Hubungan Amida Asam Lemak Campuran dengan Harga Keseimbangan Hidrofilik Lipofilik HLB

pada pita 3410,15 – 3224,98 cm -1 dan ini selanjutnya didukung oleh munculnya puncak pada daerah bilangan gelombang 1658,78-1597,06 cm -1 yaitu vibrasi dari gugus C = O amida dan sekaligus menunjukkan adanya vibrasi gugus N-H yang muncul pada 1489,05-1427,32 cm -1 yang merupakan karakteristik dari gugus NH 2 Sedangkan puncak lain terdapat pada daerah bilangan gelombang 1712,79 cm pada amida sekunder. -1 yang menunjukkan adanya gugus C = O keton. Selain itu ada juga puncak pada pita 2924,09 - 2854,65 cm -1 yang menunjukkan vibrasi C – H pada gugus metil dan metilen dan ini didukung oleh munculnya puncak 1357,89 cm -1 adanya gugus –CH 2 . Adanya rantai alkil panjang pada senyawa ini ditunjukkan pada puncak 763,81 – 709,80 cm -1 dan gugus – CH 2 terdapat pada puncak 609,51 – 532,35 cm -1 . Menurut Silverstein 1981 gugus fungsi yang terdapat pada spektrum diatas memang merupakan senyawa amida asam lemak campurn. Terlihat dengan jelas adanya gugus amida primer dan amida sekunder yang terdapat pada pita 3410,15 – 3224,98 cm -1 dan 1489,05 – 1427,32 cm -1 serta ditandai dengan adanya gugus C = O amida pada daerah bilangan gelombang 1658,78 – 1597,06 cm -1 .

4.3. Hubungan Amida Asam Lemak Campuran dengan Harga Keseimbangan Hidrofilik Lipofilik HLB

Untuk mengetahui apakah amida asam lemak campuran dapat digunakan sebagai bahan pengemulsi, maka dilakukan pengukuran tegangan permukaan γ dengan menggunakan alat Tensiometer Du-Nouy. Pengukuran dilakukan dengan memvariasikan konsentrasi pengemulsi dan dapat dilihat pada Tabel 4.4 dan Grafik antara konsentrasi dengan tegangan permukaan dapat dilihat Grafik 4.4. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4. Nilai Tegangan Permukaan dynecm Amida asam lemak campuran pada berbagai konsentrasi pengemulsi. No Konsentrasi Pengemulsi Tegangan Permukaan γ γ rata- rata x Fk γ Γ 1 γ 2 γ rata- rata 3 1 0.001 47.9 47.8 47.8 47.833 72.272 2 0.003 46.3 46.5 46.6 46.467 69.881 3 0.005 45.5 46.3 45.8 45.867 69.434 4 0.0075 44.9 44.5 44.6 44.667 66.553 5 0.01 42.8 43.2 43 43.000 64.070 6 0.03 40 39.8 39.8 39.867 59.401 7 0.05 38.8 38.9 38.8 38.833 57.862 8 0.07 36.8 37 36.8 36.867 54.931 9 0.09 36.9 36.8 36.7 36.800 54.832 10 0.1 36.8 36.8 36.7 36.767 54.782 11 0.15 36.7 36.7 36.7 36.733 54.733 12 0.2 36.7 36.7 36.6 36.633 54.584 13 0.3 36.6 36.6 36.8 36.567 54.484 Gambar 4.4. Grafik antara nilai tegangan permukaan dengan konsentrasi AAL Konsentrasi Amida Asam Lemak Universitas Sumatera Utara Dari grafik diatas dapat ditentukan bahwa amida asam lemak campuran mengalami penurunan yang konstan pada konsentrasi 0,07 CMC, maka dari konsentrasi tersebut dapat ditentukan nilai HLB amida asam lemak campuran dengan menggunakan rumus sebagai berikut : HLB = 7 – 0,36 ln C o C w dimana : C o C = harga CMC = 0,07 w HLB = 7 – 0,36 ln 0.0799,93 = 9,61 = 100 – Co = 99,93 Harga HLB amida asam lemak campuran yang didapat sebesar 9,61. Ini menunjukkan bahwa amida asam lemak campuran dapat dijadikan bahan pengemulsi karena bila dilihat pada skala fungsi surfaktan berdasarkan nilai HLB, nilai 9,61 merupakan bahan pengemulsi ow. Amida asam lemak campuran dari minyak kelapa memiliki HLB teoritis sebesar 10,5 sedangkan HLB pengamatan pada konsentrasi amida asam lemak campuran yang digunakan sebesar 0,03 sebesar 9,9; 0,05 sebesar 9,7 dan 0,07 sebesar 9,61, maka bila di rata-ratakan harga HLB sebesar 9,8. Dari harga HLB yang diperoleh maka dapat diketahui bahwa amida asam lemak campuran dapat digunakan sebagai bahan pengemulsi lateks karena harganya pada rentang 9-12 yang menunjukkan nilai bahan pengemulsi ow Swern, 1979.

4.4. Pengujian MST, TSC, dan KKK Lateks Pekat Dengan Penambahan Pengemulsi