Persyaratan Guru Pendidikan Agama Islam

a Menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan setiap siswa merasa aman, dan berkeyakinan bahwa kecakapan dan prestasi yang dicapainya mendapat penghargaan dan perhatian. b Mengusahakan agar siswa dapat memahami dirinya, kecakapan sikap, minat dan pembawaannya. c Mengembangkan sikap-sikap dasar bagi tingkah laku sosial yang baik. 16 2 Tugas guru dalam operasional bimbingan di luar kelas Tugas guru dalam layanan bimbingan tidak terbatas dalam kegiatan proses belajar mengajar, tetapi juga kegiatan bimbingan di luar kelas, yaitu: a Memberikan pengajaran perbaikan. b Memberikan pengembangan bakat siswa. c Melakukan kunjungan rumah d Menyelenggarakan kelompok belajar. c. Guru sebagai pengelola kelas Dalam perannya sebagai pengelola kelas, guru harus mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi. Lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar terarah kepada tujuan-tujuan pendidikan. Menurut Uzer Usman dalam bukunya Menjadi guru Profesional, tujuan umum pengelolaan kelas ialah menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas untuk bermacam-macam kegiatan belajar mengajar agar mencapai hasil yang baik. Sedangkan tujuan khususnya adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang 16 Soetjipto Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, Jakarta: Rineka Cipta 2004, cet. II, h. 107. memungkinkan siswa bekerja dan belajar, serta membantu siswa untuk memperoleh hasil yang diharapkan. 17 d. Guru sebagai Evaluator Dalam proses belajar mengajar guru harus menjadi seorang evaluator yang baik, yaitu guru dapat mengetahui keberhasilan dan pencapaian tujuan, penguasaan siswa terhadap pelajaran, serta ketetapan metode mengajar, guru dapat mengetahui apakah proses belajar yang dilakukan cukup efektif memberikan hasil yang baik dan memuaskan, atau sebaliknya. Guru hendaknya terus menerus mengikuti hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa dari waktu kewaktu. 18

B. Pembinaan Akhlak Siswa

1. Pengertian Akhlak

Kata Akhlak berasal dari bahasa Arab “قاخا” berakar dari kata “قلخ” yang berarti menciptakan. Seakar dengan kata “قلاخ” Pencipta, قولخم yang diciptakan, dan khaliq pencipta,. 19 Menurup Prof. Dr. Ahmad Amin dalam bukunya “Al-Akhlaq” yang dikutip oleh Hamzah Ya’kub, akhlak adalah suatu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh menuasia kepada lainnya menyatakan tujuan yang harus ditinjau oleh manusia dalam perbuatan mereka dan menunjukan jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat. 20 Dalam pengertian sehari-hari, kata-kata akhlak biasa diartikan dengan perbuatan yang baik. Akhlak disamakan dengan adab, sopan santun, moral, dan budi pekerti. Tetapi penamaan suatu sebagai akhlak yang baik dalam Islam, harus mengandung dua unsur. Pertama, pada perbuatan itu 17 Moh Uzer Usman., Op.cit. h. 10. 18 Ibid. h. 12. 19 Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesi, Jakarta: PT. Hidakarya Agung, h.120. 20 Hamzah Ya’kub, Etika Islam Pembinaan Akhlakul Karimah, Bandung: CV Diponegoro, 1983, Cet. II, h. 12. sendiri, yaitu harus adanya aspek memperhalus, memperindah, memperbagus, atau menampilkan sesuatu dalam bentuk yang lebih baik dari tindakan asal jadi. Kedua, harus ada aspek motivasi atau niat yang baik. Maka suatu perbuatan yang tampaknya baik, seperti bersodakoh dalam jumlah besar untuk kepentingan umatsosial, tidak dinamakan akhlak yang baik kalau dilakukan dengan motivasi untuk popularitas pribadi yang bersangkutan. Dalam perkembangan dan pertumbuhan seorang anak yang pertama kali adalah dalam keluarga, dimana telah didapatnya berbagai pengalaman yang akan menjadi bagian dari pribadinya yang mulai tumbuh, maka guru agama di sekolah mempunyai tugas yang tidak ringan. Guru agama harus menghadapi keanekaragaman pribadi dan pengalaman agama yang dibawa anak didik dari rumahnya masing-masing. Setiap orang yang mempunyai tugas sebagai guru harus mempunyai akhlak, khususnya guru agama, di samping mempunyai akhlak yang sesuai dengan ajaran Islam, guru agama seharusnya mempunyai karakter yang berwibawa, dicintai dan disegani oleh anak didiknya, penampilannya dalam mengajar harus meyakinkan karena setiap perilaku yang dilakukan oleh guru agama tersebut menjadi sorotan dan menjadi teladan bagi setiap anak didiknya. Dengan penanaman akhlak yang baik di dalam pembelajaran pendidikan agama Islam dengan durasi 3 jam perminggu di dalam kurikulum 2013, dirasa masih sangat kurang. Setelah dari lingkungan sekolah dan pulang ke rumah, seorang siswa menghadapi susasana yang berbeda, bahkan cendrung berlawanan dengan nasihat-nasihat agama yang diterimanya sewaktu berada di sekolahnya. Dalam kondisi demikian, sikap yang akan diambil oleh siswa akan beraneka ragam, misalnya: 1. Siswa akan menjadi manusia agamis yang labil, karena seluruh ajaran agama berlawanan dengan lingkungannya.