84
E. Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dari tutor atau instruktur kepada peserta didik. Berdasarkan
hasil penelitian di Studio Plaosan, Yulius Panon Pratomo selaku tutor menjelaskan bahwa dalam melaksanakan strategi pembelajaran menggunakan
media pembelajaran di Sanggar Nafs-i-gira yaitu berupa media visual dan media audiovisual.
a. Media Visual. Materi pembelajaran Sanggar Nafs-i-gira banyak menggunakan gambar-
gambar untuk menerangkan kepada peserta didik, salah satunya yaitu pada awal materi tahun I yaitu mengenal nama dan bunyi nada. Media berupa gambar ini
dibuat untuk memfokuskan pada gambaran dan pola-pola sehingga mempermudah pemahaman peserta didik. Yulius Panon Pratomo mengatakan bahwa selain musik
dapat didengar namun juga dapat dilihat maka diwujudkan dalam bentuk gambar dan pola-pola.
Gambar 24. Media Gambar dok. Sanggar Nafs-i-gira 2015
Me bacaan an
bobo, aste didik kem
masing-m kertas. Se
menceritak antara lain
apa tujuan menyelesa
Ke menyenan
bacaan ter semakin m
tahapan b melatih kr
edia visual nak-anak. B
erix dan obe mudian mem
masing peser elanjutnya,
kan kemba n berdiskusi
n isi cerita aikan masal
egiatan me ngkan. Selai
rsebut, ceri menarik. D
acaan anak reativitas.
berikutnya Buku bacaan
elix diperol milih salah
rta didik lal hasil dari
ali dihadapa i serta menj
a tersebut, lah dari ceri
Gam embaca bu
in dapat men ta-cerita lu
Dijelaskan p k-anak, pese
85
a mengguna n anak sepe
eh dari perp h satu buk
lu menyimp i membaca
an tutor da njelaskan me
dan apa s ita tersebut.
mbar 25. M dok. Desti
uku dirasa ngenal berm
cu di dalam pula oleh Y
erta didik d akan media
erti komik pustakaan S
ku bacaan. pulkan cerit
a buku sec an peserta d
engenai isi saja cara-ca
edia Buku i 2015
akan oleh macam kara
mnya memb Yulius Pan
dilatih untuk pembelajar
donal bebe Sanggar Na
Setelah se ta yang kem
cara bergili didik lainny
cerita, siap ara yang d
Agatha akter dan tok
buat kegiata non Pratom
k berpikir s ran berupa
ek, komik g afs-i-gira. Pe
elesai mem mudian ditu
ir peserta ya. Kegiata
pa saja toko digunakan u
Fabyan s koh-tokoh d
an pembela mo bahwa d
secara kriti buku
gober, eserta
mbaca, ulis di
didik an ini
hnya, untuk
angat dalam
ajaran dalam
s dan
b. Media Au
San mengguna
mengandu penelitian
menyaksik kartun “T
menjadi k Selain itu,
sehingga d udiovisual.
nggar Na akan media
ung unsur terdapat ke
kan bersam Tom and Je
kegiatan me , film kartun
dapat menja afs-i-gira
a audiovisu suara dan
egiatan men ma-sama vid
erry”. Tutor engapresiasi
n “Tom and adi hiburan
Gambar 26 dok. S
Gamba dok. S
86
dalam ke ual. Media
mengandun ngapresiasi
eo pertunju r mengatak
i dikarenaka d Jerry” mem
yang menar
6. Video Per Sanggar Naf
ar 27. Video Sanggar Naf
giatan pe a ini meru
ng unsur g musik. Wu
ukkan musik kan menyak
an menamp miliki tokoh
rik bagi pes
rtunjukkan M fs-i-gira 201
o Film Kartu fs-i-gira 201
embelajaran upakan jen
gambar. Be ujud kegiata
k klasik dan ksikan film
pilkan bany h serta alur
serta didik.
Musik 15
un 15
n musik nis media
erdasarkan an tersebut
n menonton kartun ter
ak musik k cerita yang
anak yang
hasil yaitu
n film rsebut
klasik. g lucu
87
F. Pembahasan Strategi Pembelajaran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai strategi pembelajaran musik anak di Sanggar Nafs-i-gira Yogyakarta diperoleh data-data
yang relevan dengan fokus permasalahan. Data penelitian terdiri dari strategi pembelajaran, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran
dan media pembelajaran yang digunakan oleh tutor. Berdasarkan kelima jenis strategi pembelajaran yang telah diuraikan pada
teori yang ada, strategi pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran musik anak di Sanggar Nafs-i-gira lebih dekat dengan strategi pembelajaran
langsung dan strategi pembelajaran interaktif. Hal ini dikarenakan dalam proses pembelajaran serta materi pembelajaran disampaikan secara langsung oleh tutor
maupun instruktur namun tetap melibatkan interaksi dengan peserta didik. Selain itu, tutor menyampaikan materi secara bertahap dan selalu berinteraksi dengan
peserta didik dalam kegiatan proses pembelajaran. Tahapan pembelajaran yang digunakan oleh tutor di Sanggar Nafs-i-gira telah sesuai dengan teori-teori yang
ada yaitu strategi pembelajaran langsung dan strategi pembelajaran interaktif. 1. Penerapaan strategi pembelajaran langsung dalam proses pembelajaran musik
anak di Sanggar Nafs-i-gira ini memiliki beberapa kelebihan, diantaranya adalah: a. Tutor dapat mengendalikan isi materi dan berbagai macam kegiatan pembelajaran
yang diterima oleh peserta didik, sehingga tutor dapat mempertahankan fokus tujuan pembelajaran yang dicapai oleh peserta didik.
b. Tutor dapat mengatasi perbedaan karakter dan kemampuan masing-masing peserta didik dengan baik, walaupun dengan usia peserta didik yang berbeda.
88
c. Proses pembelajaran dapat berjalan efektif dalam mengajarkan teori-teori musik dan keterampilan-keterampilan bermusik bagi peserta didik.
d. Proses pembelajaran berjalan cukup efisien dalam mengajarkan pembelajaran musik bagi peserta didik secara bertahap.
2. Penerapaan strategi pembelajaran interaktif pada proses pembelajaran musik anak di Sanggar Nafs-i-gira ini memiliki beberapa kelebihan, diantaranya adalah:
a. Peserta didik lebih banyak diberikan kesempatan untuk terlibat pada objek dan materi yang dipelajari.
b. Melatih peserta didik mengungkapkan rasa ingin tahu melalui pertanyaan- pertanyaan yang diajukan oleh tutor.
c. Memberikan sarana bermain bagi peserta didik melalui berdiskusi, pengalaman bermusik dan berbagai macam kegiatan di Sanggar Nafs-i-gira.
d. Tutor sebagai motivator belajar dan demonstator bagi peserta didik. e. Menempatkan peserta didik sebagai subjek pembelajaran yang aktif.
Selain memiliki kelebihan, strategi pembelajaran musik di Sanggar Nafs-i- gira juga memiliki beberapa kekurangan yang dapat diuraikan sebagai berikut:
Pada tahun II materi pembelajaran. Terdapat pilihan alat musik yang digunakan peserta didik dengan instruktur musik. Pertemuan dan interaksi dengan
instruktur dilakukan hanya dalam pertemuan triwulan Sanggar. Hal tersebut menurut peneliti kurang efektif dan efisien karena hanya 3 bulan sekali peserta
didik bertemu secara khusus dengan para instruktur. Salah satu contoh yaitu, instruktur biola dihadirkan pada pertemuan triwulan, teknik dan penguasaan
materi dilakukan dalam satu hari untuk peserta didik.