Pengertian Pendidikan Inklusif Konsep Pendidikan Inklusif

18 berkebutuhan khusus keterpaduan dengan anak normal lainnya, baik keterpaduan secara menyeluruh, sebagian atau keterpaduan yang bersifat sosialisasi. Pendidikan integrasi berfokus pada keutamaan anak berkebutuhan khusus untuk sekolah di sekolah reguler, dan anak menyesuaikan diri dengan kurikulum serta pembelajaran yang berlaku di sekolah integrasi, sedangkan model inklusif sekolah menerima semua anak termasuk anak berkebutuhan khusus dengan latar belakang disabilitas yang beragam.

D. Konsep Pendidikan Inklusif

1. Pengertian Pendidikan Inklusif

Istilah inklusif berasal dari bahasa Inggris “Inclusive” yang artinya termasuk, memasukkan. Armstrong, Armstrong Spandagou 2010: 31 mengemukakan bahwa “Inclusion is about all student with disabilities participating in all aspects of the school life within the regular school to provide them access to the same educational experiences with other students and full cit izenship in an inclusive society”. Pernyataan tersebut memiliki arti bahwa inklusi adalah tentang semua siswa penyandang cacat yang berpartisipasi dalam semua aspek kehidupan sekolah dalam sekolah reguler untuk memberikan mereka akses ke pengalaman pendidikan yang sama dengan siswa lain dan kewarganegaraan penuh dalam masyarakat yang inklusif. Pendidikan inklusif diartikan dengan memasukkan anak berkebutuhan khusus di kelas reguler bersama dengan anak lainnya, namun secara lebih luas pendidikan inklusif berarti melibatkan seluruh peserta didik tanpa terkecuali dalam pendidikan reguler. 19 Dedy Kustawan 2012: 7 menyatakan bahwa pendidikan inklusif adalah “sistem pendidikan yang terbuka bagi semua individu serta mengakomodasi semua kebutuhan sesuai dengan kondisi masing- masing individu”. Menurut Permendiknas Nomor 70 Tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif bagi Peserta Didik yang Memiliki Kelainan dan Memiliki Potensi Kecerdasan danatau Bakat Istimewa pasal 1 menyatakan bahwa: Pendidikan inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang berkelainan dan memiliki potensi kecerdasan danatau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya. Pengertian pendidikan inklusif yang masih senada dengan Permendiknas Nomor 70 Tahun 2009 yaitu Permendiknas Nomor 32 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru Pendidikan Khusus yang menyatakan bahwa: Pendidikan inklusif adalah pendidikan yang memberikan kesempatan bagi peserta didik berkebutuhan khusus karena kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, sosial, dan memiliki potensi kecerdasan danatau bakat istimewa untuk belajar bersama-sama dengan peserta didik lain pada satuan pendidikan umum dan satuan pendidikan kejuruan, dengan cara menyediakan sarana, pendidik, tenaga kependidikan dan kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan individual peserta didik. Olsen Tarmansyah, 2007: 82 mendefinisikan pendidikan inklusif yaitu: Inclusive education means that schools should accommodate all children regardless of physical, intellectual, social emotional, linguistic or other condition. This should include disabled and gifted children, street and working children, children from remote or nomadic population, children from linguistic, ethnic or cultural minorities and children from other disadvatage or marginalised areas or group. Pendidikan inklusif berarti sekolah harus mengakomodasi semua anak tanpa memandang kondisi fisik, intelektual, sosial emosional, linguistik atau kondisi 20 lainnya. Ini harus mencakup anak penyandang cacat dan berbakat, anak jalanan dan pekerja, anak berasal dari populasi terpencil atau yang berpindah-pindah, anak dari kelompok etnis minoritas, bahasa atau budaya dan anak dari area atau kelompok yang kurang beruntung atau termajinalisasi. Menurut Sapon-Shevin Budiyanto, 2012: 4 menyatakan bahwa “Pendidikan inklusif sebagai sistem layanan pendidikan yang mempersyaratkan agar semua anak berkelainan dilayani di sekolah-sekolah terdekat, di kelas reguler bersama- sama teman seusianya”. Hornby 2012: 54 mengemukakan bahwa “Inclusive education as meaning increasing the numbers of children with SEN in mainstream schools, while maintaining special schools for those who need them”. Pengertian di atas memiliki arti bahwa pendidikan inklusif sebagai upaya meningkatkan jumlah anak-anak dengan SEN di sekolah umum, dengan tetap mempertahankan sekolah khusus bagi mereka yang membutuhkannya. Hal tersebut dimaksudkan bahwa dengan adanya sekolah inklusif maka tidak menutup kemungkinan adanya sekolah khusus Sekolah Luar Biasa untuk mereka yang membutuhkannya. Menurut Tarmansyah 2007: 82 sistem pendidikan inklusif memiliki arti bahwa “Sekolah harus mampu menyiapkan dan menyelenggarakan pelayanan terhadap anak tanpa memandang kondisi fisik, kecerdasan, sosial emosional, linguistik, atau kondisi lainnya”. Hal tersebut berarti bahwa memberikan pelayanan belajar mengajar pada anak yang memiliki kebutuhan khusus bersama dengan anak normal pada umumnya sehingga anak yang memiliki kebutuhan khusus dapat menyesuaikan diri dengan kehidupan sehari-hari dan lingkungannya. 21 Florian 2008: 206 mengemukakan konsep pendidikan inklusif yang terkait dengan pelayanan kepada peserta didik, yaitu: The concept of inclusive education has come to mean many things: from the very specific for example, the inclusion of children with disabilities in mainstream schools to a very broad notion of social inclusion as used by governments and the international community as a way of responding to diversity among learners. Pernyataan di atas memiliki arti bahwa konsep pendidikan inklusif berarti banyak hal: dari yang sangat spesifik misalnya, dimasukkannya anak-anak cacat di sekolah umum untuk gagasan yang sangat luas inklusi sosial seperti yang digunakan oleh pemerintah dan masyarakat internasional sebagai cara menanggapi perbedaan di antara peserta didik. Adanya sekolah inklusif ini diharapkan dapat digunakan untuk saling menghargai adanya perbedaan antara peserta didik baik itu peserta didik normal maupun peserta didik berkebutuhan khusus. . Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat ditegaskan bahwa pendidikan inklusif merupakan layanan pendidikan yang memberikan kesempatan yang sama bagi peserta didik yang memiliki kebutuhan khusus dengan peserta didik pada umumnya, dimana dalam pembelajarannya menyediakan sarana, pendidik dan tenaga kependidikan serta kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan individual peserta didik. Penelitian ini difokuskan pada layanan pendidikan inklusif bagi anak berkebutuhan khusus yang menempuh pendidikan di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif. 22

2. Tujuan Pendidikan Inklusif