Uji Swelling Index Kekuatan Tarik

2.13. Karakterisasi Produk Film Lateks

Karakterisasi dilakukan untuk mengetahui dan menganalisa campuran polimer. Karakterisasi yang dilakukan adalah swelling index, uji tarik, spektroskopy, FTIR dan Scaning Elektron Microscoft SEM.

2.13.1. Uji Swelling Index

Uji Swelling ASTM 3615 adalah dilakukan dengan memotong film latex sampel karet yang dibentuk secara bulat diameter 38 mm dan ketebalan 0,2 mm dengan metode perendaman dalam siklohexana pada suhu kamar selama 30 menit untuk memungkinkan pengembangan guna mencapai kesetimbangan difusi. Kemudian permukaan sampel yang mengembang dihitung dengan menggunakan kertas grafik dan rasio pengembangan di definisikan sebagai: Swelling Indek = Wi Ws Dimana Ws dan Wi adalah berat dari benda uji sebelum mengembang dan setelah perendaman selama waktu “t”. Rasio ini tentu merupakan ukuran langsung dari tingkat hubungan silang. Berat sampel benda uji sebelum mengembang 38 mm. Maged S, Sob 2003.

2.13.2. Kekuatan Tarik

Kekuatan tarik adalah salah satu sifat dasar dari bahan polimer yang terpenting dan sering digunakan untuk karakteristik suatu bahan polimer. Kekuatan tarik suatu bahan didefenisikan sebagai besarnya beban maksimum F maks yang digunakan untuk memutuskan spesimennya bahan dibagi dengan luas penampang awal Ao dapat ditunjukkan pada persamaan 2.1 Wirjosentono, B. 1995. σ = Ao F maks …………………………………………………. 2.1 Dimana : Universitas Sumatera Utara σ = kekuatan tarik kg. fmm 2 F maks Ao = luas penampang awal mm = beban maximum kgf 2 Bila suatu bahan dikenakan beban tarik yang disebut tegangan gaya persatuan luas, maka bahan akan mengalami perpanjangan regangan. Kurva tegangan terhadap regangan merupakan gambaran karakteristik dan sifat mekanik suatu bahan. Untuk bahan poli isoprena bentuk kurva tegangan-regangan terlihat pada gambar 2.13 di bawah ini. Gambar 2.13. Kurva tegangan-regangan bahan poli-isoprena Pada kurva di atas ada juga tahapan proses yang terjadi tahap pertama sampai titik A, kenaikan regangan bahan polimer berbanding lurus dengan tegangan, bila tegangan dilepaskan specimen bahan akan kembali pada bentuk semula bahan bersifat elastis. Bila regangan diperbesar melampaui beban maksimum σ molekul bahan akan mengalami orientasi ke arah tarikan dan akan mengalami perubahan regangan yang besar. Sampai titik B, semua molekul sudah terorientasi secara teratur dan membentuk struktur kristalin yang lebih kuat. Pertambahan regangan menjadi lebih kecil dan tegangan akan naik drastis sampai bahan terputus pada titik C dengan besar tegangan = σ t . Daerah antara titik A dan C disebut daerah plastis, bila bahan tidak bersifat plastis maka spesimen bahan akan terputus setelah titik A.    A B C Kekuatan tarik akhir Kemuluran Kemuluran pada yield Tegangan pada yield Regangan C T ega nga n σ Universitas Sumatera Utara Di samping kekuatan tarik σ sifat mekanik bahan yang lain juga dapat diamati dan sifat kemulurannya ε yang didefenisikan sebagai : ε = 100 x lo lo lf − …………………………………………….. 2.2 dimana : ε = dalam lf, lo = panjang specimen setelah dan sebelum diberi tegangan mm Wirjosentono, 1995

2.13.3. Spektroskopi Infra Merah Fourier Transform FT-IR