STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAE RAH PROVINSI LAMP UNG 2007
IV- 2
Dari hasil pengukuran kualitas udara yang dilakukan oleh Bapedalda Pr ovinsi Lampung pada tahun 2005-2006 yang meliputi kandungan NO
2
dan SO
2
di sekitar pemukiman, industri, dan transportasi di Kota Bandar Lampung diketahui bahw a kedua parameter
udara tersebut masih berada dalam kondisi aman. Hasil pengukuran tersebut disajikan pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Kandungan NO
2
dan SO
2
di Kota Bandar Lampung 2005-2006
Waktu Pengukuran tahunbulan 2005 2006
Sumber Parameter yg
diukur
Sep Okt Nov Des Jul Ags Sep Okt
NO
2
µgm
3
0,356 0,298 ---
0,154 39,1 28,1 22,3 58,1
Transportasi SO
2
µgm
3
18,7 6,8 --- 2,7 43,7 35,3 6,76 1,86
NO
2
µgm
3
0,471 0,309 0,169 0,397 33,6 28,5 17,5 49,1
Industri SO
2
µgm
3
21,3 6,5 4,2 0,3 17,8 14,8 5,1 6,82
NO
2
µgm
3
0,198 0,177 0,108 0,304 11,8 15,8 12,7 26,9
Pemukiman SO
2
µgm
3
51,1 2,9 2,3 1,9 11,5 9,44 17,6 8,2
NO
2
µgm
3
150 150 150 150 150 150 150 150
BM ambien SO
2
µgm
3
365 365 365 365 365 365 365 365
Sumber: Bapedalda Provinsi Lampung 2006 Keterangan: Transportasi diukur di halaman kantor PTPN VII, Jl. T. Umar Kedaton
Industrri diukur di halaman kantor PT. Semen Baturaja Cabang Panjang Pemukiman
diukur di
halaman kantor PT. Villa Citra, Sukarame
4.2 UP AYA P ENGENDALIAN
Emisi kendaraan ber motor sangat potensial menimbulkan pencemaran udara. Penggunaan bahan bakar bensin yang mengandung timbal Pb mempunyai andil
besar dalam menurunkan kualitas udara. Demikian juga halnya dengan produksi gas polutan, seperti CO
2
, serta NO dan CO jika pembakaran tejadi secara tidak sempurna. Pertumbuhan kendaraan ber motor saat ini meningkat pesat, terutama kendaraan roda
dua. Hal ini merupakan potensi pencemar udara di kemudian hari jika umur pakai kendaraan tersebut semakin bertambah dan efisiensi pembakaran kendaraan tersebut
semakin menurun. Pengendalian pencemaran udara merupakan suatu upaya yang dimaksudkan unuk
menurunkan jumlah dan kadar pencemaran udara dar i sumber pencemar. Walaupun secara umum kualitas udara di Provinsi Lampung relatif masih baik, namun per lu
diantisipasi pencegahan dan mempertahankan kondisi tersebut melalui kegiatan monitoring secara berkala terhadap sumber-sumber pencemar, terutama industri dan
transportasi. Surat Edaran Gubernur Lampung No. 660.330298Bapedalda2000
STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAE RAH PROVINSI LAMP UNG 2007
IV- 3
tanggal 11 Februari 2000 tentang Pemeriksaan MutuKualitas Udara di Daerah dapat menjadi acuan dalam pelaksanaan kegiatan dimaksud.
Kegiatan pengendalian pencemaran udara juga dilakukan melalui penyuluhan dan sosialisasi peraturan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat dan dunia
usaha, terutama industri-industri yang berpotensi besar menimbulkan pencemaran. Langkah-langkah yang dapat ditempuh antara lain:
• Pengendalian pada tahap perencanaan yang dilaksanakan dengan ketentuan yang berlaku.
• Pengendalian pada tahap pelaksanaan operasional, seperti penetapan emisi standar, baik untuk sumber pencemar yang bergerak maupun tidak bergerak.
• Pemantauan dan pengaw asan terhadap emisi atau ambien dan upaya pengendalian oleh masing- masing penanggung jaw ab kegiatan. Dalam hal ini
pelaksanaan Kajian A MDAL pada kegiatanusaha yang akan dilaksanakan haruslah dievaluasi dengan sungguh-sungguh oleh Tim Komisi AMDAL.
Demikian juga dengan pelaksanaan UKL dan UPL yang direncanakan oleh pelaksana kegiatan harus dipantau dan dievaluasi dengan sebaik-baiknya.
• Pemantauan secara berkala dan pengujian kualitas udara pada beberapa titik yang raw an polusi akibat kepadatan lalu lintas sebagai bahan evaluasi terhadap
kemungkinan dilakukannya pola penanganan bila terjadi penyimpangan dari ambang batas yang ditetapkan.
• Pemberian sanksi hukum yang pelaksanaannya disesuaikan dengan ketentuan
yang berlaku.
Selain langkah-langkah tersebut, pemerintah daerah juga diharapkan dapat menyusun suatu dokumen strategi dan rencana aksi untuk meningkatkan kualitas udara di
perkotaan secara partisipatif dengan melibatkan berbagai dinasinstansi terkait, seperti Bapedalda, Dinas Perhubungan, Dinas Perindustrian, Dinas Pertambangan dan
Energi, dan lain-lain. Penyusunan strategi dan rencana aksi ini dapat diaw ali dengan melakukan analisis aw al terhadap beberapa hal penting, yaitu:
• Penyebab pencemaran udara dan beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya pencemaran udara tersebut, seperti pertumbuhan penduduk, tata
STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAE RAH PROVINSI LAMP UNG 2007
IV- 4
ruang, pertumbuhan ekonomi, sumber energi yang digunakan, dan kesadaran masyarakat terhadap isu pencemaran udara.
• Sumber-sumber pencemaran udara untk mengetahui pengaruh berbagai kegiatan pada pencemaran udara, seperti emisi gas buang, sistem transportasi
dan lalu lintas, kegiatan industri, pembakaran sampah, dan lain-lain. • Tingkat pencemaran udara yang dapat dipantau secara kontinyu untuk
mengetahui perkembangan kondisi udara di w ilayah tersebut. • Dampak pencemaran udara terhadap tingkat kesehatan penduduk, kualitas
bangunan, tumbuh-tumbuhan, perekonomian, dan lain-lain. • Kelembagaan yang terkait dengan pengendalian pencemaran udara, terutama
untuk koordinasi antarinstansi, peraturan perundang-undangan, penegakkan hukum, pendanaan dalam pengendalian lingkungan, dan lain-lain.
STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAE RAH PROVINSI LAMP UNG 2007
V- 1
BAB V. HUTAN DAN LAHAN KRITIS