27
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain dan Prosedur Penelitian 1. Desain Eksperimen
Penelitian ini menggunakan metode Kuasi Eksperimen atau eksperimen semu. Jenis penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh suatu
perlakuan terhadap subyek penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto 1989: 257, penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk
mengetahui ada tidaknya akibat dari “sesuatu” yang dikenakan pada subyek selidik. Dalam penelitian Kuasi Eksperimen, terdapat dua kelompok yakni
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kelompok kontrol berfungsi untuk mengatur beberapa variable-variable dalam penelitian namun tidak secara
keseluruhan. Dengan kata lain variable kontrol berfungsi untuk mengatur variable yang difokuskan dalam penelitian. Seperti dalam Sugiyono 2008: 204,
desain eksperimen semu adalah suatu desain penelitian yang memiliki kelompok kontrol, tetapi tidak berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel
dari luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Menurut Mohammad Ali 2010: 84, secara umum dalam proses
eksperimen terdapat unsur-unsur utama, yaitu: 1 kondisi yang sengaja diciptakan atau pemberian perlakuan
treatment. 2 Penentuan kondisi apa sebagai variabel bebas yang dapat member pengaruh kepada munculnya
peristiwa seperti apa variabel terikat yang secara khusus akan diamati hubungan kausalnya, atau disebut dengan manipulasi variabel
variables manipulation. 3 Kontrol terhadap variabel ekstra yang bukan penyebab
28 munculnya suatu peristiwa
control. Dalam penelitian ini, kelompok kontrol menggunakan metode yang biasa digunakan guru dalam mengajar sedangkan
untuk kelompok eksperimen menggunakan metode kooperatif tipe Team
Accelerated Instruction TAI. Desain eksperimen semu yang digunakan untuk proses pengambilan data
menggunakan Pretest-Posttest control group design. Pretest adalah tes awal
yang dilakukan sebelum dilaksanakan eksperimen atau sebelum diberikan perlakuan. Tes ini berfungsi untuk mengetahui kemampuan awal dari siswa atau
peserta didik. Posttes adalah tes yang dilakukan setelah dilaksanakan eksperimen
atau setelah diberikan perlakuan. Tes ini menentukan apakah ada pengaruh terhadap hasil belajar siswa setelah dilakukan eksperimen pada siswa atau
peserta didik. Seperti dalam Suharsimi Arikunto 1989: 261, di dalam model ini sebelum mulai perlakuan, kedua kelompok diberi tes awal
pretest untuk mengukur kondisi awal O
1.
Selanjutnya pada kelompok eksperimen diberi perlakuan X dan pada kelompok pembanding tidak diberi. Sesudah selesai
perlakuan kedua kelompok diberi tes lagi sebagai posttest O
2
. Berikut ini merupakan skema model
Pretest-Posttest control group design : E
: Q1 X
Q2 P
: Q3 Q4
Gambar 1. Skema Pretest-Posttest Control Group Design
Keterangan : E = kelompok eksperimen
P = kelompok kontrol