53 meaning about a particular topic”. Wawancara adalah merupakan pertemuan dua
orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan maknadalam suatu topic tertentu.
2. Observasi
Menurut Marshall Sugiono, 2012: 310 menyatakan bahwa melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut. Alat
yang digunakan adalah lembar observasi yang digunakan untuk mencatat tingkat keaktifan anak dalam pembelajaran. Observasi ini dilakukan guna mengetahui
seberapa besar efek dari tindakan yang dilakukan. Peneliti memilih teknik ini karena memiliki keunggulan berupa:
a. Banyak gejala dalam kehidupan manusia atau di bidang sosial yang hanya
diselidiki dengan melakukan observasi; b.
Banyak objek penelitian yang dalam memberikan data hanya bersedia diobservasi.
c. Dapat mengobservasi dalam jumlah yang banyak, pada kondisi serempak
dan di tempat yang berbeda-beda. d.
Observasi tidak dapat dipengaruhi dan tidak tergantung kepada kesediaan objeknya untuk memberikan informasi tentang dirinya.
e. Observasi dapat menghindari perbedaan penafsiran mengenai data yang
dihimpun antara observer dengan objeknya. Suharsini Arikunto 2002: 133, menyebutkan bahwa observasi atau yang
disebut pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek
54 dengan menggunakan seluruh alat indera. Dalam penelitian ini yang akan
diobservasi adalah kemampuan membaca permulaan pada anak. Kisi-kisi tentang observasi kemampuan membaca permulaan pada anak
dapat diuraikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 2: Kisi-Kisi Observasi Membaca Permulaan Anak Variabel
Sub Variabel Indikator
Metode Stimulasi
Kemampuan membaca
permulaan Mengenal
simbol huruf Mengenal huruf
Permainan bola huruf
Mengenal suku kata Mengenal kata
Mengenal hubungan
antara huruf
dengan bunyi huruf
Mengenal suarabunyi
hewan atau
benda yang ada di sekitarnya
Kewajaran lafal bunyi Intonasi bunyi
Kelancaran bunyi Kejelasan bunyi
Ketepatan bunyi
3. Dokumentasi
Dokumentasi dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu Sugiono, 2012: 329. Dalam penelitian ini, peneliti mendokumentasikan kegiatan
pembelajaran membaca permulaan melalui permainan bola huruf. Peneliti akan mengumpulkan data kemampuan anak dan didokumentasikan melalui catatan
harian, lembar observasi dan foto. Dokumentasi ini diharapkan dapat memberikan gambaran konkret tentang keaktifan anak selama proses pembelajaran. Hal ini
diharapkan dapat memperkuat hasil observasi yang dilakukan pada saat permainan bola huruf berlangsung. Dokumentasi ini dilakukan menggunakan kamera digital.
55 Dalam penelitian ini, yang akan didokumentasikan adalah foto anak-anak pada
saat melakukan permainan bola huruf.
F. Instrument Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, peneliti menggunkan instrumen pokok yaitu menggunakan lembar observasi. Lembar observasi yang akan digunakan adalah
lembar observasi kemampuan membaca permulaan. Instrument yang akan digunakan adalah instrument pengumpulan data tentang membaca permulaan.
Instrument ini akan menggambarkan kemampuan membaca permulaan pada anak kelompok A2 TK Masjid Syuhada Yogyakarta.
Berdasarkan kisi-kisi observasi meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak, maka dapat diuraikan ke dalam lembar observasi kemapuan
membaca permulaan anak sebagai berikut:
Tabel 3. Lembar observasi kemampuan membaca permulaan anak
Nama Anak : Usia
: Tanggal
: Observer :
No. Indikator 1
2 3
4 1.
Mengenal huruf 2.
Mengenal suku kata 3.
Mengenal kata 4.
Mengenal hubungan antara huruf dengan bunyi huruf
5. Kewajarn lafal bunyi
6. Intonasi bunyi
7. Kelancaran bunyi
8. Kejelasan bunyi
9. Ketepatan bunyi
56 Berdasarkan kisi-kisi instrumen observasi kemampuan membaca permulaan
anak, maka kriteria penilaian yang digunakan adalah sebagai berikut:
Tabel 4. Rubrik Penilaian Kemampuan Membaca Permulaan Anak
N o
Indikator Kriteria
1 2
3 4
1 Mengenal huruf
belum mengenal
mengenal kurang dari 4
huruf mengenal
6 huruf
mengenal lebih dari 6
huruf
2 Mengenal suku kata
belum mengenal
mengenal 1
suku kata mengenal
2 suku kata
mengenal lebih dari 2
suku kata
3 Mengenal kata
belum mengenal
mengenal 1
kata mengenal
2 kata
mengenal lebih dari 2
kata
4 Mengenal hubungan
antara huruf dengan
bunyi huruf belum
mengenal Mengenal
kurang dari 5 Mengenal 6
Mengenal lebih dari 6
5 Kewajaran lafal bunyi
Belum mampu Melafalkan bunyi secara
terbata-bata Mampu
melafalkan bunyi
secara wajar
sesuai contoh
Melafalkan bunyi dengan
wajar secara mandiri
6 Kelancaran bunyi
Intonasi bunyi pelan
Intonasi bunyi lirih
Intonasi bunyi nyaring
Intonasi bunyi sesuai
dengan keadaan
7 Kelancaran bunyi
Mengucapkan bunyi
dalam 20 detik
Mengucapkan bunyi dalam
15 detik mengucapkan
bunyi dalam
10 detik Mengucapkan
bunyi dalam 5 detik
8 Kejelasan bunyi
Belum jelas
mengucapkan bunyi
Mengucapkan bunyi dengan
bimbingan Mengucapkan
bunyi secara
nyaring Mengucapkan
bunyi dengan nyaring
secara mandiri
9 Ketetapan bunyi
Belum tepat
mengucapkan bunyi
Mengucapkan bunyi secara
terbata-bata Mengucapkan
bunyi tepat Mengucapkan
bunyi dengan tepat
secara mandiri
57
G. Teknik Analisis Data
Setelah data diperoleh dan dikumpulkan, maka langkah berikutnya dalam proses penelitian ini adalah menganalisis data. Menurut Bgdar Sugiono, 2009:
374 analisis data adalah menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil observasi dan lapangan sehingga dapat dengan mudah dipahami dan
temuannya dapat dinformasikan kepada orang lain. Hal ini berarti analisis data merupakan proses penyusunan data agar dapat ditafsirkan secara lebih mendalam.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif yakni pengolahan data yang dikumpulkan melalui observasi
selama pembelajaran berlangsung. Suharsimi Arikunto 2002: 209, analisis deskriptif digunakan untuk
menggambarkan bahwa tindakan yang dilaksanakan dapat menimbulkan adanya perbaikan, peningkatan dan perubahan kearah yang lebih baik jika dibandingkan
keadaan sebelumnya. Untuk mengetahui terjadinya peningkatan dalam penelitian ini melalui pengumpulan data secara lengkap. Tahap selanjutnya adalah peneliti
menyeleksi data-data yang ada. Pada tahap berikutnya adalah menganalisis agar data yang ada dapat mepunyai arti dan dapat ditarik kesimpulan umum dan dapat
menentukan tindakan selanjutnya. Berdasarkan kriteria penilaian yang dilakukan, maka untuk mengetahui
tingkat keberhasilan dari penelitian ini digunakan rumus rata-rata mean Purwanto, 2011: 116. Rata-rata mean dapat dinotasikan dengan X, yaitu rata-
rata dari keseluruhan nilai atau jumlah. Rata-rata dihitung dengan menjumlahkan semua data dibagi dengan jumlah datanya. Rumus yang dipakai adalah:
58
∑N X =
x 100 ∑n
Keterangan:
X : rata-rata dalam
∑N : jumlah siswa dengan kriteria bisa
∑n : jumlah siswa keseluruhan
Selanjutnya hasil penghitungan tersebut adalah data angka yang dapat diinterpretasikan kedalam 4 tingkatan Ngalim Purwanto, 2006: 102 yaitu:
1. Kriteria baik, yaitu antara 76 - 100
2. Kriteria cukup, yaitu antara 60 - 75
3. Kriteria kurang, yaitu antara 55 - 59
4. Kriteria kurang sekali, yaitu ≤ 54
H. Indikator Keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas
Indicator adalah patokan menentukan keberhasilan kegiatan atau program. Sesuai dengan karakteristik penelitian tindakan, keberhasilan dalam
penelitian ditandai dengan adanya perubahan ke arah perbaikan. Keberhasilan akan terlihat apabila kemampuan membaca pemulaan pada anak mengalami
peningkatan selama mendapatkan perlakuan. Kriteria keberhasilan dalam penelitian ini adalah apabila perhitungan persentase menunjukkan 80 anak
mendapatkan nilai dengan kriteria baik.
59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian yang dilakukan telah menghasilkan data yang dapat dilihat untuk mengetahui kondisi dilapangan sebelum tindakan dan sesudah tindakan. Hasil
penelitian ini mejelaskan tentang lokasi penelitian, kondisi awal membaca permulaan anak sebelum tindakan, hasil kemampuan membaca permulaan anak
setelah tindakan. Berikut ini penjabaran dari hasil penelitian yaitu:
1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di TK Masjid Syuhada Kotabaru Yogyakarta dengan alamat Jln. I Dewa Nyoman Oka No.13 Kotabaru Yogyakarta. TK Masjid
Syuhada mempunyai 10 ruang kelas yaitu 5 ruang kelas A dan 5 ruang kelas B, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang musik, 1
dapur, kamar mandi anak dan kamar mandi guru serta halaman bermain yang luas. Subjek dalam penelitian ini adalah anak kelompok A2 yang terdiri dari11 anak, di
antaranya 5 anak laki-laki dan 6 anak perempuan.
2. Kondisi Awal Membaca Permulaan Anak Sebelum Tindakan
Sebelum dilakukan tindakan, peneliti melakukan pengamatan untuk mengetahui kondisi awal kemampuan membaca permulaan pada anak kelompok
A2 di TK Masjid Syuhada Kotabaru. Kemampuan membaca permulaan yang diamati oleh peneliti difokuskan pada unsur; mengenal huruf, mengenal suku kata,
60 mengenal kata, mengenal hubungan antara huruf dengan bunyi huruf, kewajaran
lafal bunyi, intonasi bunyi, kelancaran bunyi, kejelasan bunyi, ketepatan bunyi. Pada pelaksanaaan observasi secara satu persatu anak-anak diminta menyebutkan
dan menunjukkan huruf abjad dari A-Z sesuai perintah guru. Selain itu anak-anak juga diminta menyebutkan huruf-huruf yang terdapat pada kata : tanaman, bunga,
biji dan daun. Hasil observasi kondisi pra tindakan dapat dilihat pada grafik berikut ini:
Gambar 1. Grafik Kemampuan Membaca Permulaan Anak Pra Tindakan
Data awal tersebut menunjukkan rata-rata kemampuan membaca permulaan berada pada 52,44.hal tersebut menunjukkan kemampuan membaca permulaan
pada anak berada pada kategori kurang sekali. Padahal kemampuan membaca permulaan pada anak dikatakan baik apabila berada pada persentase 76-100. Itu
artinya berdasarkan data pra tindakan yang ada, diperlukan upaya perbaikan agar kemampuan membaca permulaan pada anak berada pada kategori baik yaitu pada
persentase 80. 52,44
80
10 20
30 40
50 60
70 80
90
Pra Tindakan Indikator Keberhasilan
P er
se n
tase
Pra Tindakan