35 khusus sesuai dengan kemampuan yang dimiliki sehingga dalam pelaksanaan
pembelajaran dapat berjalan secara maksimal.
3. Sarana prasarana
Menurut Tarmansyah 2007: 169 di samping menggunakan sarana prasarana seperti halnya yang digunakan di sekolah reguler, anak yang
membutuhkan layanan pendidikan khusus perlu menggunakan sarana prasarana serta peralatan khusus sesuai dengan jenis kelainan dan kebutuhan anak. Maksud
pernyataan tersebut untuk kelengkapan sarana prasarana pada dasarnya sama dengan kondisi yang biasanya diadakan di sekolah reguler pada umumnya dan
tidak perlu terlalu mengistimewakannya, hanya saja misalnya dalam membangun gedung pintu kelas, WC hendaknya dapat dilalui kursi roda. Demikian pula
apabila kondisi bangunan memerlukan tangga maka diharapkan ada jalan untuk dapat dilalui kursi roda.
Mohammad Takdir Ilahi 2012: 186 menyatakan bahwa: Sarana prasarana adalah faktor penting yang menentukan keberhasilan
pelaksanaan pendidikan
inklusif. Sebagai
salah satu
komponen keberhasilan, tersedianya sarana prasarana tidak serta merta mudah
diperoleh dengan mudah, tetapi membutuhkan kerja keras dari pemerhati pendidikan untuk mengupayakan fasilitas pendukung yang mendorong
peningkatan kualitas anak berkebutuhan khusus. Sarana prasarananya hendaknya disesuaikan dengan tuntutan kurikulum bahan ajar yang telah
dikembangkan.
Menurut Dedy Kustawan 2012: 80 sekolah penyelenggara pendidikan inklusif menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai dan
menjamin kelancaran program pendidikan. Sarana dan prasarana di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif harus aksesibel bagi semua peserta didik
khususnya peserta didik berkebutuhan khusus. Senada dengan pendapat yang
36 dikemukakan sebelumnya, Lay Kekeh Marthan 2007: 165 menyatakan bahwa
“Komponen sarana dan prasarana dalam sistem pendidikan inklusif menjadi salah satu komponen yang termasuk penting. Melihat karakteristik anak berkebutuhan
khusus, maka sarana dan prasarana pendidikan yang dibutuhkan tentunya menyesuaikan dengan kebutuhan anak. Hal tersebut diharapkan dapat menunjang
anak dapat belajar secara efektif dan efisien. Menurut Bafadal Mohammad Takdir Ilahi, 2013: 186 sarana pendidikan
adalah semua perangkat peralatan, bahan dan perabot yang langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah. Prasarana dapat diartikan sebagai perangkat
yang menunjang keberlangsungan sebuah proses pendidikan. Sekolah penyelenggara pendidikan inklusif hendaknya menyediakan aksesibilitas fisik.
Menurut Tim ASB 2011: 36 aksesibilitas fisik yaitu suatu kemudahan yang diberikan untuk dapat masuk, menggunakan, serta keluar dari suatu bangunan.
Berikut merupakan 4 prinsip aksesibilitas fisik yang sangat penting: a.
Keamanan: semua bangunan dari fasilitas umum serta sarana aksesibilitas harus memperhatikan kemanan bagi setiap orang tanpa
terkecuali. b.
Kegunaan: semua orang harus dapat memanfaatkan atau menggunakan bangunan umum berikut dengan sarana prasarana yang terdapat
didalamnya. c.
Kemudahan: semua orang harus dapat memanfaatkan atau menggunakan bangunan umum berikut dengan sarana aksesibilitas dengan cara-cara
yang mudah. d.
Kemandirian: semua orang harus dapat masuk danatau menggunakan bangunan umum dan sarana aksesibilitas tanpa bantuan orang lain.
Selain itu, menurut Tim ASB 2011: 39 penyediaan sarana prasarana bagi anak berkebutuhan khusus yang terkait dengan aksesibilitas fisik, materi dan
37 media pembelajaran, mengacu pada jenis kebutuhan khusus danatau disabilitas
yang dialami oleh anak, berikut uraiannya: a.
Penyandang tunanetra: guiding block, mesin ketik braille, buku braille, riglet dan stylus alat tulis braille, tongkat tunanetra, lensa pembesar,
teleskop, alat perekam suara, alat pemutar suara, program komputer khusus, seperti program pembaca layar, dan lain-lain.
b. Penyandang tunarungu: alat bantu dengar, kamus bahasa isyarat, poster
isyarat alfabet, kartu petunjuk gambar, kata, kalimat, media video, a;at pemutar video, dan lain-lain.
c. Penyandang tunagrahitaslow learnerkesulitan belajar spesifikkelainan
perkembangan mental: perangkat bongkar pasangteka-teki, bentuk- bentuk geometris 3 dimensi, kartu petunjuk gambar, kata, kalimat, alat
berhitung taktis, dan lain-lain.
d. Penyandang tunadaksaorang dengan cerebral palsy: ramp, kursi roda,
kursi dengan modifikasi, papan tulis dengan modifikasi, dan lain-lain. e.
Cerdas danatau bakat istimewa: kesempatan menjadi tutor sebaya, buku ensiklopedia, program kompter khusus, dan sarana prasarana lain
tergantung pada bakat dan minat mereka.
Sarana prasarana yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik maka akan memudahkan pemberian layanan kepada peserta didik yang termasuk anak
berkebutuhan khusus. Sarana prasarana pendidikan yang ada di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif hendaknya sesuai dengan prinsip aksesibiltas
fisik yaitu keamanan, kegunaan, kemudahan, dan kemandirian, sehingga layanan yang diberikan sekolah terhadap anak berkebutuhan khusus ditinjau dari aspek
sarana prasarana dapat maksimal.
4. Pendidik