pasar, teknologi, gaya hidup, bentuk pemerintahan, sampai kepada bentuk-bentuk kesadaran manusia. 28 Globalisasi menimbulkan perubahan penting dalam berbagai aspek kehidupan, ditandai dengan kemajuan penting dalam teknologi informasi dan komunikasi, mendorong terjadinya perubahan dalam pembelajaran. Dalam perspektif makro, kemajuan tenologi informasi dan komunikasi mempercepat proses demokratisasi dan equity dalam pembelajaran. Sebagai sebuah perkembangan sejarah, globalisasi adalah sebuah proses yang bisa dikatakan paling mempengaruhi hajat hidup orang banyak di dunia saat ini. Tidak ada satu pun masyarakat yang tidak terkena dampaknya. Globalisasi sangat mempengaruhi tingkat kesejahteraan, prilaku social, hingga cara kita makan, berpakaian, dan menikmati kehidupan. Pendek kata, hampir tidak ada sisi kehidupan manusia yang tidak terjangkau oleh perkembangan globalisasi yang semakin maju. 29 Globalisasi bukanlah ancaman tetapi lebih sebagai peluang yang bisa kita manfaatkan untuk lebih mendorong kemajuan dan untuk meningkatkan kesejahteraan masyartakat. Menurut Akbar Ahmad dan Hasting yang dikutip oleh Hasbi Indra dalam bukunya Pendidikan Islam Melawan Globalisasi, Ia memberi arti bahwa: Globalisasi pada dasarnya mengacu pada pertimbangan yang cepat didalam teknologi komunikasi, transformasi, informasi yang dapat membawa bagian-bagian dunia yang jauh bisa dijangkau dengan 27 Ahmad Tantowi, Pendidikan Islam di Era Transformasi Global, Semarang : Pustaka Rizki Putra, 2009, Cet. I, hlm. 47-48 28 Ibid. 29 Martin Wolf, Globalisasi Jalan Menuju Kesejahteraan, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2007 Hal. xi mudah. Globalisasi merupakan kelanjutan saja dari modernisasi yang pada dasarnya berisi sekularisasi yang isinya merupakan kelanjutan dari misi modern dan posmodernisme yang semakin sekuler, semakin maju, dan semakin menjauh dari agama. Dari sisi lain globalisasi adalah proses pengintegrasian ekonomi nasional kepada sistem ekonomi dunia berdasarkan keyakinan pada perdagangan bebas, yang sesungguhnya telah dicanangkan sejak zaman kolonialisme. Para teori kritis sejak lama sudah meramalkan, bahwa kapitalisme akan berkembang maju pada domisi ekonomi, politik dan budaya bersekala global setelah perjalanan panjang melalui era kolonialisme. Demikian pula tentang isu demokratisasi, pemerintahan, HAM, dan terorisme telah menjadi isu sentral pula. Melalui penetrasi dunia barat ke bagian dunia lain, melalui alat teknologi canggih membentuk uniform ekonomi, politik dan budaya ala barat. Berbagai kemajuan dalam bidang ilmu dan teknologi dengan segera dapat dijadikan diskrusus seluruh kalangan ilmuwan dunia yang dapat mensejahterakan, mententramkan dan memudahkan umat manusia, ataukah sebaliknya justru dapat menyengsarakan dan bahkan menghancurkan umat manusia di planet ini. 30 Jadi globalisasi bisa disimpulkan yaitu, suatu proses dimana antar individu atau kelompok menghasilkan suatu pengaruh terhadap dunia dan terjadinya proses integrasi internasional yang terjadi karena pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek kebudayaan lainnya. Dengan itu berkembanglah infrastruktur transportasi dan telekomunikasi, termasuk kemunculan internet.

2. Latar Belakang Munculnya Globalisasi

Globalisasi adalah “kata yang mengerikan dengan makna yang kabur, pertama dipakai pada 1960-an, dan menjadi mode yang makin populer pada 1990- an.” 31 Menurut Friedman yang dikutip oleh Soepriyatno, globalisasi adalah suatu sistem yang muncul setelah berakhirnya perang dingin yang diawali oleh runtuhnya tembok Berlin pada 1991. Keunikan dari globalisasi adalah 30 Hasbi Indra, Pendidikan Islam Melawan Globalisasi, Jakarta: RidaMulia, 2005, Cet. I, hlm. 57 31 Martin Wolf, op. cit. h. 15