Peran Guru sebagai Evaluator

Hal ini selain menguatkan ukhwah terhadap sesama manusia juga untuk memeberi kesempatan kepada mereka untuk bertanya dan saling bertukar pikiran masalah pelajaran pendidikan agama Islam atau materi pelajaran lain. Allah SWT Berfirman:                    “Dan kalau Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikan kamu satu umat saja, tetapi Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan Sesungguhnya kamu akan ditanya tentang apa yang telah kamu kerjakan ”.Q.S. An-Nahl16:93

2. Mewajibkan Disiplin dalam sikap dan tingkah laku

Dalam membina akhlak siswa dalam sikap dan tingkah laku siswa, guru agama di SMAN 47 Model Jakarta selatan menerapkan disiplin yang ketat dalam sikap dan tingkah laku siswa, hal ini dilakukan sebagai langkah kongkrit dalam mendidik akhlak siswa secara langsung, karena metode ini bertujuan untuk membiasakan siswa bersikap disiplin. 18 Bentuk kegiatan yang bersifat langsung dilakukan oleh guru pendidikan agama islam dimaksudkan untuk lebih mengaktifkan siswa setelah menerima beberapa materi yang berkaitan dengan akhlak dalam bentuk kegiatan-kegiatan nyata, seperti bagaimana seorang siswa harus bersikap dan bertindak menurut ajaran akhlak yang benar. Bentuk kegiatan ini di samping sebagai 18 Ibid sarana untuk berlatih dan membiasakan siswa bertindak dan bersikap baik dan benar, baik terhadap orang tua, guru, sesama teman dan masyarakat dimana siswa tinggal. Tidak ada tujuan yang paling utama bagi seorang guru kepada siswanya yaitu untuk menimbulkan kesadaran dalam diri mereka untuk selalu berbuat baik, meskipun di luar sekolah dan tidak diawasi oleh guru dan orangtua. Jika itu sudah tercipta di dalam diri siswa, maka setiap langkah dan perbuatan mereka akan selalu terkordinir dan berada di jalan yang positif.

3. Bekerjasama Dengan Kepala Sekolah

Pembinaan akhlak di sekolah bukan hanya tanggung jawab guru agama Islam semata, akan tetapi merupakan tanggung jawab semua pihak yang terkait, baik pihak sekolah maupun pihak lain yang saling mendukung. Fenomena yang sering terjadi saat ini adalah kenakalan remaja dimana anak-anak didik atau siswa sering melakukan hal-hal yang tercela. Hal ini menunjukan bahwa masih banyak siswa yang awam terhadap ajaran agama Islam, yang disebabkan kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran pendidikan agama Islam, sehingga banyak diantara mereka yang tidak menjalankan kewajibannya sebagai orang Islam. Misalnya, tidak melaksanakan shalat lima waktu, serta masih terdapat siswa yang melakukan tindakan-tindakan penyimpangan tingkah laku siswa yang bisa disebut dengan kenakalan remaja. Hal ini sungguh ironis dan merusak citra pendidikan secara umum. Fenomena di atas harus ditanggulangi dan dicegah. Salah satunya adalah dengan menerapkan kedisiplinan dan peraturan yang ketat dengan sistem pemantauan atau monitoring yang baik. Pihak sekolah dituntut harus berani mengambil langkah yang tegas dalam menangani siswa yang bermasalah yaitu dengan memberikan sangsi hukuman yang bersifat mendidik agar jera dan tidak akan mengulangi perbuatannya yang kurang baik.

4. Bekerjasama Dengan Orangtua Atau Wali Murid

Disaat-saat tertentu baik dalam pertemuan langsung maupun tidak langsung guru agama Islam juga melakukan kerjasama dengan wali murid untuk membantu membimbing dan membina akhlak anak-anaknya. Karena tanpa bekerjasama dengan wali murid pihak sekolah tidak akan berhasil melakukan pembinaan akhlak siswa dengan keterbatasan waktu yang ada di sekolah.

5. Membina Ketakwaan Siswa

Akhlak merupakan cerminan dari ketakwaan seseorang, apabila nilai-nilai ketakwaan sudah tertanam di dalam jiwa seseorang, maka ia akan bersikap dan bertingkah laku dengan baik yaitu sesuai dengan ajaran-ajaran-ajaran yang diatur dalam agama Islam. Karena, Allah SWT Maha melihat dan maha mendengar. Dengan demikian mereka marasa terawasi oleh Allah SWT. Dimanapun mereka berada, baik dikala sendiri maupun bersama orang lain. Oleh karena itu, guru pendidikan agama Islam di SMAN 47 Model Jakarta Selatan dalam membina akhlak siswa di era globalisasi ini yang penuh dengan tantangan sangat memperhatikan aktifitas siswa dalam beribadah kepada Allah SWT. Karena dengan kedekatan mereka dengan sang Kholik akan menanamkan ketakwaan yang kuat di dalam jiwa mereka dan ini merupakan modal utama untuk mempersiapkan siswa yang tangguh dalam menghadapi setiap pengaruh negatif yang akan merusak moral mereka seperti kehadirannya budaya barat