91
2. Layanan sekolah terhadap anak berkebutuhan khusus
yang berkaitan dengan layanan non-akademik ditinjau dari aspek:
a. Pengembangan life skills
Layanan sekolah untuk pengembangan life skills di SPPI sekolah dasar wilayah Kecamatan Lendah Kabupaten Kulon Progo baru sebatas kegiatan
ekstrakurikuler, untuk kegiatan pengembangan life skills khusus ABK di SD Negeri Butuh belum ada program tersebut, hal tersebut sesuai dengan hasil
wawancara yang dikemukakan oleh guru kelas 2, yaitu: “Terus terang belum ada program khusus untuk anak berkebutuhan khusus
untuk mengembangkan keterampilan anak. Untuk yang mengikuti kegiatan tersebut mulai kelas 4 dan kelas 5 seperti yang telah disampaikan
sebelumnya sedangkan untuk kelas 1 sampai kelas 3 belum ada program, apalagi untuk anak berkebutuhan khusus. Masalahnya SD kalau untuk SLB
mungkin banyak kegiatan yang dilakukan untuk mengembangkan k
eterampilan anak”. Pernyataan tersebut diperkuat dengan yang dikemukakan oleh guru kelas 5,
yaitu: “Itu seperti ekstrakurikuler Mbak, ada drum band, karawitan, pramuka, tari,
qiro‟ah. Hampir setiap hari di sekolah ini ada kegiatan ekstrakurikuler Mbak kecuali hari Selasa. Untuk yang inklusi itu juga ikut karena jenis
kebutuhannya lambat belajar dan untuk kemampuan anak kan berbeda, belum tentu karena mereka lambat dalam pelajaran tidak bisa mengikuti
keterampilan justru untuk anak berkebutuhan khusus lebih bisa dibandingkan dengan anak normal dalam hal keterampilan. Kebanyakan
dari anak berkebutuhan di sini lebih menonjol dalam hal keterampilannya”. Berbeda dengan SD Negeri Butuh, di SD Negeri Ngentakrejo sudah
merencanakan adanya pengembangan life skills khusus ABK yaitu cetak batako, paving, sablon, dan membatik namun program tersebut belum terlaksana.
Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil wawancara yang dikemukakan oleh guru kelas 3B yaitu “Pengembangan life skills memang kami sudah menyiapkan. Untuk
92 kegiatannya itu ada cetak batako, paving
ada sablon dan batik”. Guru kelas 4A juga mengatakan hal senada yaitu “Untuk yang khusus ABK akan dilatih
membuat batako, membatik. Untuk anak normal yang akan mengikuti diperbolehkan”. Kegiatan pengembangan life skills tersebut rencananya akan
dilaksanakan setiap hari Sabtu dengan guru pendamping dibagi sesuai dengan kemampuan yang dimiliki pendidik. Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil
wawancara yang dikemukakan oleh kepala SD Negeri Ngentakrejo yaitu “Program tersebut belum terlaksana baru direncanakan. Untuk waktu
pelaksanaannya akan dilaksanakan pada hari Sabtu karena pengembangan diri biasanya dilakukan setiap hari Sabtu”. Sedangkan untuk yang terlibat dalam
kegiatan tersebut rencananya juga akan dibagi, pernyataan tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh guru 3A yaitu “Karena programnya sendiri belum
terlaksana untuk yang terlibat dalam pelaksanaan program tersebut rencananya akan dibagi-
bagi”. Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa layanan sekolah
untuk pengembangan life skills di SPPI sekolah dasar wilayah Kecamatan Lendah Kabupaten Kulon Progo baru sebatas kegiatan ekstrakurikuler, untuk kegiatan
pengembangan life skills khusus ABK di SD Negeri Butuh belum ada program tersebut sedangkan SD Negeri Ngentakrejo sudah merencanakan adanya
pengembangan life skills khusus ABK yaitu cetak batako, paving, sablon, dan membatik namun program tersebut belum terlaksana. Layanan yang berkaitan
dengan layanan non-akademik ditinjau dari aspek pengembangan life skills dapat dibuat ringkasan hasil penelitian, yaitu sebagai berikut:
93 Tabel 9. Ringkasan temuan penelitian tentang layanan anak berkebutuhan khusus
yang berkaitan dengan layanan nonakademik ditinjau dari aspek pengembangan life skills
Aspek SD Negeri Butuh
SD Negeri Ngentakrejo
Pengembangan life skills
1. Belum ada program sekolah
untuk pengembangan life skills khusus ABK.
2. Kegiatan yang ada di SD
Butuh antara anak normal dan ABK masih sama yaitu
kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan
keterampilan yang dimiliki peserta didik.
1. Jenis kegiatan pengembangan
life skills khusus ABK yaitu cetak batako, paving, sablon,
dan membatik namun baru direncanakan dan masih ada
guru yang tidak mengetahui program tersebut.
2. Program tersebut
direncanakan akan dilaksanakan setiap hari Sabtu
karena hari Sabtu untuk pengembangan diri anak.
3. Rencananya untuk yang
terlibat dalam pelaksanaan program tersebut akan dibagi-
bagi.
Sumber: Diolah dari hasil wawancara, observasi, dan studi dokumentasi 2016 b.
Kegiatan ekstrakurikuler
Layanan sekolah berupa kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif sekolah dasar wilayah Kecamatan Lendah
Kabupaten Kulon Progo sudah ada beberapa kegiatan untuk mengembangkan kemampuan dan bakat yang dimiliki peserta didik. Jenis kegiatan ekstrakurikuler
di SD Negeri Butuh yaitu hadroh, qiro‟ah, drum band, tari, pramuka, karawitan, dan membatik. Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut guru yang ada di sekolah
terlibat serta dengan adanya guru ekstrakurikuler yang mendatangkan dari luar sesuai dengan jenis kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler
dilaksanakan setelah jam pelajaran sekolah selesai atau pada sore hari sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Dalam kegiatan ekstrakurikuler tersebut
ABK masih bisa mengikuti non ABK sehingga layanan yang diberikan pendidik
94 juga masih sama tidak membeda-bedakan anak. Hal tersebut sesuai dengan yang
dikemukakan oleh guru kelas 3, yaitu: “Untuk kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah ini ada karawitan,
drum band , pramuka, qiro‟ah. Untuk anak yang berkebutuhan khusus
diperbolehkan mengikuti kegiatan yang ada. Di sekolah ini tidak membeda- bedakan antara anak berkebutuhan khusus dan anak normal, misalnya anak
berkebutuhan khusus
mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler dalam
pelaksanaannya dicampur dengan anak yang lain.” Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, guru kelas 3 mengemukakan
bahwa: P
: “Kalau untuk jenis kegiatan ekstrakurikuler di sekolah ini apa saja Bu?”
N : “Ekstrakurikuler yang ada di sini banyak Mbak seperti karawitan,
drum band. Untuk anak yang berkebutuhan khusus juga bisa mengikuti, misalnya kalau drum band disuruh memegang belerang
yang tidak butuh menggunakan pikiran.” P
: “Siapa saja yang terlibat dalam pelaksanaan program kegiatan ekstrakurikuler tersebut?”
N : “Biasanya ada guru pembimbing, kadang-kadang bapak ibu guru juga
ikut mendampingi.” Jenis kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SD Negeri Ngentakrejo yaitu
diniyah, batuha baca tulis hafal Al- Qur‟an, sepak bola, volly, karawitan,
angklung, lukis dan gambar, pramuka, drum band, tari, seni suara, komputer, hadroh, dan membatik. Dalam kegiatan tersebut guru yang ada di sekolah ikut
terlibat dan juga ada yang mendatangkan guru dari luar. Kegiatan tersebut dilaksanakan setelah jam pulang sekolah atau pada sore hari serta ada kegiatan
yang dilaksanakan sebelum jam pelajaran dimulai yaitu kegiatan diniyah. Kegiatan ekstrakurikuler biasanya dilaksanakan pada hari Sabtu. Pernyataan
tersebut sesuai dengan hasil wawancara yang dikemukakan oleh kepala SD Negeri Ngentakrejo, yaitu:
95 P
: “Kalau untuk kegiatan ekstrakurikuler di sekolah ini apa saja Pak?” N
: “Diniyah, batuha, sepak bola, volly, karawitan, seni angklung, lukis dan gambar, pramuka, drum band
, tari, seni suara, komputer.” P
: “Siapa yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan tersebut?” N
: “Semua guru terlibat dalam pelaksanaan kegiatan tersebut. Karena ada kegiatan yang tidak mampu ditangani guru kita mengambil dari luar
misalnya kegiatan pramuka kita bekerja sama dengan alumni SD Ngentakrejo dan drum band. Untuk karawitan karena yang bisa ibu
carik maka yang mendampingi juga ibu carik jadi selain tempatnya yang mendidik juga beliau. Walaupun mengambil dari luar untuk
honor tidak terlalu dipermasalahkan bahkan tidak meminta honor
hanya sekedar melatih.” Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan untuk kegiatan ekstrakurikuler
di ke dua sekolah dasar penyelenggara pendidikan inklusif tersebut, kegiatan ekstrakurikuler di SD Negeri Butuh sudah berjalan sesuai dengan jadwal yang ada
namun untuk di SD Negeri Ngentakrejo ada beberapa kegiatan ekstrakurikuler yang sementara ini tidak terlaksana karena keterbatasan waktu serta guru yang
mendampingi kegiatan ekstrakurikuler. Berdasarkan beberapa paparan di atas dapat disimpulkan bahwa layanan
sekolah berupa kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif sekolah dasar wilayah Kecamatan Lendah Kabupaten Kulon
Progo sudah ada beberapa kegiatan untuk mengembangkan kemampuan dan bakat yang dimiliki peserta didik. Kegiatan ekstrakurikuler di kedua sekolah dasar
tersebut sudah berjalan sesuai dengan jadwal namun ada beberapa kegiatan yang sementara tidak terlaksana karena keterbatasan waktu serta guru yang
mendampingi kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler dilakukan di luar jam pelajaran sekolah yaitu setelah pulang sekolah atau pada sore hari. Dalam
kegiatan tersebut guru yang ada di sekolah ikut terlibat dan juga ada yang mendatangkan guru dari luar. Pada kegiatan ekstrakurikuler tersebut ABK masih
96 bisa mengikuti non ABK sehingga layanan yang diberikan pendidik juga masih
sama tidak membeda-bedakan anak. Berdasarkan paparan di atas, layanan anak berkebutuhan khusus di sekolah
penyelenggara pendidikan inklusif sekolah dasar wilayah Kecamatan Lendah Kabupaten Kulon Progo yang berkaitan dengan layanan non-akademik ditinjau
dari aspek kegiatan ekstrakurikuler dapat dibuat ringkasan hasil penelitian, yaitu sebagai berikut:
Tabel 10. Ringkasan temuan penelitian tentang layanan anak berkebutuhan khusus yang berkaitan dengan layanan nonakademik ditinjau dari aspek kegiatan
ekstrakurikuler
Aspek SD Negeri Butuh
SD Negeri Ngentakrejo
Kegiatan ekstrakurikuler
1. Jenis kegiatan ekstrakurikuler
yang ada di SD Butuh yaitu hadroh, qiro‟ah, drum band,
tari, pramuka, karawitan, dan membatik.
2. Yang terlibat dalam kegiatan
ekstrakurikuler yaitu guru ekstrakurikuler serta guru
yang ada di SD N Butuh karena ada pembagian tugas
untuk setiap guru untuk mendampingi kegiatan
ekstrakurikuler.
3. Waktu pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler yaitu setelah selesai jam sekolah atau pada
sore hari. 4.
Setiap kegiatan ekstrakurikuler ada jadwalnya
tersendiri. 1.
Jenis kegiatan ekstrakurikuler yaitu
diniyah, batuha baca tulis hafal Al-
Qur‟an, sepak bola, volly, karawitan,
angklung, lukis dan gambar, pramuka, drum band, tari,
seni suara, komputer, hadroh, dan membatik.
2. Semua guru terlibat dalam
kegiatan ekstrakurikuler serta ada guru
ekstrakurikuler yang mendatangkan dari luar.
3. Kegiatan tersebut
dilaksanakan setelah jam pulang sekolah atau pada
sore hari selain itu ada kegiatan yang dilaksanakan
sebelum jam pelajaran dimulai yaitu kegiatan
diniyah.
Sumber: Diolah dari hasil wawancara, observasi, dan studi dokumentasi 2016
97
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo Nomor 420300KPTS2012 tanggal 10 Desember 2012 tentang
Penunjukkan Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif SPPI bahwa terdapat 3 TK, 23 SD, 1 MI, 5 SMP dan 1 SMA yang ditetapkan sebagai Sekolah
Penyelenggara Pendidikan Inklusif SPPI di Kabupaten Kulon Progo. Di Kecamatan Lendah Kabupaten Kulon Progo terdapat 20 Sekolah Dasar SD
Negeri dan 6 SD Swasta. SD Negeri Ngentakrejo dan SD Negeri Butuh merupakan sekolah dasar yang berada di wilayah Kecamatan Lendah Kabupaten
Kulon Progo. Di kedua sekolah dasar tersebut menerima dan menampung semua peserta didik yang mendaftar ke sekolah dasar tersebut, tidak hanya peserta didik
normal pada umumnya namun di kedua sekolah dasar tersebut juga menerima peserta didik yang memiliki kebutuhan khusus selain itu sekolah juga memberikan
kesempatan untuk mengembangkan bakat dan minat yang dimiliki peserta didik dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler dan pengembangan life skills.
Hal tersebut sesuai dengan konsep pendidikan inklusif yang dikemukakan Florian 2008 pendidikan inklusif berarti banyak hal misalnya dimasukkannya
anak-anak catat anak berkebutuhan khusus di sekolah umum dengan dilakukannya hal tersebut diharapkan dapat menanggapi perbedaan di antara
peserta didik. Senada dengan yang dikemukakan sebelumnya, hal tersebut sesuai dengan pengertian pendidikan inklusif menurut Dedy Kustawan 2012
pendidikan inklusif adalah “sistem pendidikan yang terbuka bagi semua individu serta mengakomodasi semua kebutuhan sesuai dengan kondisi masing-masing