Strategi Pembelajaran KAJIAN PUSTAKA

14 sosial dan kemampuan-kemampuan. Selain itu, mengorganisasikan pemikiran dan dapat membangun argumen yang rasional Ngalimun, 2014: 11. Dalam strategi pembelajaran ini memiliki tahapan pembelajaran tersendiri. Adapun tahap-tahap strategi pembelajaran interaktif menurut Majid 2013: 88-90 sebagai berikut. 1 Tahap persiapan preparation. 2 Tahap pengetahuan awal before view. 3 Tahap kegiatan exploratory. 4 Tahap pertanyaan peserta didik children questions. 5 Tahap penyelidikan investigation. 6 Tahap pengetahuan akhir after views. 7 Tahap refleksi reflection. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran interaktif merupakan cara guru membangun situasi peserta didik untuk berpikir dan membangun argumen yang rasional. Strategi pembelajaran interaktif dapat berupa diskusi kelompok, pengerjaan tugas kelompok dan kerja sama peserta didik secara berpasangan. d. Strategi Pembelajaran Melalui Pengalaman Penekanan dalam strategi pembelajaran melalui pengalaman adalah pada proses belajar. Menurut Majid, 2013: 93 adalah proses belajar mengajar yang mengaktifkan pembelajar untuk membangun pengetahuan dan keterampilan melalui pengalamannya secara langsung. Bagi Ngalimun, 2014: 12 kelebihan strategi ini yaitu meningkatkan partisipasi peserta didik, meningkatkan kritis 15 peserta didik, meningkatkan analisis dan menerapkan pembelajaran pada situasi yang lain. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran melalui pengalaman merupakan proses membangun pengetahuan dan memperluas keterampilan-keterampilan peserta didik melalui pengalaman dari hal yang telah mereka pelajari. e. Strategi Pembelajaran Mandiri Strategi pembelajaran mandiri memberikan kesempatan peserta didik untuk mencerna materi ajar dengan sedikit bantuan guru. Dari proses pembelajaran mandiri tersebut, diperoleh peran guru atau instruktur berubah menjadi fasilitator atau perancang proses belajar. Menurut Hamruni 2012: 10 strategi pembelajaran yang bertujuan membangun inisiatif individu, kemandirian serta peningkatan diri. Bagi Majid 2013: 102 dimaksudkan untuk memberi kesempatan kepada peserta didik untuk maju sesuai dengan kecepatan masing- masing dan memaksa untuk belajar lebih aktif. Dikatakan pula untuk melakukan strategi pembelajaran tersebut peserta didik harus dirangsang supaya melakukan kegiatan belajar, sebagai contoh yaitu diberi tugas atau pertanyaan. Kelebihan dari pembelajaran mandiri yaitu membentuk peserta didik yang mandiri dan bertanggung jawab. Sedangkan kekurangannya yaitu peserta didik belum dewasa, sulit menggunakan pembelajaran mandiri. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran mandiri merupakan cara agar peserta didik belajar lebih aktif yang bertujuan membangun inisiatif individu, kemandirian dan peningkatan diri. 16

B. Tujuan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran yang dibangun oleh guru dan peserta didik adalah kegiatan yang memiliki suatu tujuan. Sebagai kegiatan yang memiliki tujuan, maka segala sesuatu yang dilakukan guru dan peserta didik hendaknya diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Oleh karenanya keberhasilan suatu strategi pembelajaran dapat ditentukan dari keberhasilan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran Sanjaya, 2006: 131. Tujuan-tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan oleh guru di awal pembelajaran dapat digunakan sebagai acuan dalam menentukan materi pelajaran, metode, atau strategi pembelajaran, alat, media, sumber belajar, dan rancangan evaluasi untuk mengukur keberhasilan belajar siswa Sanjaya, 2009: 64. Hamalik 2014: 76 mengutarakan bahwa tujuan goals adalah rumusan yang luas mengenai hasil-hasil yang diinginkan, yang di dalamnya terdapat target yang harus dicapai oleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Bagi Kosasih 2014: 13 merupakan pencapaian perubahan perilaku pada peserta didik setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan pendapat tersebut disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran merupakan perubahan perilaku yang dimiliki peserta didik setelah mengikuti pembelajaran. Hal tersebut, merupakan sasaran akhir yang diharapkan oleh guru setelah melaksanakan kegiatan belajar mengajar. 17

C. Materi Pembelajaran

Materi atau bahan ajar merupakan komponen inti yang terdapat dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Winkel 1991: 193 merupakan bahan yang digunakan untuk belajar peserta didik yang membantu untuk mencapai tujuan instruksional. Adapun kriteria materi tersebut antara lain Winkel, 1991: 195: a. Materi atau bahan ajar harus sesuai terhadap tujuan intruksional yang harus dicapai. Bloom dan Krathwohl dalam Irawan 1996: 12 tujuan instruksional menvakup tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Hal ini dapat diartikan bahwa yang akan dituntut dari peserta didik yaitu jenis perilaku dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotor. b. Materi atau bahan ajar disesuaikan. Uno 2007: 5 menjelaskan bahwa materi sangat bergantung pada karakteristik peserta didik dan jenis materi yang dipelajari. Hal ini dimaksudkan bahwa taraf kesulitan dengan kemampuan disesuaikan agar peserta didik dengan mudah menerima dan mengolah bahan yang diajarkan oleh guru. c. Materi atau bahan ajar dapat menunjang motivasi. Sutikno 2007: 1 menjelaskan bahwa motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Oleh karena itu, Uno 2007: 5 mengutarakan bahwa dengan memperkenalkan materi pembelajaran melalui contoh ilustrasi tentang kehidupan sehari-hari serta meyakinkan apa manfaat mempelajari pokok bahasan tertentu, hal tersebut akan mempengaruhi motivasi belajar peserta didik. 18 d. Materi atau bahan ajar dapat membantu untuk melibatkan peserta didik secara aktif, baik berpikir sendiri maupun dengan melakukan berbagai kegiatan. Terkait dengan hal tersebut peserta didik tidak hanya secara pasif menerima materi namun juga dituntut secara aktif untuk ikut terlibat agar peserta didik semakin percaya diri dan dapat bekerja sama dengan peserta didik lainnya melalui kegiatan pembelajaran yang diajarkan oleh guru. e. Materi atau bahan ajar harus sesuai dengan media pembelajaran yang tersedia. Hal senada dikatakan oleh Majid 2013: 61 bahwa dipastikan pula peserta didik dapat mengakses materi sesuai dengan media pembelajaran yang tersedia. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa diharapkan guru mampu menghasilkan materi atau bahan ajar sesuai dengan media pembelajaran yang tersedia atau memiliki akses kepada orang-orang yang dapat menyediakannya. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa materi atau bahan ajar merupakan isi atau komponen penting dari bahan pembelajaran yang harus dikuasai peserta didik. Kriteria materi tersebut dibuat sedemikian rupa agar membantu memudahkan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran.

D. Metode Pembelajaran

Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal Sanjaya, 2006: 147. Menurut Majid 2013: 107 metode pembelajaran berfungsi sebagai cara untuk menyajikan, menguraikan, memberi contoh serta memberi latihan kepada peserta didik untuk mencapai tujuan tertentu. 19 Adapun macam-macam metode pembelajaran menurut Sanjaya 2006: 147-149 sebagai berikut: 1. Metode Ceramah Metode ceramah merupakan metode yang sampai saat ini sering digunakan oleh setiap guru atau instruktur. Metode ceramah adalah metode pembelajaran yang digunakan dalam mengembangkan proses pembelajaran melalui cara penuturan Majid, 2013: 194. Dapat dikatakan guru menyampaikan materi pembelajaran tersebut secara verbal. Hal ini dikarenakan pembelajaran dilakukan secara lisan atau penjelasan langsung dari guru kepada peserta didik. Metode ini baik digunakan guru dalam mengajar dengan strategi pembelajaran ekspositori atau strategi pembelajaran langsung. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa metode ceramah merupakan metode pembelajaran dengan cara penuturan. Dapat dikatakan pula metode ini hanya mengandalkan suara guru sehingga guru dapat mengatur pokok materi yang perlu ditekankan. Hal tersebut disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. 2. Metode Demonstrasi Metode demonstrasi dapat dikatakan di mana guru memainkan peranan yang penting karena kejelasan dari sesuatu yang dipertunjukkan dan diterangkan bergantung dari cara guru memperlihatkannya. Menurut Sanjaya 2006: 152 merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan memperagakan serta mempertunjukkan kepada peserta didik mengenai suatu proses, situasi atau benda tertentu. Bagi Saiful dalam Majid 2013: 197 adalah petunjuk tentang proses 20 terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara nyata. Sebagai metode pertunjukan, dikatakan pula metode demonstrasi tidak lepas dari penjelasan secara lisan oleh guru walaupun dalam setiap kesempatan peran peserta didik hanya menyimak dan memperhatikan, akan tetapi materi pembelajaran dapat tersampaikan dengan jelas. Terkait dengan strategi pembelajaran, metode demostrasi tersebut dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori atau strategi pembelajaran langsung. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa metode demonstrasi merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam memeragakan serta mempertunjukkan mengenai suatu proses yang dicontohkan agar dapat dipahami oleh peserta didik. 3. Metode Diskusi Diskusi berbeda dengan debat yang bersifat mengadu argumentasi. Diskusi lebih bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama-sama. Menurut Sugihartono 2007: 83 bahwa metode diskusi merupakan metode pembelajaran melalui pemberian masalah kepada peserta didik dan diminta memecahkan masalah. Hal ini dapat mendorong peserta didik untuk mengungkapkan pendapat serta dapat bersikap toleran pada pendapat orang lain. Tujuan utama dalam metode tersebut menurut Majid 2013: 200 adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan peserta didik. Metode tersebut dapat digunakan pada