22 Kemampuan membaca ini merupakan kegiatan yang kompleks. Artinya
banyak faktor yang mempengaruhinya. Tampubolon Dhieni, 2009: 19 membagi faktor itu menjadi dua, yaitu faktor endogen dan eksogen. Faktor endogen adalah
faktor yang berkembang baik secara biologis, maupun psikologis, dan linguistic yang timbul dari diri anak. Sedangkan faktor eksogen adalah faktor lingkungan.
6. Aspek-aspek membaca
Pembelajaran membaca harus memperhatikan aspek-aspek perkembangan anak. Menururt Broughbon Tarigan, 1979: 11-12 terdapat dua aspek penting
dalam membaca yaitu: a.
Keterampilan yang bersifat mekanis Dalam keterampilan mekanis ini mencakup aspek:
1 Pengenalan bentuk huruf;
2 Pengenalan unsure-unsur linguistik
3 Pengenalan hubungankorespondensi pola ejaan dan bunyi kemampuan
menyuarakan bahan tertulis; 4
Kemapuan membaca bertaraf lambat. b.
Keterampilan yang bersifat pemahaman Pada keterampilan ini mencakup aspek:
1 Memahami mengerti pengertian sederhana leksikal, gramatikal, retorikal;
2 Memahami signifikasi atau makna;
3 Evaluasi atau penilaian;
4 Kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan
keadaan.
23 Ahmad Rofi’uddin 1998: 50 mengungkapkan bahwa pengajaran
membaca diarahkan pada aspek-aspek sebagai berikut: a.
Perkembangan aspek sosial anak, yaitu kemampuan bekerjasama, percaya diri, pengendalian diri, kestabilan emosi dan rasa tanggungjawab.
b. Perkembangan fisik yaitu pengaturan gerak motorik, koordinasi gerak mata dan
tangan. c.
Perkembangan kognitif yaitu membedakan bunyi, huruf, menghubungkan kata
dan makna. 7.
Kemampuan membaca permulaan pada anak usia dini
Kemampuan dalam kamus besar Bahasa Indonesia berarti kesanggupan atau kecakapan. Kemampuan membaca adalah kecepatan membaca dan memahami isi
secara keseluruhan. Pada dasarnya membaca adalah suatu keterampilan atau kemampuan yang kompleks dan rumit. Hal ini dikarenakan membaca melibatkan
serangkaian kemampuan yang lebih kecil. Broughton tarigan, 1979: 10-11 menyebutkan membaca ada tiga komponen, yaitu:
a. Pengenalan terhadap aksara serta tanda-tanda baca
Kemapuan ini untuk mengenal bentuk-bentuk yang sesuai dengan model berupa gambar, lengkungan-lengkungan, garis-garis dan titik teratur rapi.
b. Korelasi aksara serta tanda-tanda baca dengan unsur-unsur linguistik yang
formal. Keterampilan ini merupakan kemampuan menghubungkan gambar-gambar
berpola dengan bahasa.
24 c.
Hubungan makna atau meaning. Kemapuan ini mencakup keseluruhan keterampilan membaca yaitu
menghubungkan kata-kata sebagai bunyi dengan makna yang dilambangkan oleh kata-kata tersebut.
Suwaryono Wiryodijoyo 1989: 20-21 mengungkapkan bahwa anak-anak dikatakan siap belajar membaca jika: 1 ingat urutan huruf dan tahu perbedaan
kata-kata; 2 ingat macam-macam bunyi dan dapat membedakan bunyi dalam kata-kata; 3 dapat memusatkan pandangan pada huruf-huruf dan menyelaraskan
gerakan mata mengikuti tulisan serta ke baris berikutnya; 4 mempunyai bahasa lisan yang benar; 5 ingin membaca kata-kata dan menyadari bahwa pikiran
informatif dapat diganti dengan kata-kata; 6 mudah menangkap pengertian- pengertian yang diperkenalkan pada awal buku-buku bacaan.
Anderson Nurbiani Dhieni, 2008: 5.50 mengungkapkan bahwa membaca permulaan adalah membaca yang diajarkan secara terpadu yang menitikberatkan
pada pengenalan huruf, kata, menghubungkannya dengan bunyi. Sedangkan menurut Darmiati Zuhri dan Budiasih 1996: 50 membaca permulaan diberikan
secara bertahap yakni pra membaca dan membaca. Pada tahap pra membaca, anak diajarkan: 1 sikap duduk yang baik pada waktu membaca; 2 cara yang baik
meletakkan buku di meja; 3 cara memegang buku; 4 cara membuka dan membalik halaman buku; 5 melihat dan memperhatikan tulisan. Sedangkan pada
tahap membaca, anak diajrakan: 1 lafal dan intonasi kata dan kalimat sederhana menirukan guru; 2 huruf-huruf banyak digunakan dalam kata dan kalimat