STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI LAMPUNG 2007
VII- 2
7.2 PEMANFAATAN DAN ANCAMAN
7.2.1 Pemanfaatan
Pemanfaatan lahan di sepanjang Pantai Barat, terutama untuk perkebunan rakyat, telah berlangsung lebih dari 100 tahun. Pantai Timur mengalami perubahan luar biasa
selama 20 tahun terakhir. Jutaan orang masuk dari Jawa, Sulawesi Selatan dan Bali, baik dalam program pemerintah ataupun swakarsa, yang pada gilirannya membuat
90 hutan mangrove diubah menjadi lahan tambak udang dan reklamasi pembuatan tanggul dan hampir semua rawa menjadi lahan pertanian.
Saat ini luasan mangrove di Pantai Tirnur tinggal sekitar 2.000 ha CRMP, 1998 dari semula 20.000 ha. Habisnya mangrove ini merupakan penyebab utama abrasi yang
terjadi di sepanjang Pantai Timur sekitar Labuhan Maringgai. Tapi dampak negatifnya terhadap perikanan tangkap laut masih belum diketahui secara pasti.
Daerah tujuan transmigrasi di Rawa Sragi, Rawa Jitu, dan Rawa Pitu meliputi luas areal 51.500 ha. Sejak tahun 1990-an terjadi perubahan pemanfaatan lahan menjadi
perkebunan kelapa sawit dan tebu, terutama di Mesuji dan Way Seputih. Kegiatan penebangan pohon dan pembakaran juga berperan dalam rnengubah rawa yang masih
ada menjadi lahan gelam Melaleuca cajuputi dan paya-paya gelagah, yang keduanya merupakan tanaman sekunder.
Di Teluk Lampung berkembang usaha budidaya laut marine culture, yaitu kerang mutiara yang terdapat di Pulau Tegal, Teluk Hurun, Tanjung Putus, dan sekitar Pulau
Legundi. Pembudidaya kerang mutiara merupakan PMA Jepang. Usaha kerang mutiara ini tidak banyak pengaruhnya terhadap penyerapan teknologi dan
perkembangan budidaya kerang mutiara oleh pembudidaya lokal. Selain kerang mutiara, budidaya ikan kerapu juga telah berkembang pesat.
Perkembangan ini tidak terlepas dari peranan Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut dulu BBL Lampung. Ikan kerapu yang umum dibudidayakan adalah kerapu
macan dan kerapu tikus. Saat ini sudah mulai diusahakan pengembangan budidaya kerapu kertang dan kerapu lodi.
STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI LAMPUNG 2007
VII- 3
Gambar 7.1 Usaha Budidaya Ikan Kerapu di Teluk Lampung Maret 2007
Adanya zona perairan laut yang dimanfaatkan untuk kegiatan budidaya laut ini menyebabkan dampak positif, yaitu terlindunginya habitat terumbu karang dari aktivitas
penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan, seperti menggunakan bom ataupun racun potasium sianida, di sekitar perairan tersebut. Namun demikian, keberadaan
zona budidaya kerang mutiara yang cukup luas menyebabkan nelayan setempat kehilangan daerah penangkapan ikan yang signifikan.
7.2.2 Ancaman