28 belajar dengan baik”. Sekolah tidak hanya memberikan layanan kepada anak
normal pada umumnya melainkan juga kepada anak berkebutuhan khusus. Sekolah harus memberikan layanan sesuai dengan kebutuhan siswa sehingga
siswa dapat mengembangkan kemampuan serta potensi yang dimiliki siswa yang bersangkutan. Sekolah sebagai penyelenggara pendidikan inklusif harus mampu
memberikan layanan, khususnya layanan yang berkaitan dengan layanan akademik serta layanan non-akademik untuk mengembangkan potensi yang
dimiliki siswa. Hal-hal yang berkaitan dengan layanan akademik yaitu peserta didik, kurikulum, sarana prasarana, serta pendidik.
1. Peserta didik
Sasaran pendidikan inklusif secara umum adalah semua peserta didik yang ada di sekolah reguler. Sedangkan secara khusus, sasaran pendidikan inklusif
adalah setiap peserta didik yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, sosial, atau memiliki potensi kecerdasan danatau bakat istimewa. Menurut
Budiyanto 2012: 18 pemberian layanan peserta didik mencakup identifikasi dan assesmen:
a. Identifikasi
Identifikasi dimaksudkan untuk menunjukkan pemahaman awal bahwa di antara siswa ada yang memiliki kesulitan dalam belajar yang disebabkan oleh
kelainan atau kecacatan Parwoto, 2007: 44. Dengan adanya identifikasi terhadap peserta didik diharapkan dapat mengetahui apakah peserta didik memiliki
kebutuhan khusus atau tidak. Budiyanto 2012: 19 mengemukakan bahwa “Identifikasi adalah proses penjaringan. Identifikasi dimaksudkan untuk sebagai
29 upaya seseorang untuk melakukan proses penjaringan terhadap anak yang
mengalami kelainanpenyimpangan dalam rangka pemberian layanan pendidikan yang sesuai”. Hasil dari identifikasi adalah ditemukannya anak-anak berkelainan
yang perlu mendapatkan layanan pendidikan khusus melalui program inklusi. Menurut Tim ASB 2011: 18 identifikasi anak berkebutuhan khusus dapat
diartikan sebagai “upaya awal yang dimaksudkan untuk mengetahui apakah seorang anak mengalami kelainangangguan fisik, mental, intelektual, sosial,
emosional, danatau
sensoris neurologis
dalam pertumbuhan
dan perkembangannya dibandingkan dengan anak lain seusianya”. Identifikasi penting
dilaksanakan sebagai tahap awal dalam mengenali hambatan yang mungkin timbul dalam pembelajaran anak.
Menurut Munawir Yusuf Budiyanto, 2012: 35 secara umum tujuan identifikasi adalah untuk menghimpun informasi yang lengkap mengenai kondisi
anak dalam rangka penyusunan program pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan khususnya sehingga anak tersebut terhindar dari problema belajar.
Adanya identifikasi dapat digunakan untuk mengumpulkan berbagai informasi yang berhubungan dengan kondisi anak sehingga dapat mengetahui jenis
kebutuhan anak. Agar identifikasi dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya dan objektif, hendaknya identifikasi dilakukan oleh orang yang
terdekat dengan anak seperti orang tua, sanak saudara atau gurunya yang selalu berhubungan dengan anak, identifikasi juga dapat dilakukan oleh berbagai pihak
yang berhubungan dengan pelayanan anak, yaitu dokter, psikolog, atau petugas sosial
sesuai dengan
bidang yang
menjadi tanggungjawabnya.
30 Identifikasipenjaringan yang dilakukan sekolah diharapkan dapat memberikan
layanan yang sesuai dengan jenis kebutuhan peserta didik agar dapat mengikuti pembelajaran seperti anak normal pada umumnya.
b. Assesmen
Budiyanto 2012: 19 mengemukakan bahwa: Assesmen dimaknai sebagai penyaringan. Assesmen merupakan proses
pengumpulan informasi sebelum disusun program pembelajaran bagi siswa berkelainan. Assesmen dimaksudkan untuk memahami keunggulan dan
hambatan belajar siswa. Dengan diadakannya assesmen diharapkan program yang disusun benar-benar sesuai dengan kebutuhan belajarnya.
Reynolds, Livingston Willson 2010: 3 mengemukakan bahwa “Assesment is any systematic procedure for collecting information that can be
used to make inferences about the characteristics of people or objects”. Makna dari pernyataan tersebut yaitu assesmen merupakan prosedur yang sistematis
untuk mengumpulkan informasi yang dapat digunakan untuk menentukan kesimpulan tentang karakteristik seseorang atau objek. Pengertian lain menurut
Tarmansyah 2007: 183 mengemukakan bahwa “Assesmen adalah suatu proses dalam upaya mendapatkan informasi tentang hambatan-hambatan belajar dan
kemampuan yang sudah dimiliki serta kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi agar dapat dijadikan dasar dalam membuat program pembelajaran sesuai dengan
kemampuan individu anak ”. Senada dengan pengertian sebelumnya, assesmen
dimaksudkan untuk mengetahui kebutuhan peserta didik yang dapat dijadikan dasar dalam menyusun program pembelajaran yang sesuai dengan jenis kebutuhan
peserta didik.
31 Menurut Budiyanto 2012: 19-20 fungsi assesmen yaitu:
1 Fungsi screeningpenyaringan, adalah untuk mengidentifikasi siswa
yang mungkin mempunyai problem belajar. 2
Fungsi pengalihtangananreferal, adalah sebagai alat untuk pengalihtanganan kasus dari kasus pendidikan menjadi kasus kesehatan,
kejiwaan ataupun kasus sosial ekonomi. 3
Fungsi perencanaan pembelajaran individual PPI, dengan berbekal data yang diperoleh dalam kegiatan assesmen maka akan tergambar
berbagai potensi maupun hambatan yang dialami anak. 4
Fungsi monitoring kemajuan belajar, adalah untuk memonitor kemajuan belajar yang dicapai siswa.
5 Fungsi evaluasi program, adalah untuk mengevaluasi program
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Adanya identifikasi dan assesmen yang dilakukan kepada peserta didik
berkebutuhan khusus, maka dapat memudahkan pendidik dalam memberikan layanan pendidikan sesuai dengan jenis kebutuhan yang dimiliki. Assesmen
dilakukan sebelum identifikasi yaitu melalui proses penjaringan peserta didik. Langkah selanjutnya setelah dilakukan identifikasi yaitu melalukan assesmen
terhadap peserta didik. Sesuai yang telah dikemukakan sebelumnya dengan dilakukannya assesmen maka dapat mengetahui jenis kebutuhan peserta didik
sehingga dapat memberikan layanan sesuai dengan jenis kebutuhan yang dimiliki, selain itu dapat dijadikan sebagai dasar dalam membuat program pembelajaran
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki anak.
2. Kurikulum