Kurikulum KTSP Kajian Teori 1. Efektivitas

12 masih sesuai diterapkan pada kegiatan pembelajaran karena mengacu pada kebutuhan dan kualifikasi sekolah.

3. Pembelajaran

Dalam sebuah pembelajaran, siwa dan guru berperan penting dalam terwujudnya proses pembelajaran yang bermutu. Interaksi antara kedua komponen tersebut diharapkan mampu membuat proses belajar mengajar menjadi lebih baik. Guru menempatkan dirinya sebagai mitra belajar siswa, sedangkan siswa sebagai pelaku utama proses pembelajaran secara aktif mengikuti proses belajar mengajar. Menurut Degeng dalam Made Wena 2009: 2, Pembelajaran berarti upaya untuk membelajarkan siswa. Pembelajaran menurut Evelin Siregar dan Hartini Nara 2010 : 13 merupakan usaha yang dilaksanakan secara sengaja, terarah dan terencana, dengan tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta pelaksanaanya terkendali, dengan maksud agar terjadi belajar pada diri seseorang. Menurut Isjoni 2010: 14, pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya penidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar. Beberapa ciri dari pembelajaran seperti yang disampaikan oleh Evelin Siregar dan Hartini Nara 2010 : 13 yaitu : a merupakan upaya sadar dan disengaja, b pembelajaran harus membuat siswa belajar, c tujuan harus tetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, d pelaksanaanya terkendali, baik isinya, waktu, proses, maupun hasilnya. Dari berbagai pendapat para ahli tersebut, maka secara garis besar pembelajaran dapat diartikan sebagai 13 suatu usaha yang dilaksanakan secara sengaja dan terencana agar terjadi proses belajar pada diri siswa.

4. Metode Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran, metode sangat penting sebagai sarana penyampaian bahan ajar. Metode yang menurut kamus besar bahasa Indonesia berarti “cara” memiliki berbagai pengertian. Menurut Wina Sanjaya 2008: 147 metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang disusun tercapai secara optimal. Sedangkan menurut Riyanto 2002: 32 metode dalam kaitannya dengan pembelajaran diartikan sebagai seperangkat komponen yang telah dikombinasikan secara optimal untuk kualitas pembelajaran. Metode pembelajaran dibutuhkan untuk menunjang keberhasilan proses pembelajaran. Sehingga penggunaan metode pembelajaran yang tepat diharapkan mampu meningkatkan keberhasilan dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran.

5. Metode Pembelajaran Kooperatif

Metode pembelajaran yang sesuai dapat meningkatkan pengalaman belajar siswa sehingga materi pembelajaran dapat dipahami secara mendalam. Selain itu, penggunaan metode pembelajaran juga dapat meningkatkan peran aktif siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga tujuan dari pembelaaran dapat terwujud. Salah satu metode pembelajaran yang dapat diterapkan adalah metode pembelajaran kooperatif. Metode pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan suasana pembelajaran yang kreatif, dan menyenangkan dengan memanfaatkan peran teman sejawat sebagai partner belajar seperti dalam Slavin 2005: 8, dalam 14 metode pembelajaran kooperatif, para siswa akan duduk bersama dalam kelompok yang beranggotakan empat orang untuk menguasai materi yang disampaikan oleh guru. Menurut Miftahul Huda 2011: 32 pembelajaran kooperatif bergantung pada efektivitas kelompok-kelompok siswa tersebut singkatnya pembelajaran kooperatif mengacu pada metode pembelajaran dengan siswa bekerja sama dalam kelompok kecil dan saling membantu dalam belajar. Pendapat serupa juga diungkapkan oleh Evelin Siregar dan Hartini Nara 2010: 115, pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang menekankan aktivitas kolaboratif siswa dalam belajar yang berbentuk kelompok mempelajari materi pelajaran, dan memecahkan masalah secara kolektif kooperatif. Dalam Isjoni 2010: 8 Pembelajaran kooperatif dapat diartikan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction (TAI) Terhadap Keterampilan Sosial Matematik Siswa Kelas 8 di SMP Negeri 3 Tangerang (Penelitian Quasi Eksperimen di Kelas 8 SMP Negeri 3 Tangerang)

2 9 234

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) TERHADAP HASIL BELAJAR DASAR DAN PENGUKURAN LISTRIK PADA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KETENAGALISTRIKAN DI SMK N 1 LUBUK PAKAM.

0 1 21

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN MINAT KEJURUAN TERHADAP HASIL BELAJAR MENERAPKAN PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA SISWA PADA KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK SMK NEGERI 2 MEDAN.

0 2 31

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP HASIL BELAJAR MEMAHAMI PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA PADA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK ELEKTRONIKA DI SMK MELATI PERBAUNGAN.

0 0 24

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF DASAR DAN PENGUKURAN LISTRIK PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK.

0 6 254

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X MATA PELAJARAN PENGGUNAAN ALAT UKUR LISTRIK PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK SMKN 1 PLERET.

0 0 150

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X MATA PELAJARAN PENGGUNAAN ALAT UKUR LISTRIK PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK SMKN 1 PLERET.

0 0 150

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK SMK N 2 WONOSARI.

0 2 207

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING UNTUK PENINGKATAN KOMPETENSI PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIK SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK SMK NEGERI 1 PLERET.

0 0 194

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING UNTUK PENINGKATAN KOMPETENSI PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIK SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK SMK NEGERI 1 PLERET.

0 0 194