SEM Scanning Electron Microscopy

dalam RCOCI. Perubahan frekwensi C = O ini karena perbedaan massa di antara CH 3 dan Cl Silverstein, et.al, 1981.

2.13.4. SEM Scanning Electron Microscopy

SEM adalah alat yang dapat membentuk bayangan permukaan spesimen secara mikroskopik. Berkas elektron dengan diameter 5-10 nm diarahkan pada spesimen. Interaksi berkas elektron dengan spesimen menghasilkan beberapa fenomena yaitu hamburan balik berkas elektron, Sinar X, elektron sekunder dan absorbsi elektron. Teknik SEM pada hakikatnya merupakan pemeriksaan dan analisa permukaan. Data atau tampilan yang diperoleh adalah data dari permukaan atau dari lapisan yang tebalnya sekitar 20 µm dari permukaan. Gambar permukaan yang diperoleh merupakan tofografi segala tonjolan, lekukan dan lubang pada permukaan. Gambar topografi diperoleh dari penangkapan elektron sekunder yang dipancarkan oleh spesimen. Sinyal elektron sekunder yang dihasilkan ditangkap oleh detektor dan diteruskan ke monitor. Pada monitor akan diperoleh gambar yang khas yang menggambarkan struktur permukaan spesimen. Selanjutnya gambar dimonitor dapat dipotret dengan menggunakan film hitam putih atau dapat pula direkam ke dalam suatu disket. Sampel yang dianalisa dengan teknik ini harus mempunyai permukaan dengan konduktifitas tinggi, karena polimer mempunyai konduktifitas rendah, maka bahan perlu dilapisi dengan bahan konduktor bahan penghantar yang tipis. Yang biasa digunakan adalah perak, tetapi jika dianalisa dalam waktu yang lama, lebih baik digunakan emas atau campuran emas dan Palladium. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium PT. Industri Karet Nusantara Medan, Laboratorium Penelitian dan Laboratorium Polimer FMIPA USU, Pusat Pengujian Mutu Barang di Belawan dan Laboratorium Geologie Kuarter PPGL Bandung. Penelitian ini dilaksanakan selama 16 enam belas bulan, mulai Januari 2009 hingga April 2010.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah lateks pekat jenis amonia tinggi HA diperoleh dari pabrik lateks pekat Kebun rambutan PT. Perkebunan Nusantara III Persero Tebing Tinggi. Bahan-bahan formulasi lateks pravulkanisasi diperoleh dari PT. Industri Karet Nusantara Medan. Pelarut dan bahan lain yang digunakan yaitu metanol, n-heksana, asam sulfat pekat, urea, benzene dan Na 2 SO 4 anhydrous serta amonia, CHCl 3 Instrumen dan alat yang digunakan terdiri dari gas chromatografi GC, spektrofotometer FT-IR Shimadzu Corporation Jepang, seperangkat alat Klaxon Stirer, Tensiometer Du-Nouy, seperangkat alat piston dryer, seperangkatan alat uji tarik dan Scanning Electomagnetic Microscopy SEM. semua dari E. Merck. 3.3. Pembuatan bahan-bahan pengemulsi 3.3.1. Pembuatan Sulfur 55 Ditimbang demin water 7,025 g lalu ditambahkan anchoidtamel sebanyak 0,35 g kemudian bentonite sebanyak 0,11 g dan KOH 30 sebanyak 0,0125 g sambil diaduk dengan stirer. Kemudian ditambahkan sulfur sedikit demi sedikit sebanyak 11 g sambil diaduk. Universitas Sumatera Utara