16 Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas, model integrasi
sekolah menerima anak berkebutuhan khusus dan anak tersebut mengikuti proses pembelajaran dengan bahan pembelajaran yang sama dengan anak-anak lain tanpa
penyesuaian, tanpa alat bantu dan juga harus mengikuti kurikulum reguler yang tidak sesuai dengan kebutuhan dan kecepatannya dalam belajar. Pendidikan
integrasi memberikan kesempatan kepada anak berkebutuhan khusus agar terjalin keterpaduan dengan anak normal lainnya, baik keterpaduan secara menyeluruh,
sebagian atau keterpaduan yang bersifat sosialisasi.
3. Inklusif
Tim ASB 2011: 5 mengemukakan bahwa: Dalam model inklusif sekolah menerima semua anak termasuk anak
berkebutuhan khusus dengan latar belakang disabilitas yang beragam. Sekolah dan guru melakukan penyesuaian kurikulum dan proses
pembelajaran untuk mengakomodasi kemampuan dan kebutuhan anak yang berbeda-beda. Guru mengedepankan kegiatan pembelajaran bagi semua
anak secara bersama-sama dan memberikan waktu luang untuk jam belajar tambahan bagi anak yang membutuhkan perbaikan atau remedi.
Menurut Ashman Syafrida Elisa Aryani Tri Wrastari, 2013: 3 pendidikan anak berkebutuhan khusus di sekolah inklusi dapat dilakukan dengan
berbagai model, yaitu sebagai berikut: a.
Kelas Reguler Inklusi Penuh Anak berkebutuhan khusus belajar bersama anak non berkebutuhan
khusus sepanjang hari di kelas reguler dengan menggunakan kurikulum yang sama.
b. Kelas Reguler dengan Cluster
Anak berkebutuhan khusus belajar bersama anak non berkebutuhan khusus di kelas reguler dalam kelompok khusus.
c. Kelas Reguler dengan Pull Out
Anak berkebutuhan khusus belajar bersama anak non berkebutuhan khusus di kelas reguler namun dalam waktu-waktu tertentu ditarik dari
kelas reguler ke ruang lain untuk belajar dengan guru pembimbing khusus.
17 d.
Kelas Reguler dengan Cluster dan Pull Out Anak berkebutuhan khusus belajar bersama anak non berkebutuhan
khusus di kelas reguler dalam kelompok khusus, dan dalam waktu- waktu tertentu ditarik dari kelas reguler ke ruang lain untuk belajar
dengan guru pembimbing khusus.
e. Kelas Khusus dengan Berbagai Pengintegrasian
Anak berkebutuhan khusus belajar di dalam kelas khusus pada sekolah reguler, namun dalam bidang-bidang tertentu dapat belajar bersama anak
non berkebutuhan khusus di kelas reguler.
f. Kelas Khusus Penuh
Anak berkebutuhan khusus belajar di dalam kelas khusus pada sekolah reguler.
Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas, model inklusif merupakan model sekolah yang menerima semua anak termasuk anak
berkebutuhan khusus dengan latar belakang disabilitas yang beragam untuk dapat belajar bersama anak normal pada umumnya dengan kurikulum yang sesuai
dengan kebutuhan anak. Proses pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Model integrasi atau terpadu peserta didik berkebutuhan khusus dan peserta didik normal pada umumnya diberikan kesempatan yang sama untuk belajar
bersama di sekolah yang sama, dimana dalam pembelajaran peserta didik dengan kebutuhan khusus dapat bergabung dengan anak normal pada umumnya.
Pendidikan integrasi berfokus pada keutamaan anak berkebutuhan khusus untuk sekolah di sekolah reguler, dan anak menyesuaikan diri dengan kurikulum serta
pembelajaran yang berlaku di sekolah integrasi. Pendidikan segregasi sudah jelas berbeda dengan pendidikan inklusif, pendidikan segregasi menegaskan dengan
jelas tentang gagasan pemisahan anak dalam pendidikan, misalnya sekolah luar biasa SLB sebagai tempat belajar khusus bagi anak berkebutuhan khusus.
Pengertian pendidikan integrasi memberikan kesempatan kepada anak
18 berkebutuhan khusus keterpaduan dengan anak normal lainnya, baik keterpaduan
secara menyeluruh, sebagian atau keterpaduan yang bersifat sosialisasi. Pendidikan integrasi berfokus pada keutamaan anak berkebutuhan khusus untuk
sekolah di sekolah reguler, dan anak menyesuaikan diri dengan kurikulum serta pembelajaran yang berlaku di sekolah integrasi, sedangkan model inklusif sekolah
menerima semua anak termasuk anak berkebutuhan khusus dengan latar belakang disabilitas yang beragam.
D. Konsep Pendidikan Inklusif