Manfaat Penelitian Metodologi Penelitian

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui pengaruh penambahan bahan pengemulsi amida asam lemak campuran berbasis minyak kelapa dan amonium lauril sulfat serta amonium laurat komersil terhadap kestabilan lateks pekat karet alam. 2. Untuk mengetahui proses pembentukan dari film lateks pekat karet alam dengan pengemulsi amida asam lemak campuran berbasis minyak kelapa dibandingkan dengan pengemulsi amonium laurat komersil. 3. Untuk mengetahui proses vulkanisasi film lateks pekat karet alam yang mengandung pengemulsi amida asam lemak campuran berbasis minyak kelapa dengan amonium laurat komersil.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Diharapkan memberikan nilai tambah terhadap produksi minyak kelapa sebagai bahan baku surfaktan. 2. Untuk mendapatkan bahan pengemulsi alternatif berupa amida asam lemak campuran berbasis minyak kelapa sebagai penstabil lateks pekat yang kualitasnya mendekati ASTM D.1076 dan ISO 2004.

1.5. Metodologi Penelitian

Penelitian ini bersifat eksperimen laboratorium Research Laboratory. Bahan yang akan digunakan adalah minyak kelapa, dimana minyak kelapa diperoleh secara tradisional dengan cara pemanasan. Minyak kelapa yang dihasilkan terlebih dahulu dijadikan metil ester asam lemak campuran dengan menggunakan metanol, benzene dan asam sulfat sebagai katalisnya. Metil ester asam lemak campuran yang diperoleh dijadikan amida asam lemak dengan menggunakan urea, dimana urea dileburkan terlebih dahulu pada suhu 135 C. Setelah itu dicampur dengan metil ester asam lemak minyak kelapa dan dilakukan pemanasan pada suhu 140 C. Kemudian amida asam lemak AAL yang dihasilkan Universitas Sumatera Utara ditambahkan pada lateks pekat HA dengan variasi konsentrasi dan waktu penyimpanan untuk melihat kestabilan lateks pekat. Begitu juga untuk amonium lauril sulfat dan amonium laurat komersil sebagai standar, selanjutnya penyediaan formulasi lateks dan pembentukan film lateks karet alam. Metode pembentukan film dilakukan dengan teknik pencelupan yang mana terlebih dahulu membersihkan plat, sebelum mencelupkan ke dalam formulasi lateks karet alam yang telah di pravulkanisasi dan juga telah mengalami maturasi. Film lateks karet alam di vulkanisasi dengan sulfur dan dikumil peroksida kemudian dikeringkan pada suhu 100 o C dan 160 o Penelitian ini dilakukan beberapa tahap : C selama 30 menit. Sampel yang dihasilkan, dikarakterisasi dengan uji tarik, FTIR, SEM dan uji swelling index.

1. Pembuatan Amida Asam Lemak Campuran dari Minyak Kelapa

Minyak kelapa dijadikan metil ester asam lemak campuran dengan menggunakan benzen, metanol, dan H 2 SO 4 Variabel Bebas : - Konsentrasi AAL, ALS, dan AL . Metil ester asam lemak campuran yang didapat dijadikan amida asam lemak dengan menambahkan urea sebagai pembentuk amida. Amida asam lemak yang didapat ditambahkan ke dalam lateks pekat dengan variasi konsentrasi dan waktu penyimpanan. Selanjutnya dilakukan terhadap amonium lauril sulfat dan amonium laurat komersil. 0 vv.; 0,03 vv.; 0,05 vv.; 0,07 vv.; 0,09 vv. - Waktu penyimpanan : 0, 5, 10, 15, 20, 25 hari. Variabel terikat : MST, TSC, KKK, HLB Variabel tetap : Suhu ruangan dan Berat lateks pekat. Universitas Sumatera Utara

2. Pembuatan Kompon untuk Proses Pravulkanisasi

Campuran lateks pekat dan pengemulsi, KOH 10, sulfur 50, wingstay 50, ZnO 20, ZDBC 50, distirer selama 2 jam dan dipanaskan 70 C. Penentuan tahap pematangan dengan CHCl 3 Variabel Bebas : Konsentrasi pengemulsi dan campuran bahan pengemulsi. . Setelah lateks pematangan optimum didapat, didiamkan 24 jam untuk proses maturasi. Diuji TSC dan Swelling index. Selanjutnya dilakukan prosedur yang sama untuk dikumil peroksida. AAL : AL = 50 : 50; 30 : 70; 70 : 30 vv Variabel terikat : TSC dan Swelling Index Variabel tetap : Bahan formulasi dari kompon

3. Pembuatan Film dengan Menggunakan Agen Vulkanisasi Sulfur dan Dikumil Peroksida

Pembuatan film dilakukan dengan tehnik pencelupan yang menggunakan plat aluminium sebagai bahan pencetak, dengan mencelupkan plat ke dalam kompon yang telah mengalami maturasi selama 24 jam dan dilakukan vulkanisasi. Film lateks karet alam divulkanisasi dengan cara mengeringkan di dalam oven pada suhu 100 C dan 160 Variabel Bebas : Konsentrasi pengemulsi dan campuran bahan pengemulsi. C selama 30 menit. Variabel terikat : Uji tarik, Uji perpanjangan putus, Swelling index, FTIR, SEM Variabel tetap : Suhu vulkanisasi 100 C S dan 160 Waktu vulkanisasi 30 menit. C DKP Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Lateks Karet Alam

Lateks karet alam didapat dari pohon Hevea Brasiliensis yang berasal dari famili Euphorbia ceae ditemukan dikawasan tropikal Amazon, Amerika Selatan sebelum di bawa ke benua lain. Lateks yang berasal dari pohon hevea brasiliensis ini dalam kimia disebut dengan poliisoprena Ciesielki, 1999. Lateks karet alam yang berasal dari lateks Hevea Brasiliensis ini adalah cairan seperti susu yang diperoleh dari proses penorehan batang pohon karet. Cairan ini terdiri dari 30-40 partikel hidrokarbon yang terkandung di dalam serum juga mengandung protein, karbohidrat dan komposisi-komposisi organik serta bukan organik De Boer, 1952. Lateks karet alam mengandung karet dan partikel bukan karet yang terdapat dalam serum. Agar lateks karet alam tetap dalam bentuk emulsi untuk pembuatan produk jadi, maka ditambahkan bahan pengemulsi asam lemak berantai panjang. Kandungan karet dalam lateks segar biasanya ditingkatkan menjadi 60 kandungan karet kering melalui proses pemekatan sebelum digunakan untuk membuat produk. Faktor-faktor seperti jenis pohon karet, cara menoreh, keadaan tanah dan juga cuaca mempengaruhi kandungan karet kering dalam pohon yang ditoreh. Proses pengawetan dilakukan di kebun untuk sementara waktu, sebelum proses pemekatan dilakukan Fluit, C. F. Proses pengawetan dikebun dilakukan dengan menambahkan amonia 0,2. Amonia dengan kepekatan tinggi digunakan untuk pengawetan lateks pekat dalam jangka panjang. Lateks pekat dengan penambahan amonia minimal 1.6 disebut amonia tinggi HA lateks dan lateks pekat yang mengandung maksimal 0,8 disebut amonia rendah LA. Dalam penelitian ini digunakan lateks pekat amonia tinggi HA. Lateks segar cenderung mengalami perubahan kimia setelah ditoreh dan setelah proses penambahan amonia. Lateks karet alam mempunyai densitas antara 0.975-0.980 Universitas Sumatera Utara