2.6. Proses Pencelupan
Proses pencelupan merupakan suatu teknik yang menghasilkan barang dari lateks yang dilakukan dengan mencelup suatu pembentuk, yang telah dibersihkan ke
dalam formulasi lateks. Sewaktu pembentuk dicelupkan di dalam formulasi lateks, partikel-partikel lateks yang bersentuhan dengan permukaan pembentuk mengalami
hilang kestabilan dan membentuk suatu lapisan atau film, dimana film yang terbentuk mempunyai bentuk yang sama dengan pembentuk cetakan yang dicelupkan ke
dalam formulasi lateks tersebut dan apabila film ini dikeringkan produk lateks akan didapat. Dalam industri, teknik pencelupan ini selalu digunakan untuk menghasilkan
produk yang tipis dan berongga seperti sarung tangan, balon dan lain-lain. Teknik pencelupan terdiri dari tiga cara yaitu :
1. Pencelupan terus straight dipping
2. Pencelupan berkoagulan coagulant dipping
3. Pencelupan pengaktifan panas heat sensitized dipping Blackley, 1966
Pencelupan berkoagulan merupakan teknik pencelupan yang digunakan untuk menghasilkan produk yang mempunyai ketebalan sederhana yaitu 0,2-0,8 mm.
Contoh produk yang mempunyai ketebalan ini adalah sarung tangan. Pencelupan berkoagulan pada umumnya dapat dibagi atas dua jenis yaitu :
1. Pencelupan berkoagulan basah
2. Pencelupan berkoagulan kering
Pencelupan berkoagulan basah ialah teknik pencelupan dimana pembentuk dilapisi oleh koagulan dicelupkan ke dalam formulasi lateks sewaktu koagulan itu
masih basah. Contoh koagulan yang digunakan dalam pencelupan berkoagulan basah adalah asam asetat.
Pencelupan berkoagulan kering yaitu pembentuk dimasukkan ke dalam formulasi lateks setelah koagulan yang meliputi pembentukan dikeringkan dahulu.
Contoh koagulan yang digunakan dalam pencelupan berkoagulan kering ialah kalsium nitrat. Pencelupan berkoagulan kering lebih sering digunakan dari pada
pencelupan berkoagulan basah.
Universitas Sumatera Utara
Keburukan dari koagulan basah adalah bahan koagulan sering menetes ke dalam tangki lateks menyebabkan hilangnya kestabilan lateks terjadi di dalam tangki
lateks dan partikel kecil karet akan terbentuk. Tangki lateks yang berisi partikel kecil karet tidak dapat digunakan untuk menghasilkan produk, karena partikel kecil karet
ini akan melekat pada permukaan produk dan mengakibatkan kecacatan Hamidah Harahap, et al, 2006.
Ketebalan untuk film yang dihasilkan dengan teknik pencelupan berkoagulan tergantung pada waktu rendaman dwell time, kepekatan koagulan dan jumlah
kandungan padatan lateks karet alam yang digunakan. Jumlah kandungan padatan lateks ini disebut Total Solids Content TSC. Peningkatan nilai faktor-faktor di atas
akan meningkatkan ketebalan film yang dihasilkan Baharin, 2000.
2.7. Surfaktan