23 di sekolah serta orang tua mengetahui bahwa anaknya dan semua anak yang
ada di sekolah menerima pendidikan yang berkualitas sesuai dengan kemampuan yang dimiliki anak. Untuk tujuan yang diharapkan dapat
dicapai masyarakat yaitu masyarakat akan merasakan suatu kebanggaan karena lebih banyak anak mengikuti pendidikan di sekolah yang ada
dilingkungannya serta masyarakat dapat melihat bahwa masalah yang menyebabkan penyimpangan sosial yang ada dapat dikurangi dengan
adanya layanan pendidikan inklusif.
Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan inklusif adalah agar semua anak memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai
dengan kebutuhan dan kemampuannya serta untuk mewujudkan penyelenggaraan pendidikan yang menghargai keanekaragaman dan tidak diskriminatif bagi semua
anak yaitu anak normal pada umumnya dan anak berkebutuhan khusus.
3. Karakteristik Pendidikan Inklusif
Depdiknas Lay Kekeh Marthan, 2007: 151-152 telah merumuskan perbedaan karakteristik pendidikan inklusif dengan kelas reguler. Pendidikan
inklusif meningkatkan hubungan antara guru dan peserta didik, antara guru dengan orang tua, serta hubungan antara orang tua dan peserta didik. Metode
pembelajaran dilakukan secara bervariasi sehingga anak merasa termotivasi untuk belajar. Materi pelajaran disampaikan dengan cara yang lebih menarik dan
menyenangkan sehingga anak dapat menyerap materi pelajaran yang diberikan. Evaluasi dilakukan berdasarkan penilaian yang dilakukan secara berbeda-beda
sesuai dengan perkembangan kemampuan masing-masing peserta didik. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel karakteristik pendidikan inklusif dengan kelas
reguler sebagai berikut:
24 Tabel 1. Karakteristik Pendidikan Inklusif dengan Kelas Reguler
Kelas Tradisional Kelas Inklusif, ramah terhadap pembelajaran
Hubungan Terdapat hubungan
jarak dengan peserta didik, contoh: guru
sering memanggil peserta didik tanpa
kontak mata Ramah dan hangat, contoh untuk anak
tunarungu: Guru selalu berada didekatnya dengan wajah terarah pada anak dan
tersenyum. Pendamping kelas orangtua memuji anak
tunarungu dan membantu anak lainnya
Kemampuan Guru dan peserta didik
memiliki kemampuan yang relatif sama
Guru, peserta didik dengan latar belakang dan kemampuan yang berbeda serta orang tua
sebagai pendamping Pengaturan
tempat duduk
Pengaturan tempat duduk yang sama di
tiap kelas semua anak duduk di meja berbaris
dengan arah yang sama
Pengaturan tempat duduk yang bervariasi seperti, duduk berkelompok di lantai
membentuk lingkaran atau duduk di bangku bersama-sama sehingga mereka dapat
melihat satu sama lain
Materi belajar
Buku teks, buku latihan, papan tulis
Berbagai bahan yang bervariasi untuk semua mata pelajaran, contoh: Pembelajaran
matematika disampaikan melalui kegiatan yang lebih menantang, menarik dan
menyenangkan melalui bermain peran. Menggunakan poster dan wayang untuk
pelajaran bahasa
Sumber Guru membelajarkan
anak tanpa menggunakan sumber
belajar yang lain Guru menyusun rencana harian dengan
melibatkan anak, contoh: Meminta anak membawa media belajar yang murah dan
mudah didapat ke dalam kelas untuk dimanfaatkan dalam mata pelajaran tertentu
Evaluasi Ujian tertulis
terstandarisasi Penilaian: Observasi; portofolio, yakni karya
anak dalam kurun waktu tertentu dikumpulkan dan dinilai
Sumber: Lay Kekeh Marthan 2007: 151-152 Kemendikbud 2012 menyebutkan bahwa karakteristik pendidikan inklusif
yaitu sebagai berikut: a.
Anak berkebutuhan khusus ABK belajar dalam satu lingkungan pendidikan secara bersama dengan anak-anak lainnya.
b. Setiap anak memperoleh layanan pendidikan yang layak dan bermutu.
c. Murid memperoleh layanan pendidikan sesuai dengan kemampuan dan
kebutuhannya. Menurut Direktorat Pendidikan Luar Biasa Mohammad Takdir Ilahi, 2013:
44 pendidikan inklusif memiliki empat karakteristik makna, antara lain:
25 1 proses yang berjalan terus dalam usahanya menemukan cara-cara
merespon keragaman individu; 2 memperdulikan cara-cara untuk meruntuhkan hambatan-hambatan anak dalam belajar; 3 anak yang hadir
di sekolah, berpartisipasi dan mendapatkan hasil belajar yang bermakna dalam hidupnya; dan 4 diperuntukkan utamanya bagi anak yang memiliki
kebutuhan khusus dan membutuhkan layanan pendidikan khusus dalam belajar.
Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam karakteristik
pendidikan inklusif anak berkebutuhan khusus belajar dalam satu lingkungan
pendidikan secara bersama dengan anak normal pada umumnya dimana dalam proses pembelajaran dilakukan secara bervariasi agar anak merasa termotivasi
untuk belajar sehingga anak dapat mengembangkan kemampuan, bakat, dan minat yang dimilikinya.
4. Prinsip-prinsip Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif