Tugas-tugas Guru PAI Guru Pendidikan Agama Islam

2 Hendaknya guru agama Islam tidak berorientasi duniawi dengan menjadikan ilmunya sebagai alat untuk mencapai kedudukan, harta, prestise, atau kebanggan atas orang lain. 3 Hendaknya guru berzuhud, yaitu mengambil dari rezki dunia hanya untuk sekedar memenuhi kebutuhan pokok diri dan keluarganya secara sederhana. 4 Hendaknya guru pendidikan agama Islam memelihara kemuliaan ilmunya. 5 Hendaknya guru pendidikan agama Islam rajin melakukan hal- hal yang disunatkan oleh agama, baik lisan maupun perbuatan. 6 Guru pendidikan agama Islam hendaknya selalu mengisi waktu-waktu luangnya dengan hal-hal yang bermanfaat. 12 b. Syarat-syarat guru pendidikan agama Islam dengan pelajaran, yaitu 1 Hendaknya guru pendidikan Agama Islam berdoa terlebih dahulu sebelum keluar rumah. 2 Sebelum memulai pelajaran, guru pendidikan Agama Islam hendaknya membaca sebagaian dari ayat Al- Qur’an agar memperoleh berkah saat mengajar. 3 Guru hendaknya mengajarkan pelajaran sesuai dengan hirarki kemulian dan kepentingannya. 4 Guru hendaknya menjaga ketertiban kelas dengan mengarahkan pembahasan pada objek terntentu. 5 Guru hendaknya bersikap bijak dalam melakukan pembahasan, penyampaian pelajaran dan menjawab pertanyaan sesuai dengan apa yang ia tahu. 13 Untuk mencapai guru pendidikan agama Islam yang berwawasan multikultural yang harus dimiliki adalah: 1 Memiliki keikhlasan 12 Qowaid, dkk, Profil Guru Pendidikan Agama di Sekolah Umum, Jakarta: Departemen Agama RI, Badan Litbang Agama dan Diklat Keagamaan Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan, 2003, Cet. I, h. 14-15 13 Ibid. h. 17 2 Bersikap dan berperilaku toleran 3 Berlaku adil 4 Jujur 5 Memiliki dedikasi 6 Disiplin 7 Memiliki Integritas 8 Kemampuan memberikan keteladan. 14

4. Peran Guru Pendidikan Agama Islam

Peran dan kompetensi guru agama dalam proses belajar-mengajar meliputi banyak hal antara lain: a. Guru sebagai Demonstrator Pendidik Guru agama senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkannya serta senantiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya, karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai siswa. Seorang guru agama harus mampu dan terampil dalam memahami kurikulum, dan guru sendiri sebagai bahan belajar terampil dalam memberikan informasi kepada siswa. Guru pun harus membantu perkembangan anak didiknya untuk dapat menerima, memahami, serta menguasai pengetahuan. 15 b. Guru sebagai pembimbing Peran guru dalam pelaksanaan bimbingan di sekolah dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu: 1 Tugas guru dalam melayani bimbingan di kelas: 14 Team Penyusun, Konsep Pengembangan Pendidikan Agama Berwawasan Multikultural, Departemen Agama RI Badan Litbang Agama dan Diklat Keagamaan Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan, 2006, Cet. I, h. 6. 15 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010, h. 9. a Menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan setiap siswa merasa aman, dan berkeyakinan bahwa kecakapan dan prestasi yang dicapainya mendapat penghargaan dan perhatian. b Mengusahakan agar siswa dapat memahami dirinya, kecakapan sikap, minat dan pembawaannya. c Mengembangkan sikap-sikap dasar bagi tingkah laku sosial yang baik. 16 2 Tugas guru dalam operasional bimbingan di luar kelas Tugas guru dalam layanan bimbingan tidak terbatas dalam kegiatan proses belajar mengajar, tetapi juga kegiatan bimbingan di luar kelas, yaitu: a Memberikan pengajaran perbaikan. b Memberikan pengembangan bakat siswa. c Melakukan kunjungan rumah d Menyelenggarakan kelompok belajar. c. Guru sebagai pengelola kelas Dalam perannya sebagai pengelola kelas, guru harus mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi. Lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar terarah kepada tujuan-tujuan pendidikan. Menurut Uzer Usman dalam bukunya Menjadi guru Profesional, tujuan umum pengelolaan kelas ialah menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas untuk bermacam-macam kegiatan belajar mengajar agar mencapai hasil yang baik. Sedangkan tujuan khususnya adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang 16 Soetjipto Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, Jakarta: Rineka Cipta 2004, cet. II, h. 107.