Uji Tarik dan Uji Kemuluran Penetapan Swelling Index ASTM D 3615 SEM Scanning Electron Microscopy FTIR Fourier Transform Infra Red

- Setelah pendeburan, sampel yang telah siap dilabel dan disimpan dengan baik sebelum pengujian dilakukan. - Filem yang dihasilkan dikarakterisasi dengan menggunakan SEM, FT-IR dan uji sifat mekanikal uji tarik dan tegangan putus

3.5.5. Uji Tarik dan Uji Kemuluran

Uji tarik yang mengikuti standar ASTM D 638 tipe IV dilakukan dengan memotong sampel dalam bentuk dumbbell menggunakan pemotong khas mengikuti dimensi yang telah ditetapkan, seperti yang ditujukkan pada gambar 3.1. Gambar 3.1. Uji tarik berdasarkan ASTM D-638 type IV Filem hasil spesimen dipilih dengan ketebalan merata 0,2 mm dan dipotong membentuk spesimen untuk pengujian kemuluran. Kedua ujung spesimen dijepit pada alat kemuluran, kemudian dicatat perubahan panjang mm berdasarkan kecepatan 500 mmmenit dan uji tarik dilakukan pada suhu kamar. 25 mm 5 mm 50 mm 20 mm 100 mm 20 mm Universitas Sumatera Utara

3.5.6. Penetapan Swelling Index ASTM D 3615

- Plat stainless stell dicelupkan ke dalam larutan kalsium nitrat dan metanol 5, kemudian dikeringkan dengan menggunakan kipas angin selama 2-3 menit. - Sampel diambil sebanyak ± 500 ml dengan menggunakan beaker glass 600 ml. - Dicelupkan separuh plate stainless steel yang sudah kering tersebut ke dalam sampel kompon. - Kemudian dicelupkan plate stainless steel ke dalam kalsium nitrat dan metanol 5 dan dikeringkan selama 30 menit, hidupkan jam alarm. - Selanjutnya pinggiran plat digantung dan keluarkan lembaran kompon yang telah kering sambil diolesi talkum powder, kemudian lembaran kompon dilapisi dengan kertas, kemudian dicetak dengan alat pelobang diameter 38 mm. - Rendam sampel tersebut ke dalam siklohexan selama 25 menit. Perendaman dilakukan dalam wadah transparan agar dapat dilakukan pembacaan, pengembangan selama 25 menit di atas kertas grafik mm. Swelling index = swelling sebelum sampel pada awal Diameter swelling sesudah mm tas pada Pembacaan ker dimana diameter awal pada sampel = 38 mm

3.5.7. SEM Scanning Electron Microscopy

Uji scaning elektromagnetic microscopy yang mana untuk melihat morfologi dari produk yang dihasilkan.

3.5.8. FTIR Fourier Transform Infra Red

FTIR adalah untuk mengetahui gugus fungsi dari film dari produk yang dihasilkan. Dalam hal ini film spesimen dijepit pada tempat sampel, kemudian diletakkan pada alat ke arah sinar infra red. Hasilnya akan direkam ke dalam kertas berskala berupa aliran kurva bilangan gelombang terhadap intensitas. Universitas Sumatera Utara 3.6. Bagan Penelitian 3.6.1. Pembuatan metil ester minyak kelapa